Apa Itu Haji Wada? Ini Pengertian dan Kisah di Baliknya

Apa Itu Haji Wada? Ini Pengertian dan Kisah di Baliknya

Anisa Rizki Febriani - detikHikmah
Sabtu, 02 Des 2023 07:00 WIB
Muslim pilgrims are revolving around Kaaba in Mecca Saudi Arabia.
Ilustrasi haji (Foto: Getty Images/iStockphoto/Aviator70)
Jakarta -

Apa itu Haji Wada? Haji Wada termasuk salah satu peristiwa bersejarah dalam Islam. Kata wada sendiri berasal dari bahasa Arab yang maknanya adalah perpisahan.

Banyak yang menyebut Haji Wada adalah ibadah pertama dan terakhir Nabi Muhammad SAW sebelum wafat. Lalu, apa sebenarnya Haji Wada?

Pengertian Haji Wada

Rizem Aizid melalui bukunya yang bertajuk Dua Pedang Pembela Nabi SAW menjelaskan bahwa setidaknya 90.000 jemaah haji dari berbagai wilayah mengikuti Haji Wada. Hal ini sengaja mereka lakukan karena Rasulullah SAW mengumumkan niatnya untuk melakukan haji yang mabrur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penting dipahami, Nabi Muhammad SAW sendiri melaksanakan haji sekali seumur hidup. Haji pertama sekaligus terakhir yang ia lakukan ialah pada 10 H.

Said Ramadhan al-Buthy melalui Fiqh as-Sirah an-Nabawiyyah Ma'a Mujaz Litarikh al-Khilafah ar-Rasyidan menjelaskan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan haji lagi setelah Haji Wada. Namun, ada juga yang mengatakan Nabi SAW berhaji dan berumrah berkali-kali sebelum kenabian dan setelahnya, ttapi sebelum hijriah.

ADVERTISEMENT

Dikatakan dalam buku Jawami as-Sirah an-Nabawiyyah oleh Ibnu Hazm al-Andalusi, setelah hijrah ke Madinah ia hanya berhaji satu kali. Para sahabat menyebut haji yang dilaksanakan oleh sang rasul sebagai Hajjatul Islam yang maknanya haji pertama dalam Islam atau Hajjatu Rasulillah yang artinya haji wajib yang dilaksanakan Rasulullah SAW.

Kisah di Balik Haji Wada

Merujuk pada sumber yang sama, dalam perjalanan menuju ke Mekkah tak sedikit kaum muslim yang bergabung. Total jamaah haji yang mengikuti Haji Wada mencapai 114.000 orang. Disebutkan bahwa sebelum berangkat, Rasulullah mempercayakan pemerintahan kota Madinah kepada Abu Dujanah As-Sa'idi. Ada pula yang mengatakan kepada Siba' bin Urfujah Al-Ghifari.

Pada Sabtu, tanggal 25 Dzulqa'dah 10 Hijriyah atau 22 Februari 632 Masehi perjalanan Haji Wada dimulai. Sesampainya di Padang Arafah, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khutbah di hadapan kaum muslimin di atas untanya. Khutbah tersebut dikenal sebagai khutbah terakhir Sang Rasul.

Mengutip buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Volume 2 oleh Moenawar Khalil dikatakan tatkala Rasulullah dan kaum muslimin sampai di suatu tempat yang bernama Dzulhulaifah, kaum muslimin mengganti pakaian mereka dengan pakaian berupa sehelai izar dan sehelai rida.

Pakaian tersebut disamakan potongan beserta coraknya dan kini disebut pakaian ihram. Di sana, Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin untuk membaca talbiyah,

Ω„ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ω„ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ω„Ψ§ΩŽ Ψ΄ΩŽΨ±ΩΩŠΩƒΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ Ω„ΩŽΨ¨Ω‘ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ Ψ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΩ…Ω’Ψ―ΩŽ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω†Ω‘ΩΨΉΩ’Ω…ΩŽΨ©ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ ΩˆΩŽΨ§Ω„Ω’Ω…ΩΩ„Ω’ΩƒΩŽ Ω„Ψ§ΩŽ Ψ΄ΩŽΨ±ΩΩŠΩƒΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ

Arab latin: Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak.

Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu"

Itulah pembahasan mengenai Haji Wada dan kisah di baliknya. Semoga bermanfaat.




(aeb/erd)

Hide Ads