Sholat Subuh Kesiangan, Bagaimana Hukum Mengerjakannya?

Sholat subuh kesiangan merupakan fenomena yang sering terjadi pada orang-orang yang sering begadang malam hari. Rasulullah SAW pun menganjurkan muslim untuk tidak begadang mengerjakan urusan yang tidak penting. Lantas, bagaimana hukumnya sholat subuh kesiangan ini?

Ibadah wajib seperti sholat fardhu memang seharusnya dikerjakan tepat waktu setelah adzan berkumandang. Namun, banyaknya urusan manusia baik soal pekerjaan atau kebiasaan membuat pengerjaan sholat menjadi lalai.

Hukum Sholat Subuh Kesiangan

Menurut Quraish Shihab dalam buku Panduan Shalat Bersama Quraish Shihab dijelaskan bahwa seseorang yang terlambat sholat shubuh karena ketiduran, maka harus tetap bangun kemudian berwudhu dan segera mengerjakan sholat sebelum matahari naik sepenggalan.

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu sholat, kemudian dia lupa atau tertidur maka hendaklah segera dia sholat begitu dia teringat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, sholat subuh tetap dilaksanakan meski sudah melebihi waktu terbitnya matahari. Asalkan belum memasuki waktu sholat dhuha, maka seseorang yang terlambat harus tetap bangun kemudian mengerjakan sholat subuh.

Keutamaan Sholat Subuh

Keutamaan mengerjakan sholat subuh ini sudah dijelaskan langsung dalam Al-Qur'an bahwa mengerjakan sholat fardhu menjadi tiket bagi seorang muslim bisa masuk surga Allah SWT berfirman:

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ

ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Arab-Latin: Wallażīna hum 'alā ṣalawātihim yuḥāfiẓụn, ulā`ika humul-wāriṡụn, allażīna yariṡụnal-firdaụs, hum fīhā khālidụn

Artinya: "Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Al Muminun: 9-11)

Dalam sebuah hadits qudsi pun dijelaskan bahwa, "Sesungguhnya Aku mewajibkan atas umatmu sholat lima waktu. Dan aku telah berjanji siapa yang menjaganya tepat pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Siapa tidak menjaganya, maka tidak ada janji dari-Ku baginya." (HR Abu Dawud)

Selain itu, mengutip buku Rahasia Keutamaan Shalat Subuh oleh Syeikh M Nuruddin Marbu Al Makki, sholat subuh memiliki banyak keutamaan bagi seorang muslim. Salah satunya mampu membuat jiwa dan raga menjadi sehat. Secara tidak langsung, gerakan pada sholat shubuh merupakan olahraga ringan layaknya senam.

Tips agar Sholat Subuh Tidak Kesiangan

Mengutip buku Dahsyatnya Tahajud, Subuh & Dhuha: Keberkahan Bangun Pagi oleh Adnan Tarsyah, bahwasannya seorang muslim harus senantiasa mempersiapkan hal-hal baik sebelum datang waktunya, termasuk sholat subuh. Seorang muslim yang baik sudah seharusnya tidak melakukan aktivitas yang menyebabkan sholat subuh kesiangan terlebih hanya untuk hal-hal yang mudharat.

Berikut adalah beberapa tips agar sholat subuh tidak kesiangan:

1. Memiliki niat melaksanakan sholat shubuh tepat waktu.

2. Mengingat Allah SWT setiap bangun agar tidak kembali tertidur.

3. Meminta bantuan orang tua, pasangan atau orang di sekitar untuk membangunkan jika sudah masuk waktu shubuh. Hal ini menjadi bentuk usaha dan sikap saling tolong menolong antar manusia. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ

Bacaan latin: wa ta'āwanụ 'alal-birri wat-taqwā wa lā ta'āwanụ 'alal-iṡmi wal-'udwāni wattaqullāh

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah : 2)

4. Memercikan air pada wajah untuk bangun. Berdasar riwayat Ahmad, Rasulullah SAW memuji suami atau istri yang bangun malam untuk sholat, lalu ia membangunkan pasangan yang tidak mau bangun dengan memercikan air pada wajahnya.

5. Tidak begadang jika sudah larut malam. Hal ini juga yang dilakukan oleh Rasulullah SAW setelah usai sholat Isya. Beliau menyegerakan tidur agar bisa terbangun untuk melaksanakan qiyamul lail.

Video: Bagaimana Hukum Haji dari Hasil Undian Berhadiah?

Video: Bagaimana Hukum Haji dari Hasil Undian Berhadiah?