Iman adalah nikmat terbesar yang Allah SWT anugerahkan kepada hamba-Nya. Dengan iman, seseorang bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan, serta menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam. Namun, iman bukan sesuatu yang tetap, ia bisa bertambah dengan ketaatan dan bisa berkurang karena kemaksiatan.
Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan bahwa hati manusia berada di antara dua jari Allah SWT, sehingga bisa saja berbolak-balik sesuai kehendak-Nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hadits dari Anas RA, ia menuturkan, "Dahulu Rasulullah SAW memperbanyak berdoa :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Wahai Sang Pembolak-balik hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu".
Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu, dan beriman kepada ajaran Islam yang engkau bawa, maka apakah engkau mengkhawatirkan kami?".
Beliau menjawab, "Ya! Sesungguhnya hati (para hamba) itu berada diantara dua jari dari jari-jemari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai dengan yang Dia kehendaki!". (HR. At-Tirmidzi, Ahmad)
Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap muslim untuk senantiasa berdoa agar diberikan ketetapan iman hingga akhir hayat. Memohon kepada Allah SWT agar tidak tergelincir ke dalam kesesatan merupakan bentuk kerendahan hati sekaligus usaha menjaga hidayah yang telah diberikan.
Doa Memohon Ketetapan Iman
Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits yang bisa menjadi doa memohon ketetapan iman:
1. Surat Ali Imran Ayat 8
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Arab-Latin: Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb
Artinya: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi."
2. Surat Ali Imran Ayat 147
وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِىٓ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ
Arab-Latin: Wa mā kāna qaulahum illā ang qālụ rabbanagfir lanā żunụbanā wa isrāfanā fī amrinā wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn
Artinya: Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
3. QS Ali-Imran ayat 193-194
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَاد
Arab-Latin: Rabbanā innanā sami'nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir 'annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma'al-abrār Rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād
Artinya: "Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu): 'Berimanlah kalian kepada Rabb kalian, maka kami pun beriman. Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuslah kesalahan-kesalahan kami, serta wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti (shalih). Ya Rabb kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat kelak. Sesungguhnya Engkau tidak pernah menyalahi janji."
4. Surat Al-Kahfi Ayat 10
إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Arab-Latin: Iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā
Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
5. Hadits Riwayat Muslim
Rasulullah SAW bersabda,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلعَجْزِ وَاْلكَسَلِ وَاْلجُبْنِ وَاْلبُخْلِ وَاْلهَرَمِ وَعَذَابِ اْلقَبْرِ. اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابَ لَهَا
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun, dan adzab kubur. Ya Allah, berikanlah ketaqwaan pada diriku, dan sucikanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang Maha Mensucikannya, Engkau Dzat yang Melindungi dan Memeliharanya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan." (HR Muslim)
Makna Iman
Dikutip dari buku Psikoterapi Islam: Fiqh dan KHI karya Prof. Dr. Khairunnas Rajab, Al-Qur'an menjelaskan tentang iman yang selalu beriringan dengan amal saleh. Di antara keduanya terdapat hubungan yang tidak terpisahkan, menyebut iman berarti menyebut amal.
Amal tidak berdiri sendiri tanpa iman, begitupun sebaliknya. Orang yang beriman adalah orang yang meyakini, mengEsakan, menetapkan-Nya dalam kemandirian dengan penuh ketaatan.
Seorang muslim yang beramal saleh adalah orang yang menunaikan kewajiban, meninggalkan pekerjaan yang dilarang berupa maksiat dan dosa. Sedangkan amal saleh adalah bentuk konkret dari keimanan itu sendiri.
Orang-orang yang beriman tidak ragu-ragu dan selalu memperkuat keyakinan dengan tauhid. Maka tauhid yang dipahami oleh orang-orang yang beriman adalah meyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Pernyataan keimanan ini termaktub dalam ikrar syahadat.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
Ribuan Orang Teken Petisi Copot Gus Yahya dari MWA UI
142 Negara PBB Setuju Palestina Merdeka tapi Gaza Terus Digempur Israel
KTT Darurat Arab-Islam di Doha Kecam Serangan Israel, Hasilkan 25 Poin Komunike