Masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit memang bukan perkara mudah. Tapi tenang, banyak alumni SMA/MA yang berhasil melewati prosesnya. Mereka punya rahasia penting yang bisa kamu tiru. Yuk simak strategi anti gagal ala mereka!
Pilih Jurusan Sesuai Minat Sejak Dini
Muhammad Qalbuna, alumni MAN 4 Sleman ini sukses diterima di Fakultas Filsafat UGM setelah lulus pada 2023 lalu. Qalbuna menekankan kecenderungan minat dan bakat pribadi dalam memilih jurusan kuliah.
"Saya merasa sangat beruntung dapat mengejar passion saya di bidang filsafat di UGM. Pesan saya kepada adik-adik di MAN 4 Sleman, pilihlah jurusan yang sesuai dengan minat dan kecenderungan kalian, karena itu akan memotivasi kalian untuk belajar dengan lebih tekun," kata Qalbuna, dikutip dari situs MAN 4 Sleman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyasar jurusan sesuai minat ini juga diungkapkan M Deni Maulana, seorang alumni SMAN 1 Cianjur. Deni diterima di jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia UGM.
"Ya aku mungkin sedikit cerita nih jadi prestasi aku itu kebanyakan dan mayoritasnya itu di bidang sastra bahasa. Kemudian aku pernah jadi Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat, juara kedua putra di tahun 2020 waktu kelas 10. Jadi emang aku tuh, udah niat banget gitu pengen masuk UGM jurusan Sastra," tutur Deni dikutip dari #UGMPodcast dari YouTube UGM.
Bahkan, Deni mengaku sangat visioner, ingin menembus UGM sejak duduk di bangku SMP. Selain karena mengagumi sastrawan dan karya WS Rendra yang lulusan UGM, Deni sudah tahu betul minatnya dalam bidang sastra Indonesia.
"Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu pilihan pertama. Iya emang aku udah peka gitu sama jati diriku. Aku senang banget di sastra nih," tutur Deni yang mengaku enjoy selama kuliah karena hobi dan minatnya bisa tersalurkan di jurusan ini.
Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM Dr Sigit Priyanta, S Si, MKom yang juga alumni UGM memberikan tips untuk memilih prodi yang akan dituju. Yang pertama adalah mempertimbangkan passion terhadap pelajaran yang disenangi yang jika mempelajarinya tidak membuat lelah namun justru bersemangat dan antusias.
Selain itu, penting pula untuk memiliki perencanaan matang tentang bidang atau karier di masa depan yang akan ditempuh.
"Kami di UGM ini 'kan mempublikasikan selektivitas prodi, mungkin juga bisa sebagai gambaran untuk melengkapi dari pilihan yang sesuai. Calon pendaftar bisa mengukur mana prodi yang paling tepat, " ujarnya dikutip dari laman UGM.
Cari Tahu Kampus Tujuanmu dari Kelas 10
Jovilia Ananda, alumni dari SMA Al Ma'soem Bandung sukses diterima di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Rekayasa di Institut Teknologi Bandung (SITH-R/ITB) melalui jalur SNBP 2023 lalu. Jovilia sudah riset soal ITB dari kelas 10 nih, detikers.
"Karena untuk masuk ke universitas favorit apalagi melalui jalur SNMPTN atau SNBP harus dari jauh jauh hari bahkan dari awal tahun kita masuk ke SMA. Misalkan target saya dulu, saya ingin masuk ke ITB, dari kelas 10 saya sudah mulai mencari tahu tentang ITB, bagaimana seleksi masuknya, bagaimana cara masuk dan diterima melalui jalur SNMPTN dan lain sebagainya, ini penting karena jalur SNMPTN atau SNBP merupakan jalur yang memang memiliki syarat utama yang lumayan sulit," kata Jovilia dikutip dari situs SMA Al Ma'soem.
Konsisten dalam Belajar, Pertahankan Nilai Bagus
Alif Mumtaz, salah satu alumni MAN 22 Jakarta yang sukses diterima di Universitas Indonesia (UI) menekankan pentingnya konsistensi dalam belajar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan seleksi, demikian dikutip dari situs Kemenag Jakarta.
