Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) banyak disebut sebagai 'jalur langit' atau 'gaib' untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Terkait anggapan yang banyak beredar ini, Ketua Umum Tim Penanggung Jawab SNPMB 2025, Prof Dr Ir Eduart Wolok ST MT memberi penjelasan.
"Tidak ada jalur langit, karena pada dasarnya kita selalu berusaha untuk memberikan proses seleksi yang transparan kemudian berdasarkan pada kemampuan siswa sebagai peserta untuk menjadi mahasiswa lewat seleksi SNBP," kata Eduart dalam Sosialisasi Daring Mekanisme Pendaftaran SNBP di YouTube SNPMB ID, Senin (3/2/2025).
Eduart mengingatkan siswa, guru hingga orang tua untuk tidak membandingkannya dengan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Keduanya sudah jelas punya kriteria yang berbeda dalam menentukan kelulusan calon mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi memang harus dipahami ada yang berbeda antara SNBP dan SNBT, kalau SNBT kita akan berbasis pada tes di mana semuanya berdasarkan hasil tes yang diperoleh oleh adik-adik sekalian," katanya.
Penilaian SNBP Dilakukan secara Objektif
Eduart menyampaikan SNBP ini diadakan untuk memberikan akses seluas-luasnya bagi siswa di seluruh wilayah Indonesia. Ia juga menjamin sistem seleksi SNBP berfokus pada nilai rapor siswa.
"Tidak akan terjadi ketika seseorang yang nilai rapornya dan prestasi akademik lainnya tidak lebih baik dari temannya dengan pilihan prodi yang sama, maka dia yang akan lulus sedangkan yang nilai rapornya lebih baik tidak akan lulus, itu sudah tidak akan terjadi lagi," tegasnya.
Siswa yang punya nilai rapor dan prestasi terbaiklah yang akan lolos. Sehingga pelaksanaan SNBP berjalan secara objektif.
"Prestasi yang lebih baik, maka dia akan lulus. Jadi itulah yang tidak disebutkan sebagai jalur langit tetapi kita benar-benar objektif berdasarkan capaian dari siswa selama belajar," ungkapnya.
Sistem Seleksi Siswa di SNBP 2025
Dalam SNBP, kelolosan siswa diukur dari nilai rapor dan prestasi siswa. Adapun prestasi bisa berupa prestasi akademik atau non-akademik.
"Kalau SNBP itu berdasarkan nilai rapor ditambah dengan prestasi akademik maupun non-akademik yang akan dinilai oleh perguruan tinggi negeri yang jadi tujuan dari calon peserta," jelas Eduart.
Ia menegaskan dua hal di atas yang akan memengaruhi kelulusan siswa. Ia menggubris soal adanya perantara dari pihak dalam dan lainnya sebagai pendukung kelulusan.
"Di sinilah yang sering kali disebut bahwasannya karena tidak adanya tes, maka dianggap ini harus melalui lobi atau sebagainya, sama sekali tidak," tegasnya.
Seraya dengan pernyataan Eduart, Ketua Pelaksana SNPMB 2025, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie, PhD pun menegaskan bahwa pelaksanaan SNBP tahun ini memegang prinsip akuntabilitas dan berkeadilan.
"Kita ingin akuntabilitas kita dijaga dan asas berkeadilannya juga kita terapkan," tegasnya.
Ia juga menjelaskan faktor lain yang menentukan kelulusan siswa dalam SNBP. Setidaknya beberapa hal ini menjadi kriteria PTN meloloskan calon mahasiswa yakni rekam jejak siswa, rekam jejak sekolah, fokus dan minat siswa, nilai rapor serta prestasi siswa.
"Selain itu, kita juga memperhitungkan terkait dengan bagaimana sebenarnya minat dan fokus adik-adik selama studi di SMA/SMK," katanya.
Titjik berpesan kepada siswa untuk memilih prodi yang benar-benar sesuai dengan rekam jejak mata pelajaran yang konsisten diikuti. Hal itu bisa menambah peluang kelolosan siswa.
"Jangan sampai tidak punya rekam jejak terkait dengan bidang tersebut, kemudian adik-adik memilih bidang itu. Nanti itu juga tidak ada dasar untuk kemudian memberikan penilaian terhadap adik-adik semua," imbaunya
(cyu/nwk)