Plt Kepala Pusat Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Rahmawati ungkap memilih jurusan atau program studi (prodi) sesuai menjadi landasan penting yang harus diperhatikan murid sebelum mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2026. Bagaimana caranya?
Rahmawati menyoroti banyaknya murid yang merasa salah jurusan ketika masuk ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini bisa terjadi salah satunya karena proses lintas jurusan.
Memang, ia mengaku lintas jurusan di perguruan tinggi tidak selalu gagal. Tetapi kesuksesan ini tentu perlu diiringi dengan penyesuaian dan kerja keras yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun itu berhasil, sebenarnya itu adalah kasus bukan pada umumnya, tapi ada. Jadi, bukan hampir sebagian besar yang lintas jurusan berhasil, tapi kita menyebutnya adalah ada yang lintas jurusan dan berhasil," tuturnya dalam acara Webinar Strategi Cerdas: Pemilihan Mapel, Pendataan, dan Manfaat TKA dalam SNBP dikutip melalui YouTube Direktorat SMA, Sabtu (20/9/2025).
Fase Penyesuaian yang Tidak Mudah
Ketika berada di bangku kuliah, murid akan kembali menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar-mengajar yang baru. Fase penyesuaian ini disebut Rahmawati akan lebih ringan jika prodi yang ditempuh sesuai dengan apa yang pernah dipelajari ketika SMA.
"Tidak mudah juga melewati fase penyesuaian di antara teman-teman yang semuanya sudah catch up, semuanya sudah sesuai belajarnya dan cepat," jelas Rahmawati.
Saat menempuh prodi dengan bidang yang belum pernah dipelajari, seorang mahasiswa harus belajar lebih keras. Mereka harus mengejar ketertinggalan yang dialami dirinya sendiri.
"Kita harus mengejar ketertinggalan diri kita sendiri plus mengejar ketertinggalan kita dengan teman-teman yang memang sudah sesuai antara yang dipelajari di SMA dengan apa yang dituju di perguruan tingginya," imbuhnya.
6 Langkah Memilih Jurusan Ala Kemendikdasmen
Untuk menghindari perasaan salah jurusan, Rahmawati memberikan 7 langkah memilih jurusan yang tepat. Adapun langkah-langkah tersebut, yakni:
1. Ketahui Kegemaran
Mengetahui kegemaran bisa diketahui dengan bidang atau mata pelajaran apa yang dipilih ketika SMA/SMK/sederajat. Rahmawati menyebut, mata pelajaran yang dihindari biasanya berkaitan karena murid tidak suka dengan hal itu.
2. Menggali Potensi Diri
Menggali potensi diri bisa dilihat dari nilai mata pelajaran selama SMA. Jika ada mata pelajaran yang nilainya cenderung meningkat dari satu semester ke semester atau lebih unggul dibanding teman-teman lain, mungkin detikers memiliki potensi terpendam di bidang itu.
"Evaluasi, apakah nilai saya cenderung di matematika lanjut itu tinggi di antara teman-teman saya yang juga tinggi? Apakah fisika saya juga cenderung bagus dari semester ke semesternya? Jadi itu adalah (cara) menggali potensi diri," ungkap Rahmawati.
3. Kenali Bakat-Minat
Setelah mengetahui bakat milikmu, penting untuk mengetahui minat yang tumbuh dalam diri detikers itu sesuai atau tidak dengan bakat tersebut. Rahmawati mengingatkan minat yang benar perlu disertai dengan upaya.
Sehingga ketika seseorang menaruh minat pada suatu bidang, mereka ingin mencobanya dengan sepenuh hati hingga sukses.
4. Pelajari Jurusan yang Hendak Dipilih
Jika sudah memilih jurusan atau sebuah prodi, jangan lupa untuk mempelajari dengan betul hal tersebut secara spesifik di perguruan tinggi yang ingin dipilih. Penting untuk mencermati bagian kurikulum dan semua mata kuliah yang ditawarkan.
"Cermati betul di bagian kurikulumnya, bagian silabusnya. Sebenarnya semua mata kuliah yang ditawarkan atau yang wajib diambil dari semester 1 sampai akhir itu sesuai atau tidak?," pesannya.
5. Tentukan Ingin Menjadi Apa dan Karier Pasca Kelulusan
Jurusan yang diambil di bangku kuliah, kebanyakan menjadi sebuah cerminan karier di masa depan. Pastikan juga bila jurusan yang akan detikers ambil mendukung hal itu.
Bisanya, di laman resmi prodi universitas, mereka telah menjelaskan prospek karier di masa depan. Jangan ragu untuk memeriksanya ya detikers!
6. Jangan Ragu Konsultasi
Terakhir, bila kegalauan memilih jurusan tidak menemui titik terang, Rahmawati menyarankan agar murid tak ragu berkonsultasi kepada mereka yang lebih berpengalaman. Misalnya guru Bimbingan Konseling (BK) atau kakak-kakak tingkat yang sudah lulus dari prodi tujuanmu.
"Kakak-kakak angkatan yang sudah lulus yang ada di prodi-prodi tertentu itu bisa diajak ngobrol gitu ya atau misalnya ada dibuatkan pertemuan baik secara daring maupun luring untuk lebih menguatkan, sebenarnya jurusan ini sudah sesuai atau belum dengan saya," tandasnya.
Itulah 6 langkah memilih jurusan yang diberikan oleh Plt Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen. Yuk coba lakukan detikers!
(det/pal)