Pelaksanaan Salat Jumat kali ini, 10 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 10 Rajab 1446 Hijriah. Rajab adalah bulan ke-7 dalam kalender Hijriah. Rajab termasuk bulan haram, bersama Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharram.
Dikutip dari buku Penunjuk Khutbah Juma't 1444 H (Seri 132), berikut adalah teks khutbah Jumat yang mengangkat tema Raih Pribadi Rajabi untuk Menjadi Ramadhani, yang ditulis oleh KH. Dr.Surahman Hidayat, MA.
Khutbah Jumat Bulan Rajab
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى حَبِيبِنَا وَحَبِيبِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، إِمَامِ الْمُتَّقِينَ وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِينَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَحْبَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوْصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، حَيْثُ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْعَزِيزِ:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
KHUTBAH I
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas limpahan nikmat dan karunia-Nya yang tidak terhingga. Terutama, nikmat iman dan Islam yang menjadi modal selamat bahagia.
Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, teladan umat manusia, Nabi Muhammad saw berikut keluarga, para sahabat, dan semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Perjalanan waktu mengantarkan kita kepada bulan Rajab, salah satu bulan yang mulia. Rajab merupakan bulan ketujuh dalam kalender Hijriyah. Sebagai salah satu dari asyhurul hurum sudah selayaknya umat Islam memuliakan dan menghormati keagungan bulan Rajab ini.
Ia disebut dengan bulan Rajab karena pada masa lalu bangsa Arab yarjibuuna, yakni melepaskan mata pisau dari tombaknya sebagai sebuah simbol pengharaman perang. Rajab juga terambil dari kata tarjib (ترجيب) yang bermakna pengagungan.
Dalam Islam, bulan Rajab memiliki banyak kemuliaan. Di antara kemuliaan yang terdapat pada bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan oleh Allah dalam Alquran,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu." (QS At-Taubah: 36)
Terkait dengan empat bulan haram tersebut, Nabi SAW menjelaskan,
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Zaman berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagai salah satu bulan haram, pada bulan Rajab ini siapapun dilarang untuk melakukan perbuatan haram seperti peperangan, pembunuhan, kejahatan, dan semua dosa. Sebaliknya, sangat dianjurkan untuk melakukan berbagai ketaatan. Di antaranya dengan memperbanyak puasa. Sufyan ats-Tsauri berkata, "Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya."
Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan terjadinya peristiwa Isra dan Mi'raj. Tepatnya pada malam 27 dari bulan Rajab. Pada saat itulah Nabi SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu ke Sidratul Muntaha. Allah berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِى أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَا الَّذِى بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat." (Al-Isra: 1).
Peristiwa Isra dan Mi'raj berisi ibrah yang menguatkan iman akan kekuasaan Allah SWT serta berbuah hadiah Rabbani berupa shalat lima waktu yang menjadi sarana komunikasi dan penghubung antara hamba dengan Tuhan.
Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan tobat dan meminta ampun kepada Allah SWT. Hal itu dapat dipahami dari firman Allah dalam surat at-Taubah di atas yang berbunyi, "Maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu." Menurut Dr Ali al-Asyi, ini adalah seruan secara tidak langsung untuk memperbaharui tobat.
وقال ذو النون المصري - رحمه الله - : رجب للترك الآفات، وشعبان لاستعمال الطاعات، ورمضان لانتظار الكرامات. فمن لم يترك الآفات، ولم يستعمل الطاعات، ولم ينتظر الكرامات، فهو من أهل الترهات
Dzun Nun al-Mishri rahimahullah berkata, "Rajab adalah bulan meninggalkan dosa, Sya'ban bulan melaksanakan berbagai ketaatan, Ramadhan adalah bulan penantian berbagai karomah. Siapa yang tidak meninggalkan dosa, tidak menunaikan ketaatan, dan tidak menantikan karomah, maka ia termasuk kalangan yang alpa (tidak berguna)."
Keutamaan lain dari bulan Rajab adalah bahwa ia merupakan bulan persiapan menuju Ramadhan. Pasalnya, saat bulan Rajab tiba berarti Ramadhan semakin dekat. Jarak antara Ramadhan hanya dipisahkan oleh satu bulan saja, yaitu bulan Sya'ban. Maka sudah selayaknya bulan Rajab dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri secara maksimal menuju Ramadhan. Itulah yang dilakukan oleh salafunas saleh.
Abu Bakar al-Warraq al-Balkhi berkata:
شهر رجب شهر للزرع، وشعبان شهر لسقي الزرع، ورمضان شهر حصاد الزرع.
Artinya:
Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam. Bulan Sya'ban adalah bulan menyirami tanaman. Serta bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman tersebut.
Setiap orang akan memanen apa yang ia tanam sebelumnya serta mendapatkan hasil usahanya. Maka, siapa yang tidak mau menanam, pada masa panen ia akan kecewa dan menyesal sebab tidak ada yang dihasilkan.
Demikian sejumlah keutamaan dan kemuliaan bulan Rajab. Ia sarana persiapan menuju Ramadhan. Siapa yang menjadi pribadi rajabi dengan memuliakan bulan Rajab ini lewat berbagai amal taat dan tobat, hal itu akan mengantarnya menuju pribadi Ramadhani. Yaitu pribadi yang pada bulan Ramadhan dapat memanen berbagai amal saleh dan kebaikan. Semoga taufik dan inayah Allah membersamai kita semua.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ تِلَاوَتِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ وَحِينٍ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.
KHUTBAH II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَىٰ، وَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَىٰ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَآءِ، أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أُوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَىٰ اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَىٰ نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَىٰ آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ.
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَسَائِرَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بِلَادِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً.
اللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
(inf/lus)
Komentar Terbanyak
Di Masjid Al Aqsa, Menteri Garis Keras Israel Serukan Ambil Alih Gaza
Menteri Israel Pimpin Ibadah Yahudi di Halaman Masjid Al Aqsa
Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza