Waktu Istimewa Hari Jumat yang Sebentar Tapi Mustajab

Waktu Istimewa Hari Jumat yang Sebentar Tapi Mustajab

Kristina - detikHikmah
Jumat, 06 Okt 2023 05:45 WIB
Muslim man praying in the mosque
Ilustrasi waktu istimewa hari Jumat yang sebentar tapi mustajab untuk berdoa. Foto: Getty Images/iStockphoto/FOTOKITA
Jakarta -

Jumat adalah hari raya pekanan bagi umat Islam. Ada satu waktu di hari Jumat yang istimewa. Menurut hadits, berdoa pada waktu tersebut besar kemungkinan untuk dikabulkan.

Waktu istimewa pada hari Jumat ini disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah RA yang mendengar dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَقَالَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا يُزَرِّدُهَا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Di dalam hari Jumat ada suatu saat yang apabila tepat pada saat itu seorang muslim berdiri melakukan salat lalu memohon kebaikan kepada Allah, pasti akan diberikan padanya." Beliau memberi isyarat dengan jari tangannya bahwa saat tersebut sangat singkat." (HR Muslim dalam kitab Salat Jumat. Imam an-Nawawi turut menukilnya dalam Riyadhus Shalihin)

Pensyarah kitab Riyadhus Shalihin, Musthafa Dib al-Bugha, menjelaskan bahwa waktu istimewa pada hari Jumat tersebut sangat pendek.

ADVERTISEMENT

Ada suatu riwayat yang menyebut bahwa waktu tersebut terletak di antara duduknya imam hingga selesai salat.

عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيٌّ قَالَ قَالَ لِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ أَسَمِعْتَ أَبَاكَ يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَأْنِ سَاعَةِ الْجُمُعَةِ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

Artinya: "Abdullah bin Umar berkata kepadaku, 'Apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyampaikan hadits dari Rasulullah SAW mengenai waktu (terkabulnya doa) pada hari Jumat?' Aku menjawab, 'Ya, aku pernah mendengarnya dan ayahku mengatakan sebagai berikut, 'Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga selesai salat." (HR Muslim dalam kitab Salat Jumat)

Sementara itu, Raghib As-Sirjani dalam Ihya 345 Sunnah Nabawiyah, Wasa'il wa Thuruq wa Amaliyah menyebut sebuah riwayat yang menjelaskan bahwa waktu mustajab hari Jumat yang apabila seseorang berdoa besar kemungkinan terkabulkan terletak di antara Ashar dan Maghrib.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Sebaik-baiknya hari di mana matahari terbenam adalah hari Jumat; di dalamnya Adam Alaihissalam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Pada hari tersebut terdapat waktu yang tidaklah seorang muslim salat dan berdoa melainkan Allah akan mengabulkannya."

Abu Hurairah RA bertemu dengan Abdullah bin Salam RA dan menyebutkan hadits tersebut kepadanya. Abdullah bin Salam RA mengatakan mengetahui waktu tersebut. Ia berkata, "Waktu itu antara Ashar dan Maghrib."

Lalu, Abu Hurairah RA berkata, "Bagaimana bisa waktu itu setelah Ashar sedangkan Rasulullah telah berkata, 'Tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya sedang ia dalam salat,' sedang waktu tersebut tidak diperbolehkan salat?"

Abdullah bin Salam RA kemudian berkata, "Bukankah Rasulullah telah berkata, 'Barang siapa duduk menunggu salat maka ia seperti sedang salat."

Abu Hurairah RA pun berkata, "Betul." Maka Abdullah bin Salam RA berkata, "Itulah yang dimaksud."

Hadits tersebut diriwayatkan At-Tirmidzi dalam Abwab Al-Jumuah dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih dan Dhaif Sunan At-Tirmidzi.

Para ulama berselisih pendapat terkait kapan waktu mustajab pada hari Jumat tersebut. Namun, pendapat di atas dianggap yang paling kuat. Wallahu a'lam.

Doa Hari Jumat setelah Salat Ashar

Dalam kitab Syuabul Iman dan kitab Nurul Lum'ah terdapat bacaan doa yang bisa dipanjatkan selepas salat Ashar di hari Jumat. Berikut bacaannya.

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ خَلَقْتَنِي ، وَأَنَا عَبْدُكَ وَابْنُ أَمَتِكَ ، وَفِي قَبْضَتِكَ ، وَناصِيَتِي بِيَدِكَ ، أَمْسَيْتُ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ بِنِعْمَتِكَ ، وَأَبُوءُ بِذَنْبِي ، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبُ إِلا أَنْتَ

Arab latin: Allahumma Anta Rabbi laa ilaaha illa Anta khalaqtani, wa ana abduka wabnu amatika wafi qabdhotika wa nasiyati bi yadika. Amsaitu ala ahdika wa wa'dika mastatho'tu a'udzu bika min syarri ma shona'tu. Abu'u bi ni'matika wa abu'u bidzanbi faghfirly dzunubi. Innahu la yaghfirudz dzunuba illa Anta.

Artinya: "Ya Allah, Engkau Tuhanku, tidak ada tuhan yang aku sembah kecuali Engkau yang telah menciptakanku. Menciptakanku sebagai hamba-Mu dan anak dari hamba sahaya-Mu. Hidupku ada dalam genggaman-Mu. Aku hidup atas janji dan ancaman-Mu. Selama aku bisa, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku telah menyia-nyiakan nikmat-Mu. Dan aku berbuat dosa. Maka ampunilah dosaku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau."




(kri/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads