Apakah Doa Menjenguk Sakit Harus Menggunakan Bahasa Arab? Ini Penjelasannya

Doa menjenguk orang sakit biasa diamalkan oleh muslim. Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk selalu berdoa kepada Allah SWT.

Dalam surah Gafir ayat 60, Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: "Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina."

Biasanya, doa menjenguk orang sakit menggunakan bahasa Arab. Lalu, bolehkah muslim berdoa dengan bahasa lain?

Bolehkah Membaca Doa Menjenguk Orang Sakit dengan Bahasa Selain Arab?

Buya Yahya dalam ceramahnya mengatakan doa di luar sholat bisa menggunakan bahasa apa saja, termasuk bahasa Indonesia.

"Bacalah doa-doa di dalam sholat dengan bahasa Arab, adapun di luar sholat, bebas, tapi ingat kaidahnya. Sebaik-baik doa adalah doa yang pernah dibaca oleh nabi," ungkapnya dalam YouTube Al Bahjah TV, detikHikmah telah mendapat izin mengutip channel tersebut.

Artinya, tidak ada larangan menggunakan bahasa Indonesia untuk membaca doa menjenguk orang sakit dengan bahasa lain selain Arab. Hanya saja, sebaik-baiknya doa adalah yang pernah dibaca nabi yaitu menggunakan bahasa Arab.

Kemudian diterangkan dalam buku Panduan Shalat Rasulullah yang disusun Imam Abu Wafa, berdoa dengan bahasa Indonesia menurut ulama Syafi'iyah terbagi dua hukumnya yaitu doa dari Al-Qur'an dan hadits serta yang bukan dari Al-Qur'an dan hadits.

Doa yang asalnya dari Al-Qur'an dan hadits boleh diamalkan jika bagi orang yang tak mampu berbahasa Arab dan tidak boleh bagi orang yang mahir berbahasa Arab. Adapun, pendapat lain memperbolehkan bagi siapa pun dan lainnya mengatakan tidak boleh bagi siapa pun karena tidak darurat.

Lalu, orang boleh berdoa dengan bahasa selain Arab jika doa yang dibaca tidak berasal dari Al-Qur'an dan hadits asalkan doa tersebut adalah mubah dan tidak mengandung kata-kata permusuhan atau mengandung dosa serta tidak juga kata-kata yang memutus hubungan kerabat.

Cendekiawan muslim M Quraish Shihab dalam karyanya Shihab & Shihab turut menyebut kebolehan berdoa dengan bahasa Indonesia.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun KH Miftahul Huda mengatakan hal serupa. Berdoa dengan bahasa apa saja selain bahasa Arab boleh dilakukan.

Pria yang akrab disapa Kiai Miftah itu menjelaskan Allah SWT mengetahui setiap maksud hamba-Nya meski lisan seseorang tidak bisa menyuarakan.

"Allah SWT Maha Mengetahui setiap doa dalam berbagai bahasa apa pun itu dan Dia pun Maha Mengetahui setiap kebutuhan yang dipanjatkan," katanya, dikutip dari laman MUI pada Senin (24/11/2025).

Doa Menjenguk Orang Sakit sesuai Anjuran Nabi SAW

Berikut doa menjenguk orang sakit sesuai anjuran Nabi SAW seperti dinukil dari kitab Al-Adzkar oleh Imam An-Nawawi terjemahan Ulin Nuha.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ، أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ، شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma rabbannaasi adzhibil ba'sa isyfihi wa antas syafi laa syifaa'an laa yughadiru saqaman

Artinya: "Ya Allah, Tuhannya manusia, hilangkanlah rasa sakit, sembuhkanlah, Engkau-lah Dzat Yang Menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit."

Selain itu, terdapat doa menjenguk orang sakit dengan versi lebih pendek. Bacaan ini diamalkan ketika Nabi SAW menjenguk orang badui yang sakit ringan.

لاَ بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ الله

Laa ba'sa thahur insyaa Allah

Artinya: "Tidak apa, semoga menjadi penghapus (dosa), jika Allah menghendakinya." (HR Bukhari)

Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar

Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar