Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, memberikan perhatian khusus pada pemanfaatan teknologi dan sistem informasi dalam upaya meningkatkan pelayanan dan keamanan jemaah haji Indonesia. Salah satu fokus utama adalah antisipasi dan penanganan jemaah yang terpisah dari rombongannya selama pelaksanaan ibadah di Tanah Suci.
Dalam koordinasi informal dengan pemerintah Arab Saudi, Menag menekankan pentingnya dukungan terhadap kelancaran penyelenggaraan haji, termasuk dalam hal mitigasi berbagai potensi masalah. Menanggapi hal ini, pihak Saudi Arabia menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Indonesia dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaahnya.
Menag menjelaskan bahwa dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang besar, diperlukan opsi mitigasi yang beragam dan komprehensif. Salah satu contoh yang ditekankan adalah pemanfaatan teknologi untuk membantu menemukan dan mempertemukan kembali jemaah yang terpisah dari kelompoknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk mitigasi jika ada jemaah yang terpisah dari rombongan agar bisa segera dipertemukan. Ini bisa memanfaatkan teknologi dan sistem informasi yang kita siapkan," ujar Menag Nasaruddin Umar, dalam keterangan persnya, dikutip Kamis (1/5/2025).
Meskipun tidak dijelaskan secara rinci teknologi dan sistem informasi seperti apa yang dimaksud, pernyataan Menag mengindikasikan adanya persiapan matang dalam memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan di lapangan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi jemaah, terutama saat berada di tengah keramaian atau dalam kondisi yang tidak terduga.
Selain fokus pada teknologi, Menag juga menyoroti pentingnya mitigasi lain, seperti penyediaan bus cadangan untuk mengatasi kendala transportasi dan persiapan safari wukuf bagi jemaah sakit menjelang puncak haji. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan demi kelancaran ibadah haji.
"Pokoknya, jangan hanya satu opsi mitigasi. Dengan jemaah sebesar ini tidak bisa hanya satu opsi mitigasi, supaya jangan ada jemaah haji yang terlantar," tutur Menag Nasaruddin Umar.
Di sisi lain, Menag juga menyampaikan pesan dari pemerintah Saudi Arabia terkait pentingnya kelengkapan dokumen jemaah. Pihak Saudi mengapresiasi kesiapan Indonesia dalam memberangkatkan jemaahnya dengan tertib, namun mengingatkan agar tidak mengirimkan calon jemaah dengan berkas yang tidak lengkap.
"Kalau ketangkap tidak gunakan visa haji, akan dipulangkan dan denda hingga Rp 400 juta. Jemaah haji Indonesia juga agar selalu membawa identitas saat beraktivitas di Tanah Suci," pungkasnya.
(hnh/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Rekening Buat Bangun Masjid Kena Blokir, Das'ad Latif: Kebijakan Ini Tak Elegan
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa