Keluar api di tanah Hijaz menjadi salah satu tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Peristiwa ini sebelumnya sudah pernah terjadi pada tahun 654 H. Apakah api ini yang dimaksud tanda kiamat?
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul api dari tanah Hijaz yang menerangi punuk-punuk unta di Basrah."
Mengutip buku Tanda-tanda Kiamat oleh Mahmud Rajab Hamady, Ibnu Katsir berkata bahwa pada tahun 654 H pernah muncul api di daerah Hijaz menerangi punuk unta di kota Basrah seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Al-Qurtubi mengomentari hadits di atas: "Api muncul dari daerah Hijaz yang diawali dengan terjadinya gempa yang dahsyat pada malam Rabu bulan Jumadil Akhir pada tahun 654 H. Api itu terus menyala dan baru padam di waktu dhuha pada hari Jumat.
Api tersebut muncul dari perkampungan Quraizha (bekas perkampungan Yahudi) dekat kota Madinah, dan terus menjalar melewati pegunungan dengan menghanguskan setiap yang ada diatasnya. Bentuknya seperti air sungai berwarna merah dan suara nyalanya seperti petir.
Api itu terus menjalar dan berakhir di dekat Irak. Ketika api mendekati kota Madinah, anehnya hembusan angin ke kota Madinah tetap dingin. Api itu menyala di angkasa selama 5 hari hingga lidah api terlihat dari pengunungan di kota Makkah."
Peristiwa Munculnya Api di Tahun 654 H
Dr. Umar Sulaiman al Asygar dalam bukunya Ensiklopedia Kiamat menjelaskan tanda kiamat yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW akan terjadi pada masa yang akan datang ini benar-benar terjadi persis seperti yang digambarkan Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa munculnya api tersebut terjadi pada tahun 654 H. Ibnu Katsir menceritakan kemunculan api ini dalam kejadian-kejadian pada tahun 654 H.
Pada tahun itu muncul api dari tanah Hijaz yang kemudian menerangi punuk-punuk unta di Basrah sebagaimana bunyi hadis riwayat Bukhari-Muslim. Imam al-Allamah al-Hafizh Syihab ad Din Abu Syamah al-Maqdisi bercerita panjang lebar mengenai hal ini dalam kitabnya adzDzail wa Syarhuhu. Beliau juga menghimpun dari banyak kitab yang bisa disebut Mutawatir dari Hijaz sampai ke Damaskus guna melukiskan perihal api yang dilihat dengan mata kepala dan bagaimana awal mula kemunculannya.
Berikut ringkasan peristiwa yang dituturkan Abu Syamah (Abu Syamah hidup sezaman dengan kemunculan api itu):
"Datang surat dari Madinah ke Damaskus bahwa telah muncul api di sekitar mereka pada tanggal 5 Jumadil Akhir tahun ini. Surat-surat itu ditulis pada 5 Rajab dan api telah muncul di sana, dan surat-surat tersebut sampai ke hadapan kami pada tanggal 10 Syaban."
Abu Syamah berkata lagi:
"Bismillahirrahmanirahim. Pada awal Syaban tahun 654 H di kota Damaskus telah tiba surat-surat dari Madinah. Di dalamnya terdapat keterangan mengenai perkara besar yang terjadi sekaligus membenarkan hadis Abu Hurairah yang ada dalam Shahih al Bukhari dan Shahih Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak akan terjadi sampai api muncul dari tanah Hijaz menerangi punuk-punuk unta di Basrah."
"Orang yang ku nilai terpercaya yang menyaksikan langsung hal ini memberitakan kepadaku bahwa surat-surat tersebut ditulis berkat bantuan cahaya api tersebut. la berkata, "Saat malam-malam itu, kami berada di rumah kami, seakan-akan di rumah setiap orang ada pelita, tetapi tak ada panas walau api tersebut besar. Ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah Azza wa Jalla."
Abu Syamnah berkata: "Berikut ini gambaran mengenai api dalam surat-surat yang datang. Pada malam Rabu, tanggal 3 Jumadil akhir tahun 654 H, di Madinah muncul suara yang menggelegar, kemudian terjadi gempa besar yang mengguncangkan tanah, dinding, atap, kayu, dan pintu setiap waktu sampai hari Jumat tanggal 5 bulan tersebut. Kemudian muncul api besar di Harrah dekat Quraizah.
Kami dapat melihatnya dari rumah kami di dalam kota seakan-akan api tersebut berada di samping kami (karena terangnya). Api itu sangat besar dan lidah apinya lebih besar dari tiga menara. Api tersebut menjalar ke wadi (oase) Syazha seperti halnya air mengalir, dan akhirnya api itu menghentikan aliran air Syazha sehingga tidak mengalir lagi.
Demi Allah, kami telah mengecek sekumpulan orang yang telah melihatnya. Lalu tiba-tiba gunung-gunung menjadi lautan api, sehingga menutup Herat yang merupakan jalur haji orang Iraq. Api itu terus merambat sampai ke Herat dan berhenti setelah kami sadar bahwa api itu mendatangi kami, lalu api itu kembali menjalar ke arah timur. Dari tengah-tengahnya muncul bukit-bukit api yang melahap batu-batu.
Surat ini dibuat pada hari Kamis tanggal 5 Rajab 654 H. Api telah berubah dan kembali menggila di Quraizah, jalur bagi para jamaah haji Iraq sampai ke Herat. Semuanya api yang menyala-nyala. Kami dapat melihatnya pada malam hari dari Madinah bagaikan api unggun para haji.
Puncak api terbesar adalah gunung-gunung api merah dan api besar yang berasal dari Quraizah. Api itu makin besar, dan orang-orang tak lagi tahu apa lagi yang akan terjadi setelah itu. Semoga Allah menjadikan penghujungnya sebagai kebajikan. Aku tak sanggup melukiskan api ini lagi.
Abu Syamah berkata:
Dalam surat lain tertera: Pada Jumat pertama bulan Jumadil Akhir 654 H, di timur kota Madinah muncul api besar yang berjarak setengah hari (perjalanan) dari Madinah. Api itu menggelegar dari dalam bumi dan menjalar sampai ke bukit Uhud.
Kemudian api itu berhenti, dan kami tak tahu apa yang harus diperbuat. Saat api itu muncul, penduduk Madinah masuk ke Masjid Nabawi ke ruangan makam Nabi Muhammad SAW sambil beristigfar seraya menyebut ini adalah tanda-tanda kiamat.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Daftar 50 SMA Terbaik di Indonesia, 9 di Antaranya Madrasah Aliyah Negeri
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Pengumuman! BP Haji Buka Lowongan, Rekrut Banyak SDM untuk Persiapan Haji 2026