Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh, termasuk mengerjakan puasa sunnah.
Saat menjalankan puasa Rajab, membaca doa buka puasa menjadi amalan penting sebagai bentuk rasa syukur sekaligus pengakuan atas nikmat Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doa Buka Puasa Rajab
Secara khusus, tidak terdapat doa buka puasa yang dikhususkan hanya untuk bulan Rajab dengan dalil sahih. Doa buka puasa yang dibaca saat puasa Rajab sama dengan doa buka puasa secara umum sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Artinya, doa buka puasa yang diajarkan Nabi SAW dapat dibaca ketika berbuka puasa apa pun, baik puasa Ramadhan maupun puasa sunnah, termasuk puasa Rajab.
Dikutip dari buku Doa-Doa Mustajaban karya Abu Qablina, berikut doa buka puasa yang diajarkan Rasulullah SAW dan bisa diamalkan saat buka puasa sunnah Rajab,
ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab latin: Dzahabazh zhoma'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
Artinya: "Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki."
Selain doa tersebut, bisa juga mengamalkan doa buka puasa berikut,
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Arab latin: Allahumma laka shumtu wabika amantu wa 'ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang".
Dikatakan Al-Mulla Ali Al-Qaari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih, "Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan tambahan 'wabika aamantu' sama sekali tidak ada asalnya, walau secara makna memang benar."
Kemudian berbuka puasa bisa juga dengan melafalkan doa berikut,
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab latin: Allâhumma laka shumtu wa bika âmantu wa 'ala rizqika afthartu dzahabazh-zhama'u wabtallatil-'urûqu wa tsabatal-ajru insya allah.
Artinya: "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa dan hanya kepada-Mu aku beriman dan atas rezeki-Mu aku berbuka, hilanglah dahaga dan pulihkanlah kembali semua otot serta tetaplah pahala, jika Allah menghendaki."
Adab Buka Puasa dalam Islam
Buka puasa bukan sekadar mengakhiri rasa lapar dan dahaga setelah menahan diri seharian. Dalam Islam, buka puasa memiliki adab dan tuntunan khusus yang diajarkan Rasulullah SAW.
Dikutip dari buku Fiqih Puasa karya Dr. Thoat Setiawan, M.H.I, berikut beberapa adab yang bisa diperhatikan seorang muslim ketika sedang berpuasa:
1. Menjaga Perilaku
Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,
"Puasa itu adalah perisai. Maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa, jangan berkata kotor dan jangan bertindak bodoh." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa adab puasa, termasuk saat berbuka, berkaitan erat dengan akhlak dan pengendalian diri.
2. Menyegerakan Buka Puasa
Salah satu adab utama buka puasa adalah menyegerakannya ketika waktu Maghrib telah masuk. Rasulullah SAW bersabda:
"Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menyegerakan berbuka menunjukkan ketaatan kepada syariat dan menjauhkan diri dari sikap berlebihan dalam menahan lapar.
3. Membaca Doa Saat Buka Puasa
Berdoa ketika berbuka merupakan sunnah yang sangat dianjurkan karena waktu tersebut termasuk waktu mustajab. Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa, ketika berbuka terdapat doa yang tidak tertolak." (HR. Ibnu Majah)
4. Tidak Berlebihan saat Berbuka
Salah satu adab penting yang sering terabaikan adalah menghindari berlebihan dalam makan dan minum. Rasulullah SAW bersabda,
"Tidak ada bejana yang lebih buruk yang diisi oleh anak Adam selain perutnya." (HR. Tirmidzi)
Berlebihan saat berbuka dapat mengurangi kekhusyukan ibadah, terutama shalat Maghrib dan Isya.
(dvs/lus)












































Komentar Terbanyak
Innalillahi, Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Meninggal Dunia
Bolehkah Rujuk Tanpa Menikah Ulang Setelah Talak 1?
Ditjen PHU Pamit dari Kemenag setelah 75 Tahun Tangani Haji Indonesia