Pos kesehatan satelit menjadi solusi terdekat bagi jemaah dengan gangguan kesehatan. Terungkap, ratusan jemaah mengeluh sakit.
dr Meky Tri, dari Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, menyebut "kliniknya" yang berada di Hotel Rose Garden, sektor 10 Makkah, kerap didatangi
hingga 125 orang setiap hari.
"Kemarin 120-an sehari, di hotel sini saja. Sektor 10 semua hotel, ada layanan satelit. Hari ini agak longgar," ungkap dr Meky saat ditemui Jumat (9/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Meky, 3 penyakit yang paling sering dikeluhkan adalah batuk, tenggorokan sakit dan pegal-pegal. Sedangkan jam paling ramai
di tempat adalah jam-jam sehabis ibadah.
"Buka 24 jam, biasanya malam sudah sepi, jam 5 kita standby, jemaah selesai subuh (biasanya ke sini). Jam ibadah paling ramai, pulang dari Haram pada mampir," ungkapnya.
Di masing-masing pos kesehatan satelit ada 3 orang petugas dari unsur dokter, perawat dan petugas haji. Klinik ini buka 24 jam setiap hari dan akan beroperasi hingga jemaah haji meninggalkan hotel.
Bahkan untuk jemaah risti (risiko tinggi) dokter bisa melakukan visitasi ke kamar-kamar. "Visitasi tiap hari, gantian, terutama yg risti, prioritas 50 jemaah risti. Jemaah saya satu KBIH, alhamdulillah
koordinasinya lebih baik," pungkasnya.
Sedangkan menurut Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, pos kesehatan satelit merupakan upaya layanan kesehatan untuk menjemput bola. Dengan
ini, jemaah tidak perlu langsung ke layanan kesehatan di sektor-sektor maupun ke KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia), cukup di hotel jika
mengeluhkan kesehatannya.
"Di sektornya jemaah yang dari sana, harus mengakses ke sini, suasana panas, dan jaraknya juga nggak deket. Makanya jemaah lansia perlu ada
layanan satelit, sektor ada. Layanan satelit ini kebetulan kan kita dalam setiap kloter, ada 1 dokter 2 paramedis 2 bimbad. Ini dalam 1 hotel, bisa beberapa kloter, tergantung kapasitas hotel. Mereka bisa buat shift," ungkapnya.
Jemaah haji pun telah merasakan manfaatnya. "Sudah 3 hari batuk pilek. Senang ada layanan kesehatan ini," ujar Nur Fauziyah, jemaah SOC 7
asal Demak. "Dikasih obat 2 macam," tambah suaminya Ahmad Rofiq.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Ada Penolakan, Zakir Naik Tetap Ceramah di Kota Malang
Respons NU dan Muhammadiyah Malang soal Ceramah Zakir Naik di Stadion Gajayana
Sosok Ulama Iran yang Tawarkan Rp 18,5 M untuk Membunuh Trump