5 Fakta Masjid Bir Ali, Tempat Miqat Jemaah Haji di Madinah

5 Fakta Masjid Bir Ali, Tempat Miqat Jemaah Haji di Madinah

Devi Setya - detikHikmah
Selasa, 21 Mei 2024 07:15 WIB
Masjid Bir Ali dibangun pada masa Rasulullah SAW. Setelah mengalami beberapa kali perombakan, masjid yang terletak di Dzulhulaifah itu menjadi lebih megah.
Masjid Bir Ali di Madinah Foto: Fuad Fariz
Jakarta -

Jemaah haji yang berada di Madinah akan segera menuju Makkah setelah miqat dan berihram di Masjid Bir Ali. Seperti apa masjid ini?

Masjid Bir Ali yang berada di Madinah ini menjadi tempat awal miqat para jemaah haji atau umrah yang hendak menuju Makkah. Di masjid ini juga jemaah haji mulai berihram.

Melansir laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), miqat adalah batas atau tempat dimulainya para jamaah umrah atau haji untuk berihram sekaligus memulai niat. Masjid Bir Ali menjadi titik miqat para jemaah yang datang dari Madinah atau melewati Madinah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bir Ali terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi. Tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq. Di masjid cantik ini, para jemaah melafalkan niat untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah.

5 Fakta tentang Masjid Bir Ali

1. Sejarah Bir Ali

Di zaman Rasulullah SAW, lokasi Masjid Bir Ali berada di sebuah lembah yang dikenal dengan sebutan Lembah Aqiq. Dahulu lembah ini hijau ditumbuhi aneka tumbuhan.

ADVERTISEMENT

Di belakang lembah ini terdapat sebuah bukit berbatu cadas.

Di tempat ini, sahabat Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib RA menggali sumur. Dalam bahasa Arab, sumur disebut Bir, dan Ali adalah sebutan untuk Sayyidina Ali.

Meskipun dahulu sangat banyak sumur yang digali di kawasan ini, tapi sekarang sudah tidak tampak bekas sumur-sumur tersebut.

Merangkum buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul oleh Ahmad Hawassy, dahulu Rasulullah SAW miqat di tempat ini untuk menunaikan ibadah umrah. Sebuah pohon jenis akasia menjadi tempat berteduh Rasulullah SAW ketika miqat.

2. Sebutan Masjid Bir Ali

Masjid ini populer dengan sebutan Masjid Bir Ali. Namun, ada juga yang menyebut Masjid Syajarah (yang berarti pohon) karena masjid yang cantik ini dibangun di tempat Nabi Muhammad SAW pernah berteduh di bawah sebuah pohon sejenis akasia.

Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Dzul Hulaifah karena letaknya berada di Distrik Dzul Hulaifah.

3. Sejarah Pembangunan Masjid Bir Ali

Pada tahun 87-93 Hijriyah, dibangun masjid Bir Ali. Masjid ini dibangun pada masa Umar bin Abdul Aziz memerintah Madinah. Saat ini Masjid Bir Ali telah berusia lebih dari 1.300 tahun.

Masjid ini kemudian direnovasi pada masa dinasti Abbasiyah dan direnovasi lagi pada dinasti Utsmaniyah dimasa pemerintahan Sultan Mehmed IV (1058-1099 H). Pada waktu itu masjid masih berbentuk sangat kecil dan terbuat dari batu. Dahulu belum ada jemaah haji dan umrah yang singgah di masjid ini.

Perluasan dan peningkatan fasilitas masjid dilakukan dimasa kekuasaan Raja Fahd bin Abdul Aziz yang memerintahkan renovasi dan perluasan masjid ini.

Selanjutnya karena semakin banyaknya jumlah jemaah haji dan umrah, masjid ini telah diperluas beberapa kali lipat, dan diberikannya fasilitas yang diperlukan. Saat ini, Masjid Bir Ali memiliki luas mencapai 6.000 meter persegi dan dapat menampung hingga 5.000 jemaah sekaligus.

4. Struktur Bangunan Masjid Bir Ali

Merujuk buku Kain Ihram Anak Kampung oleh Abdul Mutaqin, Masjid Miqat Bir Ali dirancang oleh Abdul Wahid El Wakil, seorang arsitek ternama pada masanya.

Bangunan masjid memiliki bentuk besar dengan denah segi empat menyerupai sebuah benteng pertahanan. Bangunan utama masjid berada di tengah-tengah dikelilingi koridor panjang dengan arcade yang di bagian sisi dalamnya didominasi warna kemerah-merahan. Dinding tembok luar bangunan masjid didominasi warna krem.

Masjid ini juga dilengkapi dengan area terbuka dan taman hijau yang teduh.

Pada bagian tengah masjid terdapat "inner courtyard" atau pelataran tengah yang dilengkapi dengan satu pancuran air di bawah bangunan kecil berkubah.

Masjid Bir Ali dilengkapi dengan 512 toilet dan 566 kamar mandi. Beberapa di antaranya dikhususkan untuk peziarah yang memiliki kekurangan fisik (difabel).

5. Amalan di Masjid Bir Ali

Jemaah haji yang berangkat dari Madinah harus menempuh perjalanan darat sekitar 4-6 jam untuk tiba di Makkah. Jaraknya kurang lebih 450 km.

Sebagaimana disyariatkan, ada 3 amalan yang harus dikerjakan saat mengambil miqat, termasuk miqat di Bir Ali ini, yaitu mandi sunah ihram dan memakai pakaian ihram, salat sunah ihram 2 rakaat, dan berniat ihram serta bertalbiyah

Amalan Sunnah sebelum Ihram Haji dan Umrah

Berikut bacaan niat amalan yang bisa dikerjakan saat miqat di Masjid Bir Ali.

1. Mandi Ihram

Berikut bacaan niat mandi ihram:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ سُنَّةَ الْإِحْرَامِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla sunnatal ihraami lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat mandi sunnat ihram karena Allah ta'ala."

2. Salat Sunah

Salat sunah dua rakaat bisa dilakukan di Masjid Bir Ali sebelum berihram haji dan umrah. Berikut bacaan niat salat sunnah:

أُصَلِّي سُنَّةً قَبْلَ الْاِ حْرَامِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatan qablal ihraami rak'ataini lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat salat sunat sebelum ihram dua rakaat karena Allah ta'ala."

3. Membaca Niat Haji atau Umrah

Bacaan Niat Haji

Apabila tujuan ke Makkah untuk berhaji maka melafalkan bacaan niat berikut:

نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلّٰهِ تَعَــالَى

Arab Latin: Nawaitul ḫajja wa aḫramtu bihî lillâhi ta'âlâ

Artinya: Aku niat melaksanakan haji dan berihram karena Allah ta'ala.

Bacaan Niat Umrah

Jika berniat umrah maka bacaan yang dilafalkan sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلَّهِ تَعَالَى. لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً

Latin: Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala. Labbaika Allahumma 'umratan

Artinya: "Aku berniat melaksanakan umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala. Aku memenuhi panggilan-Mu untuk mengerjakan umrah."

Setelah berniat ihram haji atau umrah, dilanjutkan dengan membaca talbiyah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ

Latin: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni'mata laka wal mulk. Laa syarika laka

Artinya: "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi- Mu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu."

Lafal niat haji dan umrah dibaca ketika tiba di Masjid Bir Ali, Madinah. Sementara kalimat talbiyah bisa dilantunkan secara terus menerus.




(dvs/rah)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads