Beijing resmi menjadi kota pertama di China yang mewajibkan pelajaran kecerdasan buatan (AI) di seluruh sekolah negeri, mulai dari jenjang SD hingga SMA. Langkah ini menjadi bagian dari upaya nasional untuk menyiapkan generasi muda yang tidak hanya akrab dengan teknologi, tetapi juga mampu berpikir kritis dan etis dalam menggunakannya.
Menurut laporan China Daily (21/10/2025) yang ditulis Kamis (23/10/2025), tujuan kebijakan ini bukan untuk mencetak semua siswa menjadi ahli AI, melainkan agar mereka mampu menggunakan teknologi AI secara cerdas dan bertanggung jawab. Pemerintah menilai literasi AI kini sama pentingnya dengan kemampuan membaca dan berhitung. Tujuannya bukan menjadikan setiap siswa ahli AI, tetapi memastikan mereka mampu menggunakan AI dengan bijak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurikulum Bertahap dari Dasar hingga Lanjutan
Seperti yang diterapkan di Haidian Experimental Primary School, mulai siswa kelas 1 sampai 6 secara bertahap dikenalkan dengan AI lewat pembelajaran interaktif berbasis proyek.
Siswa tingkat awal dipupuk dengan membangun kesadaran akan AI, kelas menengah diajarkan tentang prinsip-prinsip dasar, dan siswa kelas atas lanjut diproyeksikan membuat aplikasi perangkat keras pintar.
Kepala Pusat Informasi Haidian Experimental Primary School Shi Yuan, menuturkan kursus-kursus ini dirancang untuk menjadikan AI nyata dan mudah diakses.
"Kami berfokus untuk memungkinkan siswa merasakan AI melalui proyek-proyek yang terhubung dengan skenario kehidupan nyata", ujar Shi Yuan.
Bagi sekolah mempelajari AI bukan kesulitan bagi siswa-siswi muda, karena mereka memiliki ketertarikan tinggi. Hal ini sama dengan tingginya antusiasme anak muda 20-30 tahun lalu dalam mempelajari komputer. Dan Ketika tiba di era AI saat ini harusnya anak muda lebih bersemangat untuk mempelajarinya.
Kebijakan ini sejalan dengan rencana Kementerian Pendidikan Tiongkok (MOE) yang ingin membangun sistem pendidikan AI bertingkat di seluruh SD, SMP hingga SMA.
Dalam laporan People's Daily Online (13/5/2025), disebutkan bahwa pendidikan AI dirancang agar siswa memahami teknologi ini secara bertahap mulai dari kesadaran dasar hingga inovasi praktis.
Kolaborasi Industri dan Inovasi di Kelas
Di Beijing, kurikulum AI turut melibatkan kerja sama dengan lembaga penelitian dan perusahaan besar seperti Chinese Academy of Sciences dan Huawei. Siswa SMA diperkenalkan pada bidang mutakhir seperti kecerdasan terwujud (embodied intelligence), antarmuka otak-komputer, hingga teknologi kendaraan otonom.
Selain pembelajaran di kelas, berbagai kegiatan pendukung juga digelar. Sekolah-sekolah di Beijing rutin mengadakan festival sains bertema AI, kunjungan ke universitas, serta kuliah umum tentang ekonomi digital dan industri drone.
Bahkan, teknologi AI kini telah diterapkan dalam pelajaran olahraga dan bahasa Inggris, misalnya untuk menganalisis gerakan tubuh atau menciptakan permainan interaktif di kelas.
Penggunaan AI yang Etis dan Bertanggung Jawab
Kementerian Pendidikan China menegaskan bahwa AI harus digunakan secara bijak di sekolah. Guru didorong memanfaatkan alat AI untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, tetapi tetap memastikan siswa tidak bergantung sepenuhnya pada teknologi.
MOE menegaskan bahwa siswa dilarang menyerahkan tugas atau jawaban ujian yang dibuat oleh AI, dan guru diharapkan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil yang dihasilkan sistem tersebut.
Kebijakan ini menunjukkan bahwa China berupaya menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan tanggung jawab moral serta pendidikan karakter. Dengan kurikulum menyeluruh, Beijing berambisi melahirkan generasi muda yang bukan hanya melek AI, tetapi juga mampu berpikir mandiri dan beretika di tengah arus revolusi digital.
(nwk/nwk)











































