Tim SNPMB Masih Kembangkan Sistem SNBP Terbaik, Terbaru Penambahan TKA

ADVERTISEMENT

Tim SNPMB Masih Kembangkan Sistem SNBP Terbaik, Terbaru Penambahan TKA

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 19 Mar 2025 08:30 WIB
Logo SNBP
Tim SNPMB sebut masih kembangkan sistem SNBP terbaik hingga kini. Foto: (Dok: Istimewa/Kemdikbud)
Jakarta -

Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Prof Eduart Wolok mengaku pihaknya masih terus berupaya mencari model sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) terbaik. Terutama yang cocok diaplikasikan di Indonesia.

Salah satu yang terbaru yakni akan ditambahkannya Tes Kompetensi Akademik (TKA) gagasan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), menjadi instrumen penilaian SNBP. TKA sendiri akan berfungsi sebagai asesmen individual yang akan memvalidasi nilai rapor.

Pengembangan sistem SNBP menurut Eduart perlu terus dilakukan. Mengingat tren SNBP setiap tahunnya terus berubah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya begini, ada sekolah yang siswanya ketika SNBP pasti lulus, tapi ketika di SNBT gak ada yang lulus. Ada sekolah yang ketika SNBP gak lulus, tapi ketika SNBT siswanya berbondong-bondong lulus. Nah ini ada apa nih," ucap Eudart.

"Jadi model-model seperti tren (tersebut) kita kaji dan kita lakukan penyempurnaan," ucapnya lagi kepada wartawan usai acara Konferensi Pers Pengumuman SNBP 2025 di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Jakarta Selasa (18/3/2025).

ADVERTISEMENT

Indonesia Jadi Negara Penyelenggara Tes Nasional Terbesar

Untuk memahami hal tersebut, tim SNPMB juga melakukan studi banding ke negara yang memiliki pendidikan lebih maju. Tujuannya untuk mempelajari model seleksi yang mereka gunakan.

"Kita memberikan ruang agar supaya model seleksi ini benar-benar bisa fair pada seluruh peserta," jelasnya.

Eduart tidak bisa melakukan klaim bila sistem SNBP Indonesia sudah paling baik di dunia. Kendati demikian, menurutnya, ada pencapaian yang lebih membanggakan, yakni Indonesia merupakan negara yang menyelenggarakan tes masuk perguruan tinggi secara nasional dengan jumlah paling besar.

"Kita mengatakan paling bagu juga nggak berani mengklaim itu. Tetapi yang pasti yang menyelenggarakan tes secara nasional dengan jumlah sebegini besar kayaknya Indonesia yang paling besar," beber Eduart.

Ia membandingkan Indonesia dengan Australia. Negeri Kanguru itu juga melakukan seleksi secara nasional, tapi prosesnya dilakukan per-negara bagian. Ketika sudah lintas negara bagian, akan ada konversi nilai lain.

Sementara di Indonesia, tidak. Seleksi dilaksanakan serentak untuk semua siswa yang berada di ujung Sumatra, di tengah Kalimantan, hingga di ujung Papua.

Mereka bisa memilih universitas yang ada di Jawa dengan persaingan secara langsung. Namun, sistem ini tetap memiliki kelemahan yakni pihak kampus tidak mengetahui kualitas sekolah secara nyata.

"Disisi lain kita tidak mengetahui apakah bagaimana kualitas SMA-nya, di sini, di sini, di sini secara real, maksudnya untuk pihak universitasnya," ujar Eduart lagi.

Kemendikdasmen Berharap TKA Resmi Jadi Indikator SNBP

Eduart mengakui memang pengembangan sistem bukanlah hal yang mudah. Meski begitu, ia menyatakan pihaknya terus berusaha memberikan yang terbaik.

Harapan besar juga disampaikan Kemendikdasmen, kementerian di bawah nahkoda Menteri Abdul Mu'ti itu berharap agar TKA menjadi indikator untuk SNBP. Mengingat penyelenggaraan TKA bersifat tidak wajib.

Melihatnya, panitia SNPMB menganggap penting nya TKA sebagai validator nilai rapor pada SNBP. Karena ia mengaku banyak pihak yang mengeluhkan kecurangan terhadap nilai rapor.

"Kita tidak menutup mata, terus terang saja. Misalnya kemarin kami mendapatkan laporan, ada sekolah di salah satu provinsi ketika diteliti oleh perguruan tinggi yang bersangkutan ini kok datanya agak dalam tanda petik aneh gitu," ungkapnya.

"Artinya begini, ranking 1 sampai ranking 280 rapornya. Rangking satu itu misalnya (nilai) rata-ratanya 97 sekian (tapi) ranking 280-nya 95 koma sekian. Itu kan tentu buat masyarakat awam saja kaya gimana gitu," bebernya lebih lanjut.

Hal ini harus segera ditangani. Salah satu upayanya dengan kehadiran TKA yang akan menjadi alat validasi nilai rapor.

"Ini kan kasihan. Dengan adanya indikator yang menjadi validasi nilai rapor (TKA) ini tentu akan lebih baik. Karena kan nggak bisa dibohongi," tandasnya.




(det/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads