Fakta Air Zamzam, Sumber Mata Air Abadi yang Tak Pernah Kering

Lusiana Mustinda - detikHikmah
Senin, 15 Sep 2025 06:30 WIB
Air zamzam yang sudah dikemas. Foto: Iqbal Ismail
Jakarta -

Air Zamzam adalah salah satu fenomena spiritual sekaligus ilmiah yang menarik perhatian dunia.

Sumur yang diyakini telah mengalir selama lebih dari 4.000 tahun ini tidak hanya menjadi sumber air penting bagi masyarakat Makkah, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman jutaan umat Islam setiap kali menunaikan ibadah haji dan umrah.

Setiap tahun, hampir 1,8 juta muslim dari seluruh penjuru dunia menikmati kesegaran air suci ini.

Lokasi dan Sejarah Sumur Zamzam

Melansir Aljazeera (4/6/2025), sumur Zamzam terletak di dalam kompleks Masjidil Haram, sekitar 21 meter di sebelah timur Ka'bah. Tepatnya, berada di bawah area Mataf-ruang berlapis marmer putih tempat para jemaah melaksanakan tawaf.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah Arab Saudi melakukan beberapa kali renovasi untuk menampung jumlah jemaah yang terus bertambah. Pada 1962, Raja Saud memerintahkan perluasan area Mataf. Dalam proyek ini, sumur Zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah sedalam 2,7 meter.

Kemudian, pada 2003, pintu masuk ke ruang bawah tanah ditutup, sementara pancuran air minum dipindahkan ke sisi Mataf. Kini, akses air Zamzam tersedia melalui dispenser dan keran minum yang tersebar di seluruh Masjidil Haram.

Asal-usul dalam Tradisi Islam

Kisah Zamzam erat kaitannya dengan sejarah Nabi Ibrahim AS, istrinya Hajar, dan putra mereka Ismail. Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan bayi Ismail di lembah tandus Makkah. Ketika persediaan habis, Hajar berlari tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwa untuk mencari air.

Hal ini menjadi jawaban atas doa Nabi Ibrahim yang tertuang dalam Al-Qur'an ayat 37:

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Arab-Latin: Rabbanā innī askantu min żurriyyatī biwādin gairi żī zar'in 'inda baitikal-muḥarrami rabbanā liyuqīmuṣ-ṣalāta faj'al af`idatam minan-nāsi tahwī ilaihim warzuq-hum minaṡ-ṡamarāti la'allahum yasykurụn

Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Sebagai jawaban atas doa, kesabaran dan keimanan mereka, Allah memunculkan mata air di dekat kaki Nabi Ismail. Air itulah yang kemudian dikenal sebagai Zamzam. Dalam riwayat disebutkan, Hajar berusaha menahan air agar tidak mengalir terlalu jauh sambil berseru "Zamzam!", yang dalam bahasa Arab berarti "berhenti" atau "cukup."

Jumlah Produksi Air Zamzam

Meski sudah ribuan tahun mengalir, sumur Zamzam tidak pernah kering. Hingga kini, debit air yang dihasilkan terus memenuhi kebutuhan jutaan jemaah.

Berdasarkan data Otoritas Umum untuk Perawatan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi:

Hari biasa
Pasokan: ±950.400 liter per hari
Konsumsi: ±700.000 liter per hari

Musim puncak (Haji & Ramadan)
Pasokan: hingga 1,6 juta liter per hari
Konsumsi: bisa mencapai 2 juta liter per hari

Jumlah ini menunjukkan betapa unik dan luar biasanya keberlangsungan sumur Zamzam dibandingkan sumber air alami lain di dunia.

Sistem Distribusi Modern

Pemerintah Arab Saudi melarang penjualan air Zamzam secara komersial. Distribusinya diatur ketat agar tetap menjadi anugerah suci bagi para jemaah, bukan komoditas bisnis.

Jemaah haji maupun umrah biasanya diperbolehkan membawa pulang air Zamzam dalam botol khusus berukuran 5 liter untuk dibagikan kepada keluarga dan kerabat. Bahkan, maskapai penerbangan memiliki aturan khusus terkait pengangkutannya.

Untuk memastikan kualitas dan kebersihan air, pemerintah Saudi membangun Proyek Air Zamzam Raja Abdullah di Kudai, sekitar 5 km dari Masjidil Haram. Di sinilah air dipompa, dimurnikan, dan dibotolkan. Setelah itu, air disimpan dalam dua waduk besar:

Waduk Kudai, Makkah: kapasitas 10 juta liter
Waduk King Abdulaziz Sabeel, Madinah: kapasitas 16 juta liter

Dari waduk inilah air Zamzam didistribusikan kembali ke Masjidil Haram, Masjid Nabawi, serta untuk kebutuhan jemaah haji dan umrah dari seluruh dunia.

Makna Spiritual yang Abadi

Lebih dari sekadar air, Zamzam adalah simbol keimanan, ketabahan, dan kasih sayang Allah. Setiap tegukan air ini mengingatkan umat Islam pada kisah pengorbanan dan keteguhan hati Hajar. Karena itulah, membawa pulang air Zamzam bukan hanya membawa air minum, melainkan juga menghadirkan berkah dan doa bagi keluarga di tanah air.



Simak Video "Video: Kemenhaj Beberkan Rincian Kuota Haji Reguler 2026 di Rapat DPR"

(lus/dvs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork