- Keutamaan Pemimpin yang Adil dalam Islam 1. Mendapat Naungan dari Allah SWT di Hari Akhir 2. Pemimpin yang Adil adalah Manusia yang Paling Dicintai-Nya 3. Mendapat Mimbar yang Terbuat dari Cahaya di Sisi Allah SWT
- Dampak Pemimpin yang Adil dalam Masyarakat
- Kriteria Pemimpin yang Adil dalam Islam 1. Pemimpin yang Jujur 2. Pemimpin yang Amanah 3. Pemimpin yang Ahli dan Cerdas 4. Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai Rakyat
Pemimpin yang adil dalam hadits nabi dijelaskan bahwa mereka termasuk tujuh golongan orang yang dinaungi Allah SWT ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Seorang muslim tidak boleh sembarangan dalam memilih pemimpin. Pemimpin yang pantas dipilih untuk mengayomi umat Islam setidaknya harus memiliki beberapa kriteria di dalam dirinya. Paling tidak, harus ada empat hal.
Disebutkan dalam buku Format Masa Depan oleh Muammar Arafat Yusman, umat Islam bertanggung jawab baik secara keagamaan maupun kenegaraan dalam kegiatan pemilihan pemimpin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"MUI menegaskan bahwa kriteria pemimpin yang harus dipilih umat Islam adalah pemimpin yang benar (shiddiq), dipercaya (amanah), cerdas (fathanah), dan menyampaikan (tabligh)," tulis buku tersebut.
Apabila keempat sifat itu dipenuhi oleh calon pemimpin, maka dirinya pasti akan memiliki sifat baik yaitu adil. Pemimpin yang adil dalam hadits nabi termasuk sebagai orang yang mulia, sehingga ia akan mendapat naungan Allah SWT di saat tidak ada naungan selain naungan-Nya.
Menurut KBBI, adil maknanya adalah tidak berat sebelah, tidak memihak, berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang. Sehingga, pemimpin yang adil adalah pemimpin yang memenuhi hal-hal tersebut.
Keutamaan Pemimpin yang Adil dalam Islam
Pemimpin yang baik dalam Islam tentu mendapat banyak kemuliaan serta rahmat dari Allah SWT. Terdapat beberapa jaminan dari Allah SWT kepada pemimpin-pemimpin yang adil, di antaranya:
1. Mendapat Naungan dari Allah SWT di Hari Akhir
Dikutip dari buku Jawahir Al-Bukhari: 800 Hadits Pilihan dan Penjelasannya oleh Syaikh Muhammad Musthafa Imarah, Abu Hurairah RA berkata bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابُّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقُ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابًا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةً ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.
Artinya: "Ada tujuh orang yang dinaungi Allah dengan naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Tuhannya, orang yang hatinya terpaut di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah pun karena-Nya pula, dan seorang laki-laki yang diminta berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, tetapi ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, lalu matanya mengucurkan (air mata)." (HR Bukhari)
2. Pemimpin yang Adil adalah Manusia yang Paling Dicintai-Nya
Dikatakan dalam buku Resolusi Konflik dalam Masyarakat Melalui Teori Perdamaian Perspektif Al-Qur'an oleh Bukhari Muslim, pemimpin yang adil dalam hadits nabi termasuk dalam orang yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sedangkan yang paling dibenci-Nya adalah pemimpin yang zalim.
Dari Abu Said Al-Khudri RA, Rasulullah SAW bersabda,
عَنْ أَبِي سَعِيدِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنهُ . قال: قال رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم : إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِساً إِمَامُ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامُ جَائِرٌ
Artinya: Dari Abu Said Al-Khudri RA: Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya manusia yang paling dicintai Allah Azza Wajalla dan yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah pemimpin yang adil, sedangkan manusia paling dibenci oleh Allah dan paling jauh tempat duduknya di hari kiamat adalah pemimpin yang zalim." (HR Tirmidzi)
3. Mendapat Mimbar yang Terbuat dari Cahaya di Sisi Allah SWT
Dikutip dari buku Ringkasan Kitab Adab oleh Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُوْرٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْنَا يَدَيْهِ يَمِينُ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيْهِمْ وَمَا وَلُوْا
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil, di sisi Allah berada di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, di sisi kanan Ar- Rahman Azza wa Jalla, dan kedua Tangan-Nya kanan. Yaitu, orang- orang yang berlaku adil dalam menghukum dan berlaku adil terhadap keluarga mereka dan terhadap bawahan mereka ketika mereka berkuasa." (HR Muslim, Ahmad, dan An-Nasa'i)
Dampak Pemimpin yang Adil dalam Masyarakat
Hamid Sakti Wibowo dalam buku Kepemimpinan dalam Perspektif Islam: Menjadi Pemimpin yang Berkarakter disebutkan bahwa seorang pemimpin yang adil dan memperjuangkan kesetaraan akan mampu menciptakan lingkungan yang harmonis, memberikan perlindungan kepada seluruh anggota masyarakat dan memajukan kesejahteraan bersama.
Ketika seorang pemimpin adil, tentunya semua anggota masyarakat dihargai haknya tanpa memandang perbedaan ras, agama, jenis kelamin atau latar belakang sosial.
Kriteria Pemimpin yang Adil dalam Islam
1. Pemimpin yang Jujur
Rasulullah SAW pernah menegaskan salah satu sahabatnya untuk tidak meminta jabatan, ucapan ini terekam dalam hadis riwayat al-Bukhari:
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ
Artinya: "Dari Abdurrahman bin Samurah, beliau mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi jabatan dengan tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan ditelantarkan, dan jika kamu bersumpah, lantas kamu lihat ada suatu yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik." (HR Bukhari)
2. Pemimpin yang Amanah
Seorang pemimpin haruslah bersikap amanah dan tidak curang. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa pemimpin yang curang tidak Allah masukkan ke dalam surga.
ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: "Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga." (HR Bukhari)
3. Pemimpin yang Ahli dan Cerdas
Seorang pemimpin haruslah orang yang ahli dan cerdas. Keahlian ini meliputi berbagai hal, termasuk menata kewarganegaraan yang akan membawa negara dan rakyat pada kestabilan di berbagai bidang, baik kemananan, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Memberikan kepercayaan kepada yang bukan ahlinya merupakan suatu tanda kehancuran, sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظَرْ السَّاعَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: "Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya, "Bagaimana hilangnya amanah itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat". (HR Bukhari)
4. Pemimpin yang Mencintai dan Dicintai Rakyat
Kemudian kriteria pemimpin selanjutnya yaitu yang dicintai dan mencintai rakyatnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
خِيارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ ويُحِبُّونَكُمْ، ويُصَلُّونَ علَيْكُم وتُصَلُّونَ عليهم، وشِرارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ ويَلْعَنُونَكُمْ
Artinya: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (HR Muslim)
Pemimpin yang jujur akan melahirkan keadilan. Hal ini tentu menjadi kunci untuk masyarakat yang berkeadilan dan sejahtera. Besok, 14 Februari 2024 seluruh masyarakat Indonesia akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. InsyaAllah presiden dan wakil presiden yang terpilih nanti dapat mengemban amanah dengan sebaik-baiknya, jujur, adil dan mensejahterakan rakyat.
(lus/lus)
Komentar Terbanyak
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza
Dari New York, 15 Negara Barat Siap Akui Negara Palestina
Daftar Kekayaan Sahabat Nabi