Mabrur

Kolom Hikmah

Mabrur

Aunur Rofiq - detikHikmah
Jumat, 16 Jun 2023 07:59 WIB
Sekretaris Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Aunur Rofiq
Foto: PPP
Jakarta -

Dari sisi istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah Swt. kemudian berdampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat bagi orang lain. Oleh karenanya, al hajjul mabrur sebagai impian dari orang yang melaksanakan jemaah haji itu melalui tahapan. Mabrur tidak datang tiba-tiba. Tetapi harus diusahakan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji. Untuk mencapai hendaknya melaksanakan syariat sebagai berikut : Melakukan perjalanan ke Baitullah dengan menyempurnakan syarat dan rukun-rukunnya sehingga mendapatkan pahala haji ( haji yang mabrur ). Sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 196 yang berbunyi, " Sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah." Adapun ganjaran haji syariat ini adalah selamat dari siksaan Neraka Jahim dan kemurkaan-Nya. Ini dipertegas dengan firman-Nya surah ali-Imran ayat 97 yang artinya, "Orang yang masuk ke Baitullah ( beribadah haji ), maka ia akan aman."

Mari kita simak kisah Ali bin Muwaffaq.
Suatu saat ketika Abdullah bin Mubarak sedang naik haji dan dirinya tertidur di Masjidil Haram kala menuaikan ibadah haji. Ia pun bermimpi. Dalam mimpinya beliau bertemu dengan dua orang malaikat yang saling bercakap-cakap.

Seorang malaikat bertanya pada malaikat yang lain, "Berapa jumlah orang yang menunaikan ibadah haji pada tahun ini?" kata salah satu diantara keduanya. "Enam ratus ribu," jawab malaikat satunya. Lalu malaikat yang tadi bertanya lagi, "Berapa yang diterima hajinya?" Malaikat yang satunyapun menjawab," Tidak ada yang diterima."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mendengar percakapan itu, Abdullah bin Mubarak menjadi terguncang dan hatinya merasa pedih. Kemudian ia pun menangis. "Semua orang yang ada di sini telah datang dari berbagai penjuru bumi. Dengan dengan kesulitan yang besar dan keletihan semuanya menjadi sia-sia?" pikir Ibnu Mubarak dalam mimpinya.

Tiba-tiba salah satu malaikat berkata lagi. "Kecuali hanya seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Muwaffaq. Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Bahkan berkat dialah ibadah seluruh jamaah haji ini diterima oleh Allah."

ADVERTISEMENT

Ketika Abdullah Ibnu Mubarak mendengar percakapannya itu, beliau terbangun dari mimpinya dan membuatnya termenung. Setelah selesai menunaikan ibadah haji, berangkatlah Abdullah bin Mubarak ke Damaskus. Mulai menelusuri jejak Ali bin Muaffaq di lorong-lorong kota. Sampai akhirnya tempat tinggal Muwaffaq ditemukan. Ibnu Mubarok langsung ceria karena ia sudah bertemu orang yang membuatnya penasaran. "Aku ingin berbincang denganmu, di sana ada masjid, mari berbincang di sana. Aku akan menceritakan apa yang kulihat di mimpiku. Aku adalah Abdullah bin Mubarak." Mendengar cerita tersebut, Muwaffaq lalu menangis dan jatuh pingsan.

Setelah sadar Muwaffaq pun berkisah perihal rencananya untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengatakan bahwa selama 40 tahun punya keinginan besar untuk melaksanakan ibadah haji. Untuk itu dirinya telah berhasil mengumpulkan uang sebanyak 350 dirham dari memperbaiki sepatu. Dia berkata pada dirinya sendiri, 'Sabarlah, barangkali tahun ini aku bisa mendapatkan 50 dirham, hingga genaplah 400 dirham agar bisa menunaikan haji'.

Suatu ketika, istrinya yang sedang hamil mencium aroma sedap makanan yang dimasak tetangganya. Kemudian sang istri memohon kepada Muwaffaq agar dapat mencicipi masakan tetangganya itu walau sedikit. Lalu Muwaffaq pergi menuju tetangga yang kebetulan di sebelah rumahnya. Sesampai di rumah tetangganya itu Muwaffaq mengutarakan maksud kedatangannya. Pemilik rumah itu adalah seorang tetangga perempuan yang menjanda.

Tetangga tersebut berkata, 'makanan ini haram bagimu tetapi halal bagiku', lelaki itu pun bertanya, 'kenapa makanan ini haram bagiku tetapi halal bagimu?". Sambil menangis, tetangga tersebut berkata "Saudaraku, aku mempunyai anak-anak yatim yang masih kecil. Mereka seminggu ini belum makan. Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu," ungkapnya sambil sesenggukan dan berderai airmatanya.

Seketika itu hati Muwaffaq menjadi tersentuh. Ia kemudian pulang ke rumah dan mengambil tabungan yang terkumpul untuk berhaji dan diberikan kepada tetangganya yang membutuhkan itu. "Belanjakan uang ini untuk anakmu," kata Muwaffaq. Saat itu ia berkata dalam hati,"Hajiku cukup di depan rumahku, semoga Allah mencukupkan derma ini untuk menunaikan haji bagiku."


Ibnu Mubarak yang mendengar itu kemudian berkata, "Engkau benar, benarlah malaikat dalam mimpiku. Allah Maha Adil dalam hukum dan keputusan. Allah Maha Mengetahui tentang hakikat segala sesuatu."

Kisah sangat menarik, bermula saat penulis shalat Jumat awal Juni 2023 khatib menceritakan kisah ini, tak terasa mata berkaca-kaca dan basah. Ali bin Muwaffaq mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah haji, dia menabung sedikit demi sedikit ( penghasilan tukang perbaiki sepatu ) selama 40 tahun. Karena keimanannya kepada Allah Swt. dan meneladani Rasulullah Saw. dalam hal lebih mementingkan kepentingan orang lain yang jauh lebih membutuhkan, maka Allah Swt. telah memberikan karunia-Nya dan menerima ibadah hajinya meskipun ia tidak datang menunaikan ibadah haji.

Akhlak seseorang seperti tukang sepatu ini langka untuk ditemukan saat ini. Untuk itu perlunya mendidik sejak usia dini dengan menanamkan akhlak. Keruntuhan kehidupan berbangsa dimulai dari melemahnya akhlak masyarakat. Jika hal ini telah terjadi, upaya untuk mengembalikannya membutuhkan biaya yang sangat besar.

Dalam musim haji tahun ini, penulis berdoa semoga semua jamaah haji dapat diterima ibadahnya oleh Allah Swt.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads