Istilah gap year dikenal pada siswa lulusan SMA yang mengambil masa jeda pendidikan sebelum ia kuliah. Sebagian orang menganggap hal ini sebagai sesuatu yang positif, tetapi ada juga yang memandangnya negatif.
Namun, apa sebenarnya makna gap year menurut ahli?
Gap Year Menurut Psikolog
Psikolog pendidikan dan konselor di SMP dan SMA Cikal Amri Setu, Efika Fiona Gultom MPsi menyebut gap year adalah fase break atau jeda yang dilakukan setelah pendidikan pada masa SMA. Fase tersebut dilakukan selama 6-12 bulan sebelum seorang siswa memilih pijakan berikutnya, entah itu kuliah atau bekerja atau keputusan apa pun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang praktisi, ia menilai ada 4 alasan umum seorang siswa mempertimbangkan gap year. Alasan tersebut meliputi mengeksplorasi dan mempersiapkan diri tentang apa yang ingin dicapai, mengeksplorasi dunia kerja, ingin beristirahat sejenak, faktor usia, dan lain sebagainya.
"Ada berbagai macam alasan yang membuat murid memilih untuk gap year, misalnya ingin mengeksplorasi dan mempersiapkan diri sendiri, merefleksikan apa yang sebenarnya ingin dicapai oleh dirinya sebelum nantinya akan kembali dengan rutinitas pendidikan lanjutan," ungkapnya melalui keterangan tertulis, ditulis Selasa (16/9/2025).
"Selain itu, ada juga yang ingin mengeksplorasi dunia kerja atau dunia luar yang berbeda dengan kondisi saat ini untuk mendapatkan gambaran di lapangan terlebih dahulu sebelum terjun ke ilmu yang akan dipelajari lebih lanjut," imbuhnya.
Alasan Gap Year Menurut Psikolog
1. Keinginan untuk mengeksplorasi dan mempersiapkan diri sendiri, serta merefleksikan apa yang sebenarnya ingin dicapai sebagai manusia.
2. Keinginan untuk mengeksplorasi dunia kerja atau dunia luar yang berbeda dengan kondisi sekarang ini untuk memperoleh gambaran di lapangan terlebih dahulu sebelum menekuni ilmu yang akan dipelajari lebih lanjut.
3. Keinginan rehat terlebih dahulu karena merasa lelah dengan rutinitas pembelajaran yang berlangsung lebih dari 12 tahun wajib belajar, jika termasuk jenjang TK.
4. Usia yang belum cukup, misalnya masih belum berusia 18 tahun saat lulus SMA.
Fiona menekankan pada dasarnya semua pelajar SMA yang lulus, akan mempertimbangkan kesiapan diri mereka.
"Pada dasarnya, untuk mempersiapkan diri anak dan/ataupun orang tua supaya lebih siap untuk memulai tahapan jenjang pendidikan ataupun aktivitas selanjutnya," ujarnya.
"Gap Year dapat dilihat sebagai kesempatan anak untuk memiliki waktu lebih banyak mengenali diri dan memperkaya dirinya dengan pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan real-life experiences," terang Fiona.
(nah/faz)