Pemimpin Tidak Boleh Lalai

Kolom Hikmah

Pemimpin Tidak Boleh Lalai

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 18 Agu 2023 08:01 WIB
Poster
Ilustrator: Edi Wahyono
Jakarta -

Manusia adalah makhluk yang labil. Salah satu kelabilannya itu adalah sering lalai atau lupa. Lalai terhadap dirinya, terhadap orang lain, terhadap lingkungan, dan terhadap Tuhannya. Lalai pada Tuhannya ini tidak boleh terjadi karena lalai ini sama dengan tidak menjalankan perintah maupun menjauhi larangan-Nya. Dengan alasan apapun kelalaian yang tidak menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya adalah keburukan. Sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Ma'un ayat 4-5 yang artinya, ''Sungguh kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. Yakni, mereka yang melalaikannya.''

Makna ayat ini adalah Kehancuran, kehinaan dan siksa pada hari kiamat bagi orang-orang shalat yang munafik. Ibnu Mandzur dari Ibnu Abbas tentang firmanNya ( Fa Wailul lil musholliin )Dia berkata: "Ayat ini diturunkan untuk orang-orang munafik yang memamerkan shalat mereka kepada orang-orang mukmin saat ada mereka, meninggalkan shalat saat tidak ada mereka. Maka janganlah menjadi orang yang munafik, apalagi jika orang itu adalah pemimpin.

Dalam firman-Nya pada surah al-A'raf ayat 179, ditegaskan bahwa Allah SWT. memperingatkan kepada manusia, bahwa mereka yang lalai akan dijadikan kayu bakar api neraka dan menjadikannya lebih sesat dari binatang. Adapun arti dari ayat di atas, "Dan sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, Mereka mempunyai hati, tapi tidak dipergunakannya untuk memahami ( ayat-ayat Allah SWT), dan mereka mempunyai mata ( tetapi ) tidak dipergunakannya untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan-Nya ), dan mereka mempunyai telinga ( tetapi ) tidak dipergunakannya untuk mendengar ( ayat-ayat-Nya ). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tafsir Al-Mukhtashar di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) pada ayat di atas sebagai berikut :
Dan sungguh Kami telah menciptakan banyak manusia dan jin untuk mengisi Neraka Jahanam. Karena Kami mengetahui bahwa mereka akan melakukan apa yang dilakukan oleh para penghuni Neraka. Mereka mempunyai hati tetapi tidak mau menggunakannya untuk memahami apa yang bermanfaat dan apa yang berbahaya bagi mereka. Mereka mempunyai mata tetapi mereka tidak mau menggunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di di dalam diri mereka dan yang ada di alam semesta untuk dijadikan sebagai pelajaran. Dan mereka mempunyai telinga tetapi mereka tidak mau menggunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah kemudian merenungkan apa yang terkandung di dalamnya. Mereka itu seperti binatang ternak yang tidak mempunyai akal, bahkan mereka lebih sesat dari binatang ternak. Mereka itu adalah orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah SWT. dan hari Akhir.

Kelalaian yang pertama menyebabkan seseorang menjadi munafik. Kedua, melalaikan atas anugerah berupa hati, mata dan telinga. Selanjutnya kelalaian melihat hakikat dan isi, Al-Qur'an juga mencela mereka yang lalai dan hanya memperhatikan kulit luar ilmu pengetahuan tanpa mau melihat lebih dalam ( hakikat ). Dalam firman-Nya pada surah ar-Rum ayat 6-7 yang artinya, "Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir ( saja ) dari kehidupan dunia sedangkan mereka tentang ( kehidupan ) akhirat lalai." Oleh karena itu, janganlah kita mengikuti orang-orang yang hatinya telah lalai mengingat Tuhannya, mengikuti hawa nafsu sehingga melewati batas. Lalai tentang kehidupan akhirat, ini sangat buruk karena mereka lebih mementingkan kehidupan dunia yang fana.

ADVERTISEMENT

Agar kehidupan kita terhindar dari kelalaian, maka lakukanlah kewajiban terhadap hari-hari kita dengan mengisi ilmu yang bermanfaat dan amal saleh. Perbuatan ini tidak boleh ditunda karena kesempatan tersebut tidak mungkin akan kembali lagi untuk selamanya. Bagi orang beriman yang memperoleh amanah sebagai pemimpin, merupakan kesempatan emas dalam menjalankan fungsinya untuk kepentingan masyarakat luas. Maka segeralah karena perbuatan tersebut akan menjadi bekal akhiratnya. Dunia jangan dijadikan tujuan meski mempesona, tetapi jadikan sebagai wasilah untuk akhiratmu. Ingatlah do'a Amirul Mukminin Abu Bakar Ash-Shiddiq (r.a.)," Ya Allah, jangalah engkau membiarkan kami dalam kesengsaraan, dan janganlah Engkau menyiksa kami karena kelalaian, serta janganlah Engkau menjadikan kami termasuk golongan orang-orang yang lalai."

Penulis akhiri uraian ini dengan mengutip pesan dari sahabat Rasulullah SAW. yaitu Sahal bin Abdullah mengatakan, "Agar menjauhi pergaulan dengan tiga macam manusia : Orang yang manis tutur katanya atau ulama yang menipu, orang-orang sufi yang bodoh, dan orang-orang yang sombong lagi lalai."
Semoga Allah SWT. memberikan pemimpin pada negeri ini adalah pemimpin yang tidak lalai. Menjalankan kewajibannya dengan kegembiraan, tidak munafik, selalu mengingat akhirat dan bersyukur atas anugerah-Nya.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Hide Ads