Bertemu BPKH, Menag Ingin Efektivitas Pengelolaan Dana Haji Ditingkatkan

Bertemu BPKH, Menag Ingin Efektivitas Pengelolaan Dana Haji Ditingkatkan

Hanif Hawari - detikHikmah
Senin, 06 Jan 2025 14:45 WIB
Menteri Agama Nasaruddin Umar (tengah kanan) audiensi dengan Ketua Dewan Pengawas BPKH, Firmansyah N. Nazaroedin (tengah kiri), di Kantor Pusat Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Menag Nasaruddin Umar (tengah kanan) audiensi dengan Ketua Dewan Pengawas BPKH, Firmansyah N. Nazaroedin (tengah kiri). Foto: Dok. Kemenag
Jakarta -

Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mendorong Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengelola dana haji. Hal ini disampaikan Menag dalam audiensi dengan Ketua Dewan Pengawas BPKH, Firmansyah N. Nazaroedin.

Mengutip laman Kemenag, Menag Nasaruddin Umar menyoroti pentingnya target yang jelas dalam pengelolaan dana haji. Jika bekerja tanpa tujuan yang pasti, ia menilai sulit untuk mencapai hasil maksimal.

"Dewan Pengawas perlu memberikan masukan strategis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja," ujar Menag di Kantor Pusat Kementerian Agama RI, Jakarta, Senin (6/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga menekankan pentingnya penguatan manajemen risiko. Hal ini untuk menghindari kerugian akibat investasi.

Selain itu, Menag juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara BPKH dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait perbedaan persepsi mengenai konsep syariah dalam pengelolaan dana haji. Jika tidak, perbedaan ini akan terus menjadi masalah.

ADVERTISEMENT

"Komunikasi antara BPKH dan MUI juga perlu ditingkatkan. Ada perbedaan asumsi terkait konsep syariah yang harus dijembatani, sehingga semua pihak memiliki pemahaman yang sama," papar Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Ketua Dewan Pengawas BPKH, Firmansyah N. Nazaroedin, mengakui bahwa masih banyak PR yang harus mereka hadapi. Mulai dari koordinasi internal hingga pengelolaan investasi.

"Saat ini, return investasi BPKH rata-rata hanya 6,6% hingga 6,7%, yang hampir setara dengan deposito. Padahal, yang diharapkan adalah investasi langsung yang memberikan return lebih tinggi," tutur Firmansyah dalam kesempatan yang sama.




(hnh/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads