Amalan Sunnah dalam Ibadah Haji yang Menambah Pahala

Amalan Sunnah dalam Ibadah Haji yang Menambah Pahala

Indah Fitrah - detikHikmah
Rabu, 11 Jun 2025 14:45 WIB
Ilustrasi doa tawaf
Foto: Luthfy Syahban/detikcom
Jakarta -

Ibadah haji adalah panggilan suci yang hanya dapat dijalani oleh mereka yang mendapat izin dari Allah SWT. Di balik kewajiban-kewajiban pokok haji, terdapat sejumlah amalan sunnah yang jika dikerjakan, akan menambah kesempurnaan dan pahala dalam ibadah ini.

Amalan-amalan tersebut mencerminkan cinta kepada sunnah Rasulullah SAW dan keinginannya untuk meraih ridha Ilahi. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab latin: wa mā ātākumur-rasūlu fa khuŌūhu wa mā nahākum 'anhu fantahū

Artinya: Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu tinggalkanlah.

ADVERTISEMENT

Amalan-amalan Sunnah Haji

Berdasarkan buku The Journey To Arafah: Kisah Perjalanan Spiritual karya H. Wahyudi, ST., M.Eng., sunnah haji adalah amalan yang dianjurkan dilakukan selama ibadah haji. Meskipun tidak mempengaruhi sah atau tidaknya haji, amalan ini dapat menambah pahala bagi yang melaksanakannya. Berikut beberapa sunnah haji.

1. Mandi besar sebelum berniat dan mengenakan ihram

Sebelum memulai ihram, dianjurkan untuk melakukan mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan sebuah hadits dari Zaid bin Tsabit RA, yang menyampaikan bahwa beliau pernah menyaksikan Nabi Muhammad SAW melepas pakaian untuk berihram dan kemudian mandi. Dalam bahasa Arab hadits tersebut berbunyi:

أنَّهُ رأى النَؚّيَّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ تجرَّدَ لإِهلالِهِ واغتسلَ

Artinya: "Bahwasanya dia pernah melihat Nabi SAW menanggalkan pakaiannya untuk berihram dan beliau mandi." (HR Tirmidzi)

2. Menggunakan wangi-wangian sebelum ihram bagi laki-laki

Sebelum memulai ihram, dianjurkan untuk memakai wangi-wangian sebagai bagian dari sunnah Nabi. Aisyah RA pernah berkata:

كُنْتُ أُطَيُِؚّ رَسولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ لِإِحْرَامِهِ حِينَ يُحْرِمُ، ولِحِلِّهِ قَؚْلَ أنْ يَطُوفَ ؚالَؚيْتِ

Artinya: "Aku pernah memakaikan wangi-wangian kepada Rasulullah untuk ihramnya ketika akan memulai ihram, dan setelah bertahallul sebelum beliau thawaf (Ifadhah), di Baitullah." (HR Bukhari & Muslim).

3. Melantunkan Talbiyah berulang kali

Disunnahkan bagi laki-laki untuk melafalkan talbiyah dengan suara yang jelas dan lantang, sementara bagi perempuan cukup membaca dengan suara yang pelan. Berikut adalah bacaan talbiyah yang dianjurkan untuk diamalkan:

لََؚّيْكَ اللَّهُمَّ لََؚّيْكَ، لاَ ؎َرِيْكَ لَكَ لََؚّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ ؎َرِيْكَ لَكَ

Arab latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni'mata laka wal-mulk, la syarika lak

Artinya: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).

4. Mengucapkan doa saat memasuki Masjidil Haram

Mengucapkan doa saat memasuki Masjidil Haram adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berikut adalah doa saat memasuki Masjidil Haram yang dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari susunan DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA,, Saiful Hadi El-Sutha.

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رََؚّنَا ؚِالسَّلَامِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلَامَ تََؚارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلَالِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَؚْوَاَؚ رَحْمَتِكَ وَمَغْفِرَتِكَ وَأَدْخِلْنِيْ فِيْهَا. ؚِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى رَسُوْلِ اللهِ

Arab latin: Allahumma antassalaam, waminkassalaam fahayyinaa rabbanaa bissalaam wa adkhilnal jannata daarassalaam tabaarakta wata'aalaita yaa dzaljalaali wal ikraam. Allahummaftah lii abwaaba rahmatika wamaghfiratika wa adkhilnii fiihaa. Bismillahi walhamdulillahi wasshalaatu wassalaamu 'alaa rasuulillaah.

Artinya: "Ya Allah, Engkau sumber keselamatan dan dari-Mulah datangnya keselamatan. Hidupkanlah kami wahai Tuhan kami dengan keselamatan, dan tempatkanlah kami pada surga, negeri keselamatan. Maha banyak anugerah-Mu dan Maha Tinggi Engkau wahai Tuhan yang memiliki keagungan dan kehormatan. Ya Allah ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu. (Aku masuk masjid ini) dengan Nama Allah disertai segala puji bagi Allah, serta sholawat dan selamat untuk Rasulullah SAW."

5. Memanjatkan doa saat melihat Ka'bah

Saat melihat Ka'bah, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa dengan penuh khusyuk. Adapun doanya adalah sebagai berikut:

للَّهُمَّ زِدْ هَذَا الَؚْيْتَ تَ؎ْرِيْفًا وَتَعْ؞ِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَاَؚةً وَزِدْ مَنْ ؎َرَفَهُ وَكَرَّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِ اعْتَمَرَهُ تَ؎ْرِيفًا وَتَعْ؞ِيمًا وَتَكْرِيمًا وَؚِرا

Arab latin: Allahumma zid haadzaal baita tasyriifaa wa ta'dhiimaa wa takriimaa wa mahaabah wa zid man syarafahu wa karramah mimman hajjahu awi'tamarah tasyriifaa wa ta'dhiimaa wa takriimaa wa birra.

Artinya: "Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan wibawa pada Bait (Ka'bah) ini. Dan tambahkan pula pada orang-orang yang memuliakan, mengagungkan, dan menghormatinya di antara mereka yang berhaji atau yang berumrah dengan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kebaikan."

6. Melakukan Thawaf Qudum

Menurut buku Ensiklopedia Fikih Indonesia: Haji & Umrah susunan Ahmad Sarwat, tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan oleh jamaah yang bukan penduduk Makkah sebagai ungkapan penghormatan kepada Ka'bah. Tawaf ini dianjurkan untuk dilakukan segera setelah tiba di Makkah sebelum memulai rangkaian ibadah haji atau umrah.

7. Mabit di Mina

Ibadah mabit di Mina dilaksanakan pada hari-hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah. Jemaah haji diperbolehkan untuk meninggalkan Mina lebih awal pada tanggal 12 Zulhijjah setelah melaksanakan lempar jumrah, yang dikenal dengan istilah nafar awwal. Namun, meninggalkan Mina pada tanggal 13 Zulhijjah dianggap lebih baik dan lengkap dalam menjalankan rangkaian ibadah haji.

8. Shalat Sunnah Tawaf

Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak dua rakaat setelah menyelesaikan ibadah tawaf. Waktu pelaksanaannya fleksibel dan dapat dilakukan di mana saja dalam area Tanah Haram. Namun, yang paling utama adalah melaksanakannya di belakang Maqam Ibrahim, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

9. Haji Ifrad

Haji Ifrad adalah pelaksanaan ibadah haji yang didahulukan sebelum umrah. Pada metode ini, jemaah tidak menggabungkan kedua ibadah tersebut, melainkan melaksanakannya secara terpisah. Setelah seluruh rangkaian ibadah haji selesai, jemaah kemudian melanjutkan dengan menjalankan umrah.




(inf/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads