Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2021 gelombang I telah selesai dilaksanakan pada 18 April kemarin. Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pun melakukan evaluasi dan hasilnya masih ada peserta yang ingin membawa handphone (HP) ke ruang ujian.
Hal itu dijelaskan oleh Ketua Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo. Ia mengungkapkan bahwa ada sekitar 4 calon peserta dari beberapa pusat UTBK yang ketahuan membawa HP saat akan memasuki ruang ujian.
Upaya melakukan kecurangan tersebut berhasil diketahui oleh panitia pusat UTBK setelah melakukan pemeriksaan menggunakan detektor metal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ditemukan upaya peserta membawa alat komunikasi ke dalam kelas. Alhamdulillah pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia pusat UTBK bisa mendeteksi dengan menggunakan metal detektor. (jumlah peserta yang berupaya membawa Hp) 3 atau 4 se-Indonesia," kata dia saat dihubungi detikEdu, Kamis (22/4/2021).
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai guru besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengungkapkan peserta yang ketahuan tersebut akan dikenakan sanksi diskualifikasi. Namun, hal itu baru akan diputuskan setelah evaluasi lanjutan.
"Ya sanksi diskualifikasi. Nanti akan kita lakukan evaluasi dan putuskan," sambung dia.
Selain itu, hasil evaluasi lainnya adalah tingkat partisipasi UTBK SBMPTN 2021 yang tinggi, yakni lebih dari 94%. Bahkan, secara rata-rata pelaksanaan berjalan lancar dan sukses.
Kemudian, kata Budi, LTMPT juga menyoroti adanya upaya perjokian serta penipuan terkait UTBK SBMPTN di sosial media. Aksi tersebut dilakukan oleh oknum perorangan hingga kelompok dengan menjual kalimat 'soal bocoran' dan 'bisa memasukan ke prodi favorit'.
Terakhir, LTMPT akan melakukan pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 seperti di gelombang I. Bedanya, pihaknya akan melakukan pengawasan lebih ketat terkait protokol kesehatan hingga kecurangan.
"Pelaksanaan UTBK Gelombang II akan dilakukan dengan penetapan prokes COVID-19 seperti gel 1 dan dilakukan pengawasan lebih ketat," tutup dia.
(pay/pal)