Seruan Islam

Kolom Hikmah

Seruan Islam

Penulis Kolom, Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 15 Agu 2025 08:00 WIB
Aunur Rofiq
Foto: Ilustrasi: Zaki Alfaraby/detikcom
Jakarta -

Islam mengajarkan kesucian, karena manusia diciptakan dalam keadaan suci. Allah SWT. telah menempatkan manusia sebagai khalifah di bumi untuk memenuhi kehendak-Nya dan membuktikan bahwa dirinya adalah mulia. Allah SWT. menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dan melengkapinya dengan segala yang diperlukan untuk memenuhi tugasnya.

Manusia melaksanakan tugas sebagai khalifah, maka wajib mempertanggung jawabkan kepada Allah SWT. Ketahuilah, Humanisme islam adalah melarang keras mendewakan manusia atau mahluk-mahluk lain, namun tidak juga merendahkan manusia sebagai mahluk yang hina dan berdosa. Humanisme dalam ajaran islam didasarkan pada hubungan antar sesama manusia,baik itu hubungan sesama muslim maupun dengan umat non-muslim.

Dengan mengutip Surah al-Isra' ayat 70 yang mengatakan dalam firman-Nya, "Sesungguhnya Kami muliakan anak dan cucu Adam dan Kami angkat mereka serta mengangkat mereka dan memberikan rezeki lebih baik dan Kami lebihkan dari makhluk lain dengan kebaikan sempurna."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Allah SWT. memuliakan Bani Adam yaitu manusia dari makhluk-makhluk yang lain, baik malaikat, jin, semua jenis hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Kelebihan manusia dari makhluk-makhluk yang lain berupa fisik maupun non fisik, sebagaimana firman Allah surah at-Tin ayat 4-6 yang terjemahannya, "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya."

Selain diberi panca indera yang sempurna, manusia juga diberi hati yang berfungsi untuk menimbang dan membuat keputusan ( QS. an-Nahl 78 ). Meskipun demikian, banyak manusia yang tidak menyadari akan ketinggian derajatnya sehingga tidak melaksanakan fungsinya. Sehingga Allah SWT. akan mengisi neraka jahanam dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.

ADVERTISEMENT

Seruan berikutnya tentang kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu musibah yang telah ditetapkan Allah SWT. untuk menimpa seseorang, keluarga, atau masyarakat. Islam memandang bahwa masalah kemiskinan adalah masalah tidak terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan primer secara menyeluruh. Kemiskinan berdampak buruk terhadap akidah dan perilaku manusia.

Dalam al-Qur'an surah al-Balad ayat 14-18 tentang orang-orang miskin, yang terjemahannya, "atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan. (kepada) anak yatim yang memiliki hubungan kekerabatan. atau orang miskin yang sangat membutuhkan. Kemudian, dia juga termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar serta saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka itulah golongan kanan."

Makna ayat-ayat di atas adalah memberi makan saat terjadi kelaparan, memberi makan kepada anak yatim yang masih kerabat, orang miskin yang fakir. Apabila mereka berkenan menempuh jalan yang sukar, beriman, dan saling berpesan untuk bersabar dan berkasih sayang, mereka adalah golongan kanan yang akan menemui kebahagiaan di akhirat berupa surga dengan segala kenikmatan di dalamnya.

Seorang muslim harus sehat, bersih, kuat dan produktif. Tidak ada yang bermalas-malasan, aktif bergerak mencari ilmu, berinovasi dan berbagi manfaat keahlian di dalam kehidupan. Ingatlah bahwa seseorang bertanggung jawab atas kesengsaraannya, dan mendesak mereka untuk bangkit dan berusaha di muka bumi mencari karunia-Nya. Islam memandang keproduktifan, penyejahteraan diri, handai taulan, tetangga dan umat manusia sebagai ibadah.

Islam mengajarkan etika perilaku. Nilai-nilai niat, kemauan baik dan kesucian pribadi merupakan nilai-nilai hakiki. Islam tidak mengenal warna, ras dan nasionalisme. Memandang perilaku politis sebagai ekspresi spiritualitasnya dan memandang setiap individu sebagai penggembala yang bertanggung jawab atas gembalaannya, sedangkan umat bertanggung jawab atas umat manusia.

Akhlakul karimah pada intinya adalah perilaku baik yang dimiliki manusia dan datangnya dari Allah SWT. dan rasul-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya aku diutus ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik," (HR Ahmad).

Semoga Allah SWT. selalu membimbing kita menjadi golongan orang-orang mulia, berakhlak mulia, saling nasihat menasihati. Menjadi orang yang bertanggung jawab dan beramanah.

Aunur Rofiq

Penulis adalah Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads