Pemerintah akan segera meluncurkan program SMK Go Global mulai Desember mendatang. Negara mana saja yang menjadi tujuan?
SMK Go Global Program adalah program dari Kementerian KoordinatorPerberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) bersama Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia/Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI/BP2MI) untuk memperluas serapan lulusan SMA/SMK yang bekerja di luar negeri. Program ini mulai dijalankan pada Desember 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sebanyak 500 lulusan SMA/SMK yang sudah siap berangkat bekerja di luar negeri tahun ini. Meski bertajuk 'SMK Go Global', program ini bisa diiikuti oleh lulusan S1 dan lainnya. Namun, lulusan SMA/SMK menjadi sasaran prioritas.
Lulusan SMA/SMK yang akan dikirim lewat SMK Go Global akan diberikan kelas bahasa hingga pengembangan keterampilan. Ke depannya, akan ada kelas-kelas migran khusus di sekolah untuk mendukung siswa yang berminat ke luar negeri.
Lalu, negara mana yang menjadi tujuan SMK Go Global?
Negara Tujuan SMK Go Global 2025
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Abdul Muhaimin Iskandar atau kerap disapa Cak Imin mengatakan para siswa SMK akan dikirim ke Turki hingga Jepang.
"500 ada di Slovakia, Turki, Jepang.....Ini sudah ada mulai. Yang sudah mulai itu yang sudah pelatihan. Sudah akan kita siapkan berangkat akhir tahun yang pelatihan." kata Cak Imin di Kantor Kemenko PM, Jl Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025).
Lebih lanjut, ada negara-negara favorit yang menurut CakImin biasanya banyak disasar calon pekerja yaitu Jepang, Korea Selatan, Jerman, Hong Kong, Taiwan, dan Turki.
Biaya Dokumen-Paspor Ditanggung Pemerintah
Perbedaan SMK Go Global dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan menurut Menteri Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Mukhtarudin adalah dalam pembiayaan persiapan. Biaya yang ditanggung termasuk pembuatan paspor dan dokumen lainnya.
"Kita siapkan, mulai dari pelatihan butuh berharga berapa, penempatannya butuh berharga berapa. Karena penempatannya ada dokumen, ada paspor, ada ini, kan itu ada tuh," katanya.
Mukhtarudin menegaskan hanya lulusan yang sudah mempunyai kompetensi mumpuni dan kemampuan bahasa baik yang bisa dikirim. Tak hanya itu, kondisi jasmani dan rohani pun harus lolos seleksi.
"Ada medical check up, ada tes psikotes. Semuanya harus dilakukan. Nah, baru kita kirim," katanya.
Kepala BP2MI tersebut berharap SMK Go Global dapat mengurangi angka pengangguran yang tinggi di Indonesia. Diketahui, penyumbang lulusan SMK masih jadi penyumbang pengangguran yang cukup besar.
"Pengaruhnya terhadap mengurangi pengangguran kita. Nah pemerintah memang mendorong sektor-sektor yang profesional," katanya.
(nir/nah)











































