Melontar jumrah merupakan salah satu amalan penting dalam rangkaian ibadah haji yang dilakukan oleh para jamaah saat berada di Mina.
Melempar jumrah adalah amalan berzikir yang dilakukan pada hari-hari tertentu, sesuai penjelasan Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 203.
Û ÙÙٱذÙÙÙØ±ÙÙØ§Û Ù±ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠أÙÙÙÙØ§Ù Ù Ù ÙÙØ¹ÙدÙÙØ¯ÙÙ°ØªÙ Û ÙÙÙ ÙÙ ØªÙØ¹ÙجÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ¢ Ø¥ÙØ«Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙ ØªÙØ£ÙØ®ÙÙØ±Ù ÙÙÙÙØ¢ Ø¥ÙØ«Ù٠٠عÙÙÙÙÙÙÙ Û ÙÙÙ ÙÙ٠ٱتÙÙÙÙÙÙ° Û ÙÙٱتÙÙÙÙÙØ§Û Ù±ÙÙÙÙÙÙ ÙÙٱعÙÙÙÙ ÙÙÙØ§Û Ø£ÙÙÙÙÙÙ٠٠إÙÙÙÙÙÙÙ ØªÙØÙØŽÙرÙÙÙÙ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.
Ibadah ini dilaksanakan dengan cara melemparkan batu kerikil ke tiga titik yang dikenal sebagai jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah.
Ketiga titik tersebut bukan sekadar lokasi simbolik, tetapi menyimpan makna spiritual dan historis yang dalam. Lantas, mengapa iblis dilempar di tiga titik tersebut? Apa makna di balik pelaksanaan melontar jumrah di tiga tempat berbeda itu?
Sejarah Melontar Jumrah
Dalam buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri, dijelaskan bahwa prosesi melempar batu kecil ke tiang jamarat merupakan bentuk keteladanan terhadap sikap Nabi Ibrahim AS. Peristiwa ini berawal ketika Nabi Ibrahim menerima perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail AS.
Ketika hendak menjalankan perintah tersebut, iblis datang menggoda Nabi Ibrahim agar mengurungkan niatnya. Namun, Nabi Ibrahim yang teguh dalam keimanan segera menyadari tipu daya iblis dan melemparnya dengan tujuh batu kerikil sebagai bentuk penolakan.
Setelah gagal menggoda Nabi Ibrahim, iblis lalu beralih membujuk Siti Hajar, istri beliau, agar mencegah penyembelihan Ismail. Namun, Siti Hajar juga menunjukkan keteguhan iman dan mengusir iblis dengan melemparinya batu.
Iblis pun tidak berhenti di situ, ia mencoba menggoda Ismail AS yang dianggap lebih mudah dipengaruhi. Akan tetapi, Ismail menunjukkan ketaatan kepada perintah Allah dan melempar iblis seperti kedua orang tuanya.
Karena keteguhan iman keluarga Nabi Ibrahim dalam menghadapi godaan iblis, Allah menggantikan penyembelihan Ismail dengan seekor domba. Sejak itulah, ritual lempar jumrah dilakukan dalam ibadah haji sebagai simbol kemenangan atas godaan setan.
Mengapa Melontar Jumrah di Tiga Titik?
Menukil buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Quran oleh Adil Musthafa Abdul Hakim, melempar jumrah dilakukan di tiga titik sebagai simbol menolak dan melawan godaan iblis yang mencoba menghalangi pelaksanaan perintah Allah.
Tiga titik tersebut dikenal sebagai jumrah ula (pertama), jumrah wustha (tengah), dan jumrah aqabah (terakhir), yang masing-masing melambangkan tahapan godaan yang dihadapi Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Pertama, Jumrah Ula melambangkan ketika Nabi Ibrahim melempari iblis dengan batu saat ia menggoda agar tak menyembelih putranya, Ismail. Upaya iblis itu gagal setelah Nabi Ibrahim melemparinya tujuh kerikil.
Kedua, di jumrah wustha, iblis mencoba membujuk Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, agar melarang suaminya melakukan penyembelihan. Namun, Siti Hajar tetap teguh dan melempar iblis dengan batu, menolak godaan tersebut.
Ketiga, jumrah aqabah melambangkan momen ketika Nabi Ismail melempari iblis dengan batu. Iblis itu mencoba menggoda Nabi Ismail, yang dianggap lemah imannya, namun Ismail dengan tegas menunjukkan kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah.
Melalui ritual melempar jumrah di tiga titik ini, jamaah haji meneladani keteguhan iman Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail dalam menghadapi godaan setan. Tiang-tiang di Mina yang dilempari batu menjadi simbol kekuatan melawan hawa nafsu dan godaan jahat.
Wallahu a'lam.
(hnh/inf)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!