Isu fasilitas sekolah seperti komputer dan laptop yang kurang memadai disorot warganet jelang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA). Pertanyaan soal potensi penggunaan Chromebook dan ponsel (HP) pada pengerjaan TKA turut mencuat.
Merespons pertanyaan ini, Indyah Hayu Ariyanti dari Tim Penilaian dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengatakan TKA dapat dikerjakan menggunakan personal computer (PC), laptop, dan Chromebook.
"Sama seperti Asesmen Nasional. Jadi untuk Tes Kemampuan Akademik sendiri dilaksanakan dengan menggunakan baik itu PC ataupun laptop, dan juga bisa menggunakan Chromebook," ucapnya dalam tayangan Tanya SMA episode Tes Kemampuan Akademik di kanal YouTube Direktorat SMA, Selasa (30/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa Boleh Bawa Laptop Sendiri, Tapi...
Ia menjelaskan, sekolah dengan keterbatasan perangkat direkomendasikan untuk meminjam perangkat atau perlengkapan dari satuan pendidikan lain, orang tua, atau siswa (resource sharing).
Rekomendasi kedua yakni menumpang TKA di sekolah yang sarana-prasarananya memadai.
"Cuman kan menumpang itu pasti dirasa lebih lebih akan menyulitkan juga ya nanti pengaturannya karena pasti sekolah yang akan ditumpangi pun juga akan melaksanakan TKA. Jadi lebih baik diarahkan untuk rekomendasi yang pertama tadi bisa resource sharing, bisa meminjam di satuan pendidikan lain, atau orang tua atau bahkan siswanya.
Indyah menambahkan, sekolah yang kekurangan sarana komputer juga dapat meminjam laptop siswa selama dipasang aplikasi Exam Browser. Laptop yang dapat digunakan yakni memiliki sistem operasi (OS) Windows atau MacOS.
"Atau bahkan mungkin sekolah, mungkin secara sarana-prasarananya kurang memadai, kurang maksimal, dan meminjam laptop kepada siswanya itu bisa, asalkan nanti di perangkatnya harus di-install Exam Browser. Jadi sama seperti di Asesmen Nasional, sejauh laptop, PC, atau Chromebook menggunakan OS Windows atau MacOS, itu bisa digunakan," jelasnya.
Ia menggarisbawahi, laptop siswa yang akan digunakan pada TKA disiapkan sebelum hari H ujian. Laptop yang sudah disiapkan untuk TKA tidak boleh dibawa pulang lagi ke rumah dengan alasan keamanan ujian.
"Bisa menggunakan laptop siswa sendiri asalkan itu tidak dibawa pas hari H, tapi mulai persiapan. Kan ada simulasi, ada gladi. (Saat) gladi itu sudah ada di situ, dan tidak dibawa pulang lagi oleh siswanya karena kan itu juga menjaga keamanan," kata Indyah.
TKA Bisa Pakai HP atau Tidak?
Sementara itu, Indyah mengatakan pengerjaan TKA tidak dapat menggunakan ponsel atau HP. Ketentuan ini diambil agar siswa dapat maksimal mengerjakan soal di layar yang luasnya lebih memadai.
"Kenapa untuk HP itu tidak dijadikan pilihan pada saat ini? Karena kemarin juga sebenarnya sempat muncul pemikiran, 'oh gimana kalau kita pakai HP, gadget gitu. Karena kalau gadget kan semua orang punya'," ucapnya.
"Tapi setelah didiskusikan kembali, saat siswa melaksanakan Tes Kemampuan Akademik menggunakan HP pasti itu lebih tidak maksimal lagi. Karena saat soalnya itu panjang, mereka akan lebih sibuk scrolling ke atas dan ke bawah untuk membaca soal daripada mengerjakan soal. Karena hal tersebut, maka masih digunakan PC, laptop ataupun Chromebook dalam pelaksanaannya," sambung Indyah.
Isu Jaringan Internet
Sementara itu, perihal isu jaringan internet pada TKA, Indyah mengatakan sekolah dapat menggunakan pilihan pelaksanaan TKA semi online token offline seperti Asesmen Nasional.
Opsi pelaksanaan TKA yang tersedia yakni full online, semi online token online, dan semi online token offline. Pada opsi full online, komputer sekolah dihubungkan langsung dengan server pusat.
Sedangkan pada opsi semi online token online, soal-soal diunduh ke server lokal. Token ujian diperoleh secara online saat hendak log in untuk mengerjakan tes.
"Semi online token offline sama seperti yang semi online token online. Bedanya, token-nya itu dapatnya itu tidak pada saat pas mau mengerjakan dan mengakses si tesnya tersebut. Nah, bagi daerah-daerah yang memang blank spot, bisa mengambil atau memilih mode pelaksanaan yang terakhir yaitu semi online dan token offline," ucapnya.
Indyah menegaskan akan ada ujian susulan jika siswa mengalami gangguan teknis selama TKA.
"Ketika memang terjadi gangguan teknis atau jaringan pada saat ujian, disediakan pilihan untuk melaksanakan di jadwal susulan. Jadi nanti ketika memang terjadi gangguan teknis atau jaringan, pihak sekolah bisa melaporkan ke dinas yang merupakan tim pelaksana asesmen tingkat provinsi. Lalu nanti dinas tingkat provinsi akan melaporkan ke kami dan itu bisa dijadwalkan di jadwal susulan," jelasnya.
(twu/nah)