5 Adab Membaca Al-Qur'an, Penting untuk Dipraktikkan

5 Adab Membaca Al-Qur'an, Penting untuk Dipraktikkan

Christavianca Lintang - detikHikmah
Sabtu, 05 Nov 2022 11:00 WIB
Ilustrasi pria muslim sedang membaca Al-Quran
Ilustrasi adab membaca Al-Qur'an. Foto: Getty Images/cihatatceken
Jakarta -

Al-Qur'an menjadi pedoman hidup umat Islam. Melansir laman Kemenag, Al-Qur'an adalah penuntun umat manusia dalam menjalankan kehidupan dengan arah tujuan jalan yang lurus dengan iman di dunia.

Abdul Hamid, Lc., M.A dalam buku Pengantar Studi Al-Qur'an, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an untuk menjadi undang-undang bagi umat manusia, menjadi petunjuk, sebagai tanda atas kebesaran Rasul, serta penjelasan atas kenabian dan kerasulannya.

Dalam buku yang sama disebutkan bahwa Al-Qur'an sebagai kala Ilahi yang diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian-kejadian yang berlangsung sehingga menjadi lebih melekat dalam hati, lebih mudah dipahami oleh akal manusia, menuntaskan segala masalah, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, juga untuk menguatkan hati Rasulullah SAW dalam menghadapi cobaan dan kesulitan yang beliau hadapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, tidak sedikit seorang muslim yang masih lalai akan adab ibadah dalam membaca Al-Qur'an. Berikut 5 Adab yang wajib diterapkan dalam menjalankan amalan ibadah membaca Al-Qur'an!

1. Diawali dengan Niat yang Ikhlas karena Allah Ta'ala

Dilansir dari Kemenag, ikhlas adalah perasaan hati yang hanya diketahui oleh Allah SWT, terkait dengan ikhlas, amalan ikhlas diterangkan oleh Allah SWT. Melalui surat Luqman Ayat 22 yang berbunyi:

ADVERTISEMENT

وَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗٓ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰىۗ وَاِلَى اللّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

Artinya: "Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah SWT. kesudahan segala urusan."

Hal tersebut mengingatkan manusia kepada niatnya, yakni melepaskan diri dari tujuan dunia, mencari pahala dari menjalankan amalan ibadah membaca Al-Qur'an, serta mewaspadai riya' pada diri sendiri.

2. Memiliki Waktu yang Tepat

Dalam menjalankan amalan ibadah membaca Al-Qur'an dapat dilakukan di setiap waktu dan tidak ada yang dimakruhkan jika disebabkan waktu itu sendiri. Tetapi terdapat waktu tertentu dimana Allah SWT. lebih dekat kepada hamba-Nya serta curahan rahmat-Nya. Waktu paling utamanya adalah di dalam sholat, kemudian di sepertiga akhir malam di waktu suhur, dan membacanya di waktu malam.

Menurut Prof. Dr. Wahbah az-Zuhailu dalam Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2, membaca Al-Qur'an pada pagi hari setelah sholat Subuh lebih afdhal daripada membacanya pada sore hari karena Allah SWT berfirman yang artinya, "Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakanlah pula sholat) Subuh. Sungguh, sholat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Al-Israa: 78).

3. Duduk dengan Menghadap ke Arah Kiblat

Seorang hamba harus berada dalam posisi duduk yang baik dalam menjalankan amalan ibadah membaca Al-Qur'an dalam menunjukkan ketundukan terhadap penghambaannya kepada Allah SWT, serta membuktikan kerendahan dan ketundukan kepada-Nya. Sesuai dengan ayat Al-Qur'an yang tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 144 yang berbunyi:

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى ٱلسَّمَآءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَىٰهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا۟ وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُۥ ۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا

Artinya: "Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang menetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yan mereka kerjakan."

4. Membaca Ta'Awudz

Setiap kali membaca Al-Qur'an hendaknya terlebih dahulu diawali dengan membawa ta'awudz yaitu ungkapan meminta perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk.

Melansir buku Mendidik Anak oleh Ahmad Syarifuddin, menurut sebagian ulama, hukum mengawali dengan ta'awudz adalah wajib karena itu perintah Allah SWT, sedangkan sebagian ulama yang lain menghukumi sunah.

Adab ini tertulis dalam ayat Al-Qur'an dalam QS. Al-Nahl ayat 98 yang berbunyi:

فَإِذَا قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

Artinya:"Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari Syaiton yang terkutuk."

5. Membaca dengan Tartil

Imam Jaluddin al-Suyuthi dalam buku Al-Itqan fi Ulumil Qur'an, disunnahkan membaca Al-Qur'an secara tartil. Allah SWT berfirman, "Dan bacalah Al-Qur'an dengan benar-benar tartil." Abu Dawud dan yang lain meriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa dia menerangkan caranya Rasulullah SAW membaca Al-Qur'an: "Bacaan yang dapat ditarfsirkan, satu huruf satu huruf." Di dalam Shahih al-Bukhari dari Anas bahwa dia ditanya tentang bacaan Rasulullah SAW, maka dia berkata, "Bacaannya adalah panjang. Beliau membaca Bismillahirrahmanirrahim. Beliau membaca panjang pada Allah, ar-Rahman, dan ar-Rahiim.




(lus/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads