Menelusuri 7 Rute Haji Kuno, saat Kufah dan Bahrain Jadi Jalur Penting

Menelusuri 7 Rute Haji Kuno, saat Kufah dan Bahrain Jadi Jalur Penting

Annisa Dayana Salsabilla - detikHikmah
Sabtu, 25 Mei 2024 16:01 WIB
Rute haji kuno menurut sumber sejarah dan geografis.
Rute haji kuno menurut sumber sejarah dan geografis. Foto: Saudi Press Agency
Jakarta -

Perjalanan ibadah haji umat Islam telah berlangsung selama belasan abad. Catatan sejarah dan geografis mendokumentasikan ada tujuh rute haji kuno yang populer pada masanya.

Dilansir dari kantor berita Saudi, SPA, sepanjang rute haji kuno, orang-orang telah mengamati keuntungan dari segi perdagangan, penyebaran budaya dan pengetahuan, serta pengaruh terhadap struktur sosial dari masyarakat. Rute-rute ini menjadi jembatan komunikasi antara kota-kota Islam yang sibuk.

Beberapa rute haji kuno yang memegang peran penting dalam perkembangan Islam di antaranya Kufah yang kemudian dikenal dengan jalur Zubaidah dan Irak, Levantine (Syam), Mesir, Yaman, dan Oman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah mencatat rute Kufah-Makkah memegang peran penting. Rute ini menjadi jalur ziarah dan perdagangan utama. Jalur ini dikenal sebagai "Jalur Zubaidah" untuk menghormati Zubaidah binti Ja'far bin Abi Ja'far al-Mansur, istri Khalifah Harun al-Rasyid. Zubaidah memainkan peran penting dalam pembangunan jalur ini.

Jalur Zubaidah menjadi jalur bagi jemaah haji yang melakukan perjalanan dari Baghdad, melewati Kufah di Irak, melintasi wilayah utara dan tengah Arab Saudi hingga sampai di Makkah. Di wilayah Arab Saudi, panjang total dari jalur ini melebihi 1.400 kilometer dan mencakup lima wilayah yaitu Perbatasan Utara, Hail, Qassim, Madinah, dan Makkah.

ADVERTISEMENT

Jalur Zubaidah telah digunakan sejak penaklukan Irak dan perluasan Islam di Syam. Seiring berjalannya waktu, jalur ini semakin sering digunakan dan semakin mudah diakses. Jalur ini telah mengubah beberapa pusat perairan, area penggembalaan, dan lokasi pertambangan menjadi stasiun-stasiun penting.

Selama masa kepemimpinan Dinasti Abbasiyah, rute yang menghubungkan Baghdad, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, serta seluruh Arab Saudi menjadi sangat penting. Rute ini sangat diperhatikan Khalifah Abbasiyah, terbukti dengan pengadaan berbagai fasilitas seperti bak air, sumur, kolam, serta menara di sepanjang rute.

Selain itu, untuk mengakomodasi kebutuhan jemaah, pelancong, serta hewan tunggangan, Khalifah Abbasiyah berupaya memperluas rute tersebut.

Catatan sejarah dan geografis menyebut rute haji tersebut dirancang secara khas dan efisien. Terdapat stasiun dan rumah singgah di sepanjang rute.

Rute Basra-Makkah menjadi rute penting berikutnya. Dimulai dari Kota Basra dan melewati wilayah timur laut Arab Saudi di Wadi al-Batin, rute ini melintasi berbagai wilayah gurun salah satunya Gurun al-Dahna.

Perjalanan di rute Basra-Makkah berlanjut melalui wilayah Qassim yang terkenal dengan limpahan air tawar, lembah subur, dan mata air. Rute ini beriringan dengan rute Kufah-Makkah, dan akan berpapasan di Um Khurman atau Awtas yang terletak sepuluh mil dari situs Dhat Irq.

Jalan Basra bersinggungan dengan jalan utama yang membentang dari Kufah di kawasan Ma'dan al-Naqrah. Jalan ini membentang sekitar 1.200 kilometer dengan 27 stasiun utama. Empat stasiun berlokasi di perbatasan Kuwait dan Irak, sedangkan stasiun lainnya berlokasi di Arab Saudi.

Rute ketiga adalah rute Mesir (serta Afrika Utara) yang digunakan oleh jemaah haji Mesir, Maroko, Andalusia, dan Afrika dalam perjalanan menuju Makkah. Jemaah yang melewati rute ini akan melintasi Semenanjung Sinai untuk mencapai Ayla (Aqaba), stasiun awal di sepanjang rute tersebut. Jemaah akan melanjutkan perjalanan melalui dua jalur yaitu jalur internal dan jalur pantai.

Sejak zaman dahulu, rute haji Yaman telah menghubungkan Yaman dan Hijaz dengan jalan, jalur, serta kota keberangkatan yang bervariasi. Kota-kota penting yang menjadi kota keberangkatan jemaah haji Yaman adalah Aden, Taiz, Sanaa, Zabid, dan Saadah di Yaman Utara.

Beberapa rute bersinggungan di titik tertentu, misalnya jalan Taiz-Zabid dan jalan Sanaa yang menuju Saadah. Jemaah Yaman menggunakan tiga jalan yaitu jalan pantai, jalan dalam atau tengah, dan jalan atas. Masing-masing jalan memiliki stasiunnya sendiri.

Pada zaman dahulu, jemaah haji Oman bisa menempuh dua rute. Salah satunya dimulai dari Oman dan melewati Yabrin, Bahrain, Yamama, dan Dhariyah. Dhariyah adalah titik pertemuan jemaah haji dari Basra dan Bahrain. Adapun rute lainnya dimulai dari Furq, Oklan, Pantai Habah, Shahr, dan berlanjut di salah satu jalan utama dari Yaman menuju Makkah.

Rute haji Bahrain-Yamama-Makkah juga termasuk rute haji yang penting karena melintasi bagian tengah Arab Saudi dan menjadi penghubung banyak negara serta wilayah. Rute ini menghubungkan Hijaz dan Irak yang menjadi pusat kekhalifahan Abbasiyah.

Ahli geografi dari dari periode klasik Islam menyatakan jalan Yamama berpapasan dengan jalan Basra. Seperti jemaah Oman, jemaah Yamama memiliki dua jalan menuju Makkah.

Rute haji terakhir adalah rute Syam yang menghubungkan Syam dengan Makkah dan Madinah.

Liputan Kabar Haji 2024 detikcom ini didukung oleh Telkomsel, BPKH, FGV International Courier Service, Maktour Tour Travel, Aida Tour Travel




(kri/kri)

Hide Ads