Sebuah sekolah dasar di Inggris melarang murid-muridnya menyanyikan lagu-lagu dari film populer Netflix K-Pop Demon Hunters. Larangan itu diberlakukan karena dinilai tidak sejalan dengan "nilai-nilai Kristiani" yang dianut sekolah tersebut.
Dilansir dari BBC News, Lilliput Church of England Infant School di Poole, Dorset, Inggris mengirim imbauan larangan tersebut kepada para orang tua pada Jumat (14/11/2022) lalu.
Dalam pesan itu, pihak sekolah menyebut sejumlah anggota komunitas merasa "sangat tidak nyaman" dengan adanya referensi tentang demon atau makhluk gaib dalam lagu-lagu tersebut. Menurut pihak sekolah, sebagian orang tua mengaitkan istilah "demon" dengan kekuatan spiritual yang dianggap bertentangan dengan Tuhan dan kebaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film KPop Demon Hunters menjadi tontonan Netflix terpopuler di Inggris sepanjang Agustus. Film ini mengikuti petualangan grup K-pop fiksi Huntr/x, di mana tiga anggotanya menggunakan musik dan kemampuan bertarung untuk melindungi manusia dari serangan demon. Film ini juga menampilkan grup rival beranggotakan lima demon bernama Saja Boys, dengan lirik-lirik lagu yang menyinggung tema seperti godaan dan rayuan.
Pihak sekolah awalnya mengirim pesan kepada orang tua, meminta mereka untuk mendorong anak-anak "tidak menyanyikan lagu-lagu tersebut di sekolah demi menghormati mereka yang merasa tema lagunya bertentangan dengan keyakinan mereka."
Namun, beberapa orang tua merespons berbeda. Salah satu orang tua kepada BBC mengatakan, "Saya pikir ini konyol. Putri saya sangat menyukai K-pop, begitu juga dengan semua teman-temannya." Ia menjelaskan anak-anak sering menampilkan lagu-lagu tersebut di klub ekstrakurikuler.
"Ini hanyalah kegiatan sederhana yang menyenangkan untuk membangun rasa percaya diri mereka," ujarnya.
Orang tua yang mengaku ateis ini menambahkan, kebijakan sekolah terasa seperti "sedikit memaksakan dan mungkin agak tidak adil serta konyol". Ia juga menilai sebelumnya tidak ada kebijakan serupa. Orang tua tersebut merasa sekolah mungkin berada di bawah tekanan untuk melakukan perubahan tersebut.
Beberapa orang tua lainnya menyatakan lagu-lagu tersebut justru membantu anak-anak mereka mempelajari nilai-nilai seperti kerja sama, keberanian, dan kebaikan.
Namun, pada Senin (17/11/2025), penjabat kepala sekolah Lloyd Allington memberikan pembaruan. Ia mengatakan telah menerima berbagai komentar dari orang tua yang justru menyoroti pesan positif dalam lagu-lagu film tersebut. Meski begitu, Allington menegaskan sekolah berupaya menghormati dan mendukung keluarga yang merasa tema tersebut sulit diterima.
Allington menambahkan, 'Kami sepenuhnya menghormati hak orang tua untuk memilih konten yang diperkenalkan kepada anak-anak di rumah. Namun, kami juga ingin peka terhadap keberagaman keyakinan di komunitas sekolah kami.'
Menurutnya, bagi sebagian orang Kristen, referensi tentang demon dapat menimbulkan rasa tidak nyaman karena mereka mengaitkannya dengan kekuatan spiritual yang dianggap bertentangan dengan Tuhan dan kebaikan.
Ia menegaskan, "Kami tidak meminta orang tua memberi tahu anak-anak bahwa ada yang salah dengan menikmati film atau lagunya, selama itu sesuai dengan pandangan dan keyakinan Anda. Peran kami hanyalah membantu anak-anak memahami bahwa beberapa teman mereka mungkin memiliki pandangan berbeda, serta menumbuhkan sikap saling menghormati dan mendukung teman-teman tersebut dalam menjalankan keyakinan mereka."
(pal/pal)











































