Berkurban, Bukti Cintai Dia, Sudahkah Kita?

Kolom Hikmah

Berkurban, Bukti Cintai Dia, Sudahkah Kita?

Abdurachman - detikHikmah
Senin, 17 Jun 2024 05:08 WIB
Abdurachman Guru Besar FK Unair Surabaya
Foto: Dokumen pribadi Abdurachman
Jakarta - Syair Cinta

"Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga!
Hai begitulah kata para pujangga". Itu sebagian lirik lagu cinta.
Betapa indah hidup berderai cinta. Hidup bagai di taman bunga. Hati selalu bahagia seolah memiliki segala. Selamanya! Siapa suka?

Jangan pernah katakan cinta. Kepada siapa saja. Jika belum ada buktinya. Cintakah kita kepadaNya. Sudahkah membuktikannya?

Kisah Nabi Ibrahim as.
Adalah beliau Ibrahim as. menyembelih ratusan ekor unta dan ribuan ekor domba. Beliau terkenal sangat dermawan. Atas kebiasaannya itu ada yang berujar, "Jumlah fantastis untuk ukuran sedekah ya Ibrahim".


"Jangankan sedekah unta dan domba untuk mendekat kepada Allah, anak pun kalau ada aku sembelih, jika Allah perintahkan," ujar beliau spontan.
Beliau a.s, belum dikarunia keturunan ketika itu.

Tiba masanya Nabi Ibrahim as. memperoleh anugerahNya. Seorang anak laki yang sangat shaleh. Akhlaknya sangat mulai. Wajahnya menuai haru bangga. Tampan tak ada dua. Bagi Ibrahim as. pastilah nikmat anugerahnya ini melebihi segala hartanya. Tak kan ada satu pun orang tua yang tidak menginginkannya. Bahkan di seluruh dunia!

Namanya Isma'il. Anak ini tumbuh menuju remaja. Ibrahim dan Hajar as. sungguh sangat bahagia.
Seketika perintah Allah pun tiba. "Sembelih anakmu!". PerintahNya dalam mimpi.

Dalam ragunya Ibrahim as. menduga. Itu bukan perintahNya. Sekedar mimpi saja.
Berikutnya Ibrahim bermimpi pula. Mimpi yang kedua. Mimpi itu pun ditepisnya karena sementara itu logikanya masih menduga mimpi biasa.
Namun, setelah yang ketiga. Kali ini Ibrahim mengerti bahwa mimpinya adalah wahyuNya semata.

Dikuatkan seluruh dayanya untuk melakukan titahNya. Menata diri untuk sempurna ikhlash melakukannya. Sambil terus menjauhkan tipu daya iblis. Makhluk itu berusaha terus memperdayainya, memperdaya istrinya, memperdaya putranya, Ismai'l.

Berulang lemparan batu menjauhkan si penggoda. Berlambang jumratul ulaa, wustha, dan 'aqabah pada ibadah haji di hari raya Iedul Adha.

Ibrahim, Hajar, Isma'il as. selamat dari tipudaya penggoda. Isma'il as. Allah ganti dengan seekor domba. Ibrahim pantas memperoleh cintaNya. Ia berkurban, seorang putra yang nilainya luar biasa, demi cintaNya semata. Adakah kurban kita memiripinya?
Ibrahim khalilullah, Ibrahim sang kekasih Allah. Cintanya memang berbukti nyata.

Buktikan cinta kita!
"Aku jatuh cinta
Walau berat jalanku tertahan
Aku tak ingin berhenti
BersamaMu, aku bahagia
Aku jatuh cinta".
Cinta dalam untaian lirik lagu. Semoga menjadi senandung cinta seorang hamba kepadaNya semata.

Ketika ahli surga ditanya kekurangannya apa. Tak satu pun mereka bicara tentang yang masih kurang dirasa. Surga, lambang kebahagiaan tiada tara. Bahagia melampaui nikmatnya rasa cinta di dunia. Bahagia selama-lamanya. Hampir tak berhingga.

Tahukah kita ketika Dia membuka tabir wajahNya. Seketika para ahli surga mendadak tak hirau akan setiap detail nikmat di dalamnya.
Menatap wajahNya adalah cinta tak berhingga.
Mari kita berkurban, buktikan kita memang iya, cinta kepadaNya!

Abdurachman

Penulis adalah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Pemerhati spiritual medis dan penasihat sejumlah masjid di Surabaya.
Artikel ini adalah kiriman dari pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis.


(erd/erd)

Hide Ads