Pengertian Haji, Waktu, Tempat, dan Keutamaan Pelaksanaannya

Pengertian Haji, Waktu, Tempat, dan Keutamaan Pelaksanaannya

Azkia Nurfajrina - detikHikmah
Kamis, 12 Jan 2023 11:30 WIB
Pemerintah Arab Saudi mulai longgarkan prokes COVID-19 berupa jaga jarak. Kini jamaah di Masjidil Haram Makkah bisa melaksanakan salat dengan barisan yang rapat
Ilustrasi ibadah haji di Makkah Foto: Dok. Haramain Sharifain
Jakarta -

Menunaikan haji termasuk dalam rukun Islam, tepatnya pada asas kelima. Ibadah haji diwajibkan kepada umat Islam yang mampu mengerjakannya, lantaran pelaksanaan haji ini hanya bisa dilakukan pada bulan dan tempat tertentu.


Pengertian haji secara bahasa disebutkan dalam Ensiklopedia Fikih Indonesia oleh Ahmad Sarwat, yakni al-qashdu, artinya menyengaja untuk melakukan sesuatu yang mulia dan mendatangi sesuatu atau seseorang.


Menurut istilah, haji adalah mendatangi Kakbah untuk mengadakan amalan tertentu, atau berziarah ke tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan melaksanakan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Wajib Haji bagi Orang yang Mampu


Kewajiban haji atas kaum muslim yang mampu, dinyatakan oleh Allah SWT dalam Surat Ali Imran ayat 97:


وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

ADVERTISEMENT


Arab Latin: wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn


Artinya: "(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."


Quran Kemenag memberikan penjelasan mengenai 'istatha'a (mampu)' pada ayat tersebut, yaitu mereka yang memiliki perbekalan, transportasi untuk keberangkatan dan kepulangannya, jiwa raga yang sehat, perjalanan yang ditempuhnya dikatakan aman, serta keluarga yang ditinggalkan punya kecukupan untuk hidup.


Waktu dan Tempat Pelaksanaan Haji


Dijelaskan dalam buku Terjemahan Paling Lengkap Bulughul Maram Jilid 1 susunan Djamaludin Ar-Ra'uf, ibadah haji dilakukan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi, tetapi terpusat di Masjidilharam, Kota Makkah.


Untuk waktu pelaksanaannya, haji khusus dikerjakan pada musim haji yakni bulan Dzulhijjah. Adapun ibadah intinya mulai ditunaikan pada tanggal 8 Dzulhijjah, saat di mana kaum muslim bermalam di Mina, kemudian wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah, dan diakhiri dengan lempar batu jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah nya.


Keutamaan Haji


Di balik pelaksanaannya yang wajib, ibadah haji punya keistimewaan tersendiri seperti yang dikutip dari buku Fikih Sunnah Wanita oleh Syaikh Ahmad Jad, sebagai berikut


Diampuni seluruh dosanya oleh Allah SWT

Ibadah haji yang dikerjakan dengan ikhlas semata mengharap ridha Allah, akan membuahkan balasan yang besar yaitu orang yang menunaikannya akan mendapat ampunan seluruh dosanya, sehingga ia bak terlahir kembali.


Dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:


مَنْ حَجَّ اللَّهِ فَلَمْ يَرْقُتُ وَلَمْ يَفْسُقُ رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ


Artinya: "Barangsiapa melaksanakan haji di Baitullah ini dan ia tidak melakukan rafats (senggama) serta tidak berbuat fasiq maka akan kembali seperti hari di mana ia dilahirkan oleh ibunya." (HR Bukhari & Muslim)


Amalan paling utama setelah beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta berjihad

Dalam hadits dari Abu Hurairah, Nabi SAW pernah ditanya tentang perbuatan paling mulia:


'Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling utama?' Beliau menjawab, "Iman kepada Allah dan Rasul-Nya," ditanyakan lagi kepadanya, 'Lalu apa setelah itu?' Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah," lalu ditanya kembali, 'Kemudian apa lagi setelah itu?' Beliau menjawab, "Haji yang mabrur." (HR Bukhari & Muslim)


Haji adalah jihad terbaik bagi kaum wanita

Ummul mukminin, Aisyah bercerita: 'Aku pernah berkata kepada Nabi SAW, 'Wahai Rasulullah, tidakkah kami ini (kaum perempuan) berperang dan berjihad bersama kalian (kaum laki-laki)?'


Beliau menjawab, "Namun jihad yang paling indah dan bagus adalah haji, yakni haji yang mabrur." Aisyah berkata, 'Aku tidak meninggalkan ibadah haji setelah mendengar perkataan Rasulullah ini.' (HR Bukhari & An-Nasa'i)




(dvs/lus)

Hide Ads