Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) hanya memfasilitasi kurikulum nasional. Data kurikulum berkaitan dengan pengisian PDSS.
Ada tiga jenis kurikulum nasional yang bisa mendukung seleksi ini. Maka dari itu, sekolah yang tidak menerapkan kurikulum nasional tidak bisa mengikuti SNBP, tetapi bisa ikut SNBT.
"Seperti yang sudah saya sampaikan, namanya saja seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru, artinya bahwa seleksi ini diselenggarakan dan difasilitasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi," ujar Ketua Pelaksana SNPMB, Prof Tjitjik Sri Tjahjandarie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ini adalah sistem seleksi nasional yang diselenggarakan pemerintah, tentunya ini adalah untuk standar-standar atau pembelajaran yang memenuhi standar nasional," lanjutnya dalam Sosialisasi Daring Mekanisme Pengisian PDSS 2024 melalui YouTube SNPMB BPPP pada Senin (8/1/2024).
Kurikulum Nasional yang Bisa Ikut SNBP 2024
Prof Tjitjik menjelaskan, PDSS hanya diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang menyelenggarakan kurikulum nasional yakni KTSP 2006, K-13, dan Kurikulum Merdeka. Apabila sekolah menerapkan kurikulum di luar ketiganya, menurut Prof Tjitjik di luar koridor SNBP.
"Kenapa kita menggunakan kurikulum nasional? Ya karena ikita ingin sistem seleksinya terstandar karena bisa dibandingkan karena semuanya kurikulum nasional," jelas Prof Tjitjik.
Namun, menurutnya panitia SNPMB juga telah menerapkan fleksibilitas sebab ada tiga pilihan kurikulum nasional yang diakomodasi SNBP.
Koordinator Humas dan Promosi SNPMB, Dr Ismaini Zain menambahkan, karena SNBP berbasis rapor, maka untuk standarisasi dan pengukuran kinerjanya membutuhkan limitasi kurikulum yang sama.
Pada kesempatan ini, Prof Tjitjik juga mengingatkan sekolah untuk mengisi PDSS hingga finalisasi. Pasalnya, pada 2023 hanya sekitar 22.000-22.500 sekolah yang mengisi PDSS hingga finalisasi dari 36.000 sekolah.
"Jangan sampai peluang ini jadi terbuang percuma. Padahal sebetulnya bisa saja 1, 2, 3, atau 10 siswa tersebut bisa lolos dan diterima di perguruan tinggi negeri pilihannya," pesan Prof Tjitjik.
(nah/nwy)