Daging hiu menjadi sorotan setelah ikan hiu goreng dijadikan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ketapang, Kalimantan Barat. Lantas, apakah manusia bisa makan daging hiu?
Sebelumnya, terjadi kasus keracunan usai ikan hiu goreng dijadikan menu MBG di SDN 12 Banua Kayong, Ketapang, Kalimantan Barat. Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, menjelaskan awal mula penetapan ikan hiu sebagai menu MBG di wilayah tersebut.
Menurut Agus, ikan hiu tersebut merupakan produk lokal. Menu ikan hiu tersebut merupakan rekomendasi ahli gizi di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sempat marah ke ahli gizi. Dia sudah meminta maaf dan mengakui kalau hal tersebut murni keteledoran," tegasnya dalam laman detikKalimantan, dikutip Jumat (25/9/2025).
Mengenai hal tersebut, Agus menegaskan ikan hiu sebagai menu MBG adalah kelalaian SPPG. Menu tersebut dianggap tidak tepat diberikan kepada anak-anak mengingat risiko kandungan merkuri pada hiu.
"Harusnya menu yang dipilih itu yang digemari siswa. Anak-anak jarang sekali mengonsumsi ikan hiu. Bisa saja ikan hiu ini memiliki kandungan merkuri. Itu yang sangat saya sesalkan kemarin," kata Agus.
Apakah Manusia Bisa Makan Daging Hiu?
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS dalam laman resminya menjelaskan daging hiu adalah makanan yang cukup umum di beberapa negara. Bahkan, hiu asin kering telah menjadi makanan pokok di beberapa negara.
Daging spesies hiu tertentu dapat memiliki rasa yang kuat. Kendati demikian, hiu memiliki konsentrasi vitamin yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Hiu Termasuk Hewan Dilindungi
Sekitar 50% spesies hiu menyandang status terancam atau hampir terancam punah. Populasi hiu pelagis, spesies hiu yang ditemukan di laut lepas, telah menurun sebesar 71% dalam 50 tahun terakhir saja. Sementara itu, hiu paus, hiu goblin, hiu penjemur, hiu martil, dan hiu macan termasuk dalam hiu yang terancam punah dan terdaftar dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN.
Menurut laman International Fund for Animal Welfare (IFAW), risiko hilangnya hiu lantaran hilangnya habitat, polusi, dan penangkapan ikan berlebihan. Hiu juga memiliki tingkat reproduksi yang lambat. Artinya, butuh waktu lama untuk memulihkan populasi hiu yang menurun.
(nir/twu)











































