Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkap akan melakukan rapat pimpinan Kemendikdasmen terkait pembelajaran bahasa Portugis di sekolah, Rabu (29/10/2025) esok hari. Rapat pimpinan ini akan membahas berbagai usulan terkait implementasi mata pelajaran bahasa asing ini.
"Insya Allah besok kami bahas itu (pada) rapat pimpinan," ungkap Menteri Mu'ti usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Gedung Bank Mega, Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan Dikaji Secara Keseluruhan
Salah satu usul terkait penerapan pembelajaran bahasa Portugis di sekolah datang dari Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. Hetifah menyarankan agar pembelajaran bahasa Portugis bisa diujicobakan terlebih dahulu di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurutnya, NTT memiliki kedekatan historis dengan negara-negara berbahasa Portugis dan berdampingan bersama Timor Leste. Dengan interaksi sosial-budaya yang ada, terjadi pendekatan konstekstual yang mendatangkan manfaat baru.
"Pendekatan kontekstual ini akan memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih relevan, efektif, dan memberi manfaat nyata bagi peserta didik serta masyarakat setempat," kata Hetifah dikutip dari Antara.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Mu'ti mengaku akan mengkaji hal ini secara keseluruhan. Mengingat pembelajaran bahasa Portugis di sekolah akan menyangkut muatan dalam kurikulum.
"Juga nanti menyangkut pilihan, dan juga menyangkut sejauh mana kesiapan infrastruktur, gurunya, dan sebagainya," paparnya.
Untuk itu, Sekum PP Muhammadiyah itu menegaskan akan membahas persoalan pembelajaran bahasa Portugis di sekolah secara khusus dan keseluruhan. Jika setelah selesai, ia memastikan akan menyampaikannya kepada publik.
"Jadi ini harus kita kaji secara keseluruhan, dan kami akan membahas itu secara khusus," pungkas Mu'ti.
Seperti yang diketahui, Presiden Prabowo berencana memasukkan bahasa Portugis sebagai bahan ajar di sekolah. Hal ini disampaikan langsung saat menjamu Presiden Brasil Luiz InΓ‘cio Lula da Silva, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/10/2025) lalu.
Ide yang tercetus dari Prabowo itu telah direspons oleh Komisi X DPR RI yang menjadi mitra Kemendikdasmen. Salah satunya datang dari anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triayana.
Dikutip dari arsip detikEdu, Bonnie mengapresiasi upaya pemerintah dalam pengajaran bahasa asing. Namun, bahasa Portugis menurutnya belum menjadi bahasa yang umum digunakan dalam pergaulan internasional.
Alih-alih bahasa Portugis, Bonnie menyarankan agar pemerintah sebaiknya memaksimalkan terlebih dahulu kualitas pembelajaran bahasa Inggris yang sudah menjadi standar global. Jika ingin menambah bahasa asing lain, menurutnya bahasa Mandarin lebih tepat.
(det/nwk)











