Jovilia menambahkan konsistensi dalam belajar ini berarti juga konsisten mempertahankan nilai bagus dari semester 1 hingga 5.
"Karena untuk masuk ITB melalui jalur SNMPTN itu dilihat dari nilai raport kita yaitu nilai raport dari semester 1 berarti kelas 10 hingga semester 5. Adapun nilai rata rata dari semester 1 sampai 5 itu harus selalu naik, minimal nilai rata rata dari semester 1-4 juga adalah 80 sampai 90, usahakan untuk semester akhir atau semester 5 adalah 85 sampai 90, usahakan jangan kurang dari 85 untuk 6 mata pelajaran inti seperti bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia," imbau Jovilia.
Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran (DPP) UGM Dr Sigit Priyanta, S Si, MKom yang juga alumni UGM mengatakan SNBP mengambil 50 persen dari nilai rerata rapor semester 1 sampai dengan 5, yang kemudian sisanya diambil dari nilai rerata rapor untuk 2 mata pelajaran pendukung semester 1 hingga semester 5.
"Dua mata pelajaran pendukung tersebut, dapat berbeda-beda untuk setiap prodi disesuaikan dengan lampiran yang disertakan dalam Peraturan Menteri tersebut. Sebagai contoh, untuk Teknik Mesin mengambil 2 mata pelajaran, yaitu Matematika dan Fisika. Kemudian ditambahkan dengan nilai prestasi yang dimiliki," papar Sigit dalam laman UGM.
Sering-sering Latihan Ikut Try Out
Bila kamu menyasar jalur masuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), penting untuk berlatih mengerjakan soal-soal seleksi masuk. Sering-seringlah ikut tryout atau berlatih sendiri dengan buku soal-soal SNBT.
Keysa Vitya, alumni MAN 22 Jakarta yang diterima di Universitas Padjadjaran (Unpad) membagikan pengalaman mengikuti berbagai tryout sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ujian seleksi, demikian dilansir dari laman Kemenag Jakarta.
Try out sangat penting diikuti untuk mengasah kemampuan agar terbiasa dalam mengerjakan soal-soal UTBK nantinya, demikian dilansir dari laman SMAN 1 Sampang.
Perbanyak Sertifikat-Prestasi Selama di SMA
Ini juga penting untuk bisa diterima di PTN favorit melalui jalur SNBP yaitu memiliki sertifikat yang banyak. Sertifikat di sini bisa jadi bahan pertimbangan diterima atau tidak diterima di PTN-PTN favorit.
Sertifikat disini bisa sertifikat tahfidz Quran jika detikers lulusan SMA Pesantren, sertifikat keikutsertaan dalam sebuah event relawan atau kemanusiaan, sertifikat sebagai seseorang yang pernah ikut dalam organisasi yang positif. Bahkan bisa juga sertifikat keikutsertaan dalam sebuah kompetisi.
Seperti track record Jovilia, alumni SMA Al Ma'soem yang diterima di ITB. Jovi selama SMA aktif dalam kompetisi dan rajin mendapatkan beasiswa dari sekolah. Sertifikat dan prestasi ini menjadi syarat pendukung Jovi bisa diterima di ITB melalui Jalur SNBP.
Ditambahkan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) pada 2021 lalu, Prof Dr Ir Mochamad Ashari, M Eng beberapa prestasi yang bisa digunakan mendaftar di ITS yaitu prestasi di bidang sains, olahraga, seni di tingkat provinsi hingga internasional. Termasuk juga pernah menjadi ketua OSIS dan penghafal kitab suci bisa dipertimbangkan masuk ITS, demikian dilansir dari situs Kemdiktisaintek.
Jangan Lupa Berdoa
Setelah bekerja keras dengan terus-menerus belajar, jangan lupakan berdoa ya, detikers. Bagaimanapun Tuhanlah yang selalu mengabulkan permintaan.
Singkatnya: konsistensi + strategi + ketahanan mental = kunci sukses. Selamat berjuang, semoga detikers jadi story selanjutnya yang memberi inspirasi!
(nwk/faz)