Adab Mencium Hajar Aswad saat Tawaf

Adab Mencium Hajar Aswad saat Tawaf

Hanif Hawari - detikHikmah
Minggu, 19 Nov 2023 07:00 WIB
A Saudi policeman stands alert beside Al-Hajar al-Aswad, the black stone, at right, a Muslim holy relic which according to Islamic tradition dates back to the time of Adam and Eve, at the Grand Mosque, a day before the annual hajj pilgrimage, Saturday, July 17, 2021. The pilgrimage to Mecca required once in a lifetime of every Muslim who can afford it and is physically able to make it, used to draw more than 2 million people. But for a second straight year it has been curtailed due to the coronavirus with only vaccinated people in Saudi Arabia able to participate. (AP Photo/Amr Nabil)
Foto: AP/Amr Nabil
Jakarta -

Dapat mencium Hajar Aswad merupakan impian setiap muslim yang sedang beribadah haji atau umrah di Tanah Suci. Walaupun mencium Hajar Aswad adalah sunnah Nabi, tetapi hendaknya jemaah haji tidak memaksakan untuk melakukan sunnah ini apabila sulit.

Diterangkan dalam Kitab Mu'jamul Al Buldan yang dinukil oleh Agus Arifin dalam buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, jika kesulitan mencium Hajar Aswad, maka cukup dengan mengusapnya dengan satu tangan lalu mencium tangan tersebut. Jika mengalami kesulitan, Anda dapat menggunakan alat seperti tongkat untuk mengusapnya, lalu mencium tongkat tersebut atau menggunakan isyarat sebagai alternatif.

Hukum mencium Hajar Aswad didasarkan pada hadis yang dicatat dalam Kitab Bulughul Maram karya Ibnu Hajar. Riwayat ini berasal dari Umar bin Khattab RA, yang menyatakan,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω’ ΨΉΩΩ…ΩŽΨ±ΩŽ Ψ£ΩŽΩ†ΩŽΩ‘Ω‡Ω Ω‚ΩŽΨ¨Ω’Ω„ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΨ¬ΩŽΨ±ΩŽ Ψ§Ω„Ψ£ΩŽΨ³Ω’ΩˆΩŽΨ―ΩŽ ΩΩŽΩ‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ: Ψ₯ΩΩ†ΩΩ‘ΩŠ Ψ£ΩŽΨΉΩ’Ω„ΩŽΩ…Ω Ψ£ΩŽΩ†ΩŽΩ‘ΩƒΩŽ حَجَرُ Ω„Ψ§ ΨͺΩŽΨΆΩΨ±ΩΩ‘ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΨͺΩŽΩ†Ω’ΩΩŽΨΉΩ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩŽΨ§ Ψ£ΩŽΩ†Ω‘Ω‰ Ψ±ΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩŽ اللهِ Ω„Ψ§ ΩŠΩΩ‚Ψ¨Ω„ΩΩƒΩŽ Ω…ΩŽΨ§ Ω‚ΩŽΨ¨ΩŽΩ‘Ω„Ω’ΨͺΩΩƒΩŽ (مُΨͺΩŽΩ‘ΩΩŽΩ‚ΩŒ ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω)

Artinya: "Umar radhiyallahu 'anhu menyampaikan bahwa ia mencium Hajar Aswad sambil mengucapkan, 'Saya sadar bahwa engkau hanyalah sebuah batu yang tidak dapat memberikan bahaya atau manfaat. Jika saya tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, saya tidak akan melakukannya.' (Muttafaq 'Alaih)"

ADVERTISEMENT

Menyentuh Hajar Aswad dengan menggunakan mihjan (tongkat) juga pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW, seperti yang dijelaskan dalam hadis:

ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ†Ω’ أَبِي Ψ§Ω„ΨΈΩΩ‘ΩΩŽΩŠΩ’Ω„Ω هِ Ϋ– Ω‚ΩŽΨ§Ω„ΩŽ: Ψ±ΩŽΨ£ΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ±ΩŽΨ³ΩΩˆΩ„ΩŽ Ψ§Ω„Ω„ΩŽΩ‘Ω‡Ω ο·Ί يَطُوفُ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω’Ψ¨ΩŽΩŠΩ’Ψͺِ ΩˆΩŽΩŠΩŽΨ³Ω’ΨͺΩŽΩ„ΩΩ…Ω Ψ§Ω„Ψ±ΩΩ‘ΩƒΩ’Ω†ΩŽ Ψ¨ΩΩ…ΩΨ­Ω’Ψ¬ΩŽΩ†Ω Ω…ΩŽΨΉΩŽΩ‡Ω ΩˆΩŽΩŠΩΩ‚ΩŽΨͺِلُ Ψ§Ω„Ω’Ω…ΩΨ­Ω’Ψ¬ΩŽΩ†ΩŽ. Ψ±ΩŽΩˆΩŽΨ§Ω‡Ω مُسْلِمُ

Artinya: "Abu Thufail radhiyallahu 'anhu mengatakan, 'Saya pernah menyaksikan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengelilingi Baitullah dan menyentuh Hajar Aswad dengan mihjan, lalu beliau menciumnya.' (HR Muslim)"

Adab Mencium Hajar Aswad

Setelah mengetahui hukum mencium Hajar Aswad, penting sekali untuk mengetahui adab saat mencium Hajar Aswad. Ada beberapa adab yang sebaiknya dilakukan jemaah sebelum mencium Hajar Aswad.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini adab saat mencium Hajar Aswad:

1. Dilarang Menyakiti dan Saling Mendorong

Adab yang paling utama ketika hendak mencium Hajar Aswad adalah tidak saling menyakit atau mendorong jemaah lain. Kerap kali, banyak jemaah yang memiliki keinginan besar mencium Hajar Aswad seenaknya dan tidak mementingkan keamanan jemaah lain.

Saling menghormati dan tidak menyakiti orang lain adalah suatu kewajiban. Jika kondisinya memang tidak memungkinkan, jemaah cukup bertakbir serta melambaikan tangan ke arahnya.

Sebagaimana Ibnu Abbas mengingatkan:

"Hindarilah berdesak-desakan di Hajar Aswad, jangan menyebabkan atau menerima cedera. Lebih baik mengucap takbir dan tidak menyakiti sesama Muslim, itu lebih disenangi daripada berusaha untuk menciumnya."

2. Perempuan Dilarang Memaksa Masuk ke Dalam Kerumunan Lelaki

Sebagian jemaah perempuan terkadang memaksakan diri untuk berdesakan di dalam kerumunan lelaki. Hal tersebut dilakukan demi bisa mencium Hajar Aswad.

Ternyata hal tersebut sebaiknya dihindari. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari:

"Aisyah RA melakukan tawaf dengan menjaga jarak dari kaum laki-laki, seraya berkata, 'Jangan berbaur dengan mereka.' Kemudian, seorang perempuan mendekat dan mengajak, 'Mari, kita harus menciumnya, wahai Ummul Mu'minin.' Aisyah kemudian menanggapi, 'Silakan pergi, saya tidak berkeinginan untuk melakukannya.'"

3. Dilarang Berhenti dan Bersuara Keras di Garis Hajar Aswad

Adab berikutnya adalah larangan untuk bersuara keras saat mencium atau mengangkat tangan setelah memberi salam kepada Hajar Aswad. Sa'id Ibn Jibril meriwayatkan,

"Ketika kamu mencium Hajar Aswad, hindarilah mengeluarkan suara keras, agar tidak menyerupai kebiasaan wanita ketika mereka melakukannya."

Adapula adab terakhir adalah dilarang berhenti di garis Hajar Aswad. Terutama saat jam-jam padat dan banyak orang, sebab hal tersebut dapat mengganggu dan menyakiti jemaah lain yang sedang tawaf.

Wallahu a'lam.




(hnh/lus)

Hide Ads