Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti beri tanggapan soal permintaan Presiden Prabowo Subianto terkait penerapan bahasa Portugis di sekolah. Ia menegaskan persoalan ini belum dilakukan pembahasan.
"Bahasa Portugis Itu belum kami bahas di kementerian," tuturnya usai acara peluncuran buku 'Pendidikan Bermutu untuk Semua: Menggali Pokok-pokok Pikiran Abdul Mu'ti' di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/10/2025) ditulis Selasa (28/10/2025).
Ia menegaskan pihaknya akan mengkaji permintaan Presiden Prabowo ini. Jika proses kajian telah selesai, Mu'ti memastikan akan menyampaikan informasinya kepada publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengkaji bagaimana penerapan dari arahan Bapak Presiden secara komprehensif dan tentu saja nanti kalau sudah ada hasilnya kami sampaikan," tegasnya.
Respons DPR
Seperti yang diketahui, Presiden Prabowo berencana memasukkan bahasa Portugis sebagai bahan ajar di sekolah. Hal ini disampaikan langsung saat menjamu Presiden Brasil Luiz InΓ‘cio Lula da Silva, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/10/2025) lalu.
Ide yang tercetus dari Prabowo itu telah direspons oleh Komisi X DPR RI yang menjadi mitra Kemendikdasmen. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menyebut pihaknya menyambut baik upaya pemerintah dalam memperkaya keterampilan bahasa asing siswa.
Namun, Hetifah menegaskan perlunya dipastikan manfaat hingga relevansinya dengan kebutuhan masa depan. Selain itu, ia juga mendorong Kemendikdasmen mengkaji secara mendalam terkait potensi kerja sama dengan negara-negara yang berbahasa Portugis dan dampak penerapannya terhadap kurikulum yang ada sekarang.
"Prinsipnya, kami mendukung kebijakan pendidikan yang memperkuat daya saing global pelajar Indonesia, selama dilakukan dengan perencanaan matang dan tetap menjaga prioritas bahasa Indonesia serta bahasa daerah sebagai identitas bangsa," kata Hetifah dikutip dari detikNews.
Selain Hetifah, anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triayana juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam pengajaran bahasa asing. Namun, bahasa Portugis menurutnya belum menjadi bahasa yang umum digunakan dalam pergaulan internasional.
Alih-alih bahasa Portugis, Bonnie menyarankan agar pemerintah sebaiknya memaksimalkan terlebih dahulu kualitas pembelajaran bahasa Inggris yang sudah menjadi standar global. Jika ingin menambah bahasa asing lain, menurutnya bahasa Mandarin lebih tepat.
"Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran bahasa Inggris. Atau kalau mau ada tambahan pelajaran bahasa, bahasa Mandarin jauh lebih strategis untuk diajarkan," pungkasnya dikutip dari arsip detikEdu.
(det/nah)











































