Modus perjokian ditemukan pada jalur mandiri Seleksi Masuk Universitas Indonesia (Simak UI) 2025. Hal ini terungkap pada beberapa akun media sosial yang terlihat menawarkan joki Simak UI.
Sebagai informasi, Simak UI merupakan jalur mandiri UI yang diadakan secara online. Peserta bisa mengerjakan ujian dari perangkat masing-masing.
Namun bukannya mengerjakan secara jujur, beberapa peserta menggunakan joki demi mendapatkan kursi di kampus kuning itu. Hal ini kemudian menjadi perhatian dari pihak UI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi banyak kan di akun X ada yang menawarkan akun perjokian. Nah coba, kita minta laporan, kita juga ini, mendata ini," ujar Heri Hermansyah kepada wartawan di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Senin (30/6/2025).
Alasan UI Adakan Simak UI Online
Heri menjelaskan alasan Simak UI dilakukan secara online adalah demi beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dari tujuh jalur masuk yang dibuka UI, pihak kampus memutuskan untuk melakukan uji coba tes online pada jalur Simak.
"Maka tes online ini, ini ada tujuh jalur masuk UI, yang tes online hanya satu. Jadi satu dari tujuh aja kita uji-cobakan di tes online," jelasnya.
Selain itu, pihak kampus ingin membuka kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh anak bangsa termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Heri mengatakan UI tidak ingin memberatkan mereka yang berasal dari daerah 3T untuk datang ke Kampus Depok demi mengikuti Simak.
"Bagaimana mereka yang berasal dari daerah 3T, jangan jauh-jauh 3T deh, di daerah Jawa, Kalimantan, ataupun Sumatera yang di pelosok itu kan, untuk datang ke sini itu butuh effort yang luar biasa. Pesawat, transportasi, kapal laut, kendaraan, penginapan," tuturnya.
Oleh karena itu, Heri menegaskan jika terdapat 'tikus' atau joki dalam Simak UI, maka yang harus diusut adalah 'tikusnya'.
"Jadi kita jangan bakar rumahnya, karena ada tikusnya. Jadi kita cari tikusnya rumahnya, ini kita bagusin keamanannya," tuturnya.
Tingkatkan Keamanan
Untuk menjaga sistem Simak UI, pihak kampus akan meningkatkan sistem keamanan. Salah satunya jika ada pihak yang ingin mengakses sistem secara curang, akan ketahuan.
"Jadi nanti kita di antaranya ada prosedur yang ketahuan, ketahuan berlaku curang, mengakses sistem tidak pada tempatnya, dan semuanya curang dan lain-lain, bisa kelihatan," jelasnya.
Selain itu, UI juga akan menindaklanjuti laporan perjokian dari masyarakat. Heri menegaskan pihak UI akan memastikan pengguna joki tidak diterima di UI.
"Kita akan pastikan orang-orang seperti ini tidak akan bisa masuk ke Universitas Indonesia," tegasnya.
Mahasiswa, dosen, ataupun civitas akademika UI yang ketahuan menjadi joki Simak UI akan dikeluarkan atau drop out (DO). Kemudian, bimbingan belajar (bimbel) akan diproses dengan mekanisme yang berlaku.
"Kalau mahasiswa UI, ini jelas, selesai. Pokoknya sanksi keras, ya. Intinya, siapapun, mahasiswa UI, dosen UI, karyawan UI, kalau melakukan perjokian, kita akan proses," jelas Heri.
"Bimbel yang terlibat kalau ada bukti kita proses," imbuhnya.
Pelaku joki yang terbukti secara hukum nantinya akan diproses dan dijatuhi pidana.
"Kalau itu kita bisa, nanti ya, tertangkap basah, ada bukti kuat, kita akan bawa ke ranah hukum. Kita akan pidanakan," tegasnya.
Secara terpisah, Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah juga menegaskan jika UI tidak mentolerir segala bentuk kecurangan, baik secara sistem maupun catatan pengawas. Kampus akan mencatat segala bentuk kecurangan dalam pelaksanaan ujian seleksi masuk UI.
"Berbagai catatan tersebut bakal menjadi pertimbangan keputusan penerimaan mahasiswa baru," ungkapnya.
(nir/twu)