Ketua Tim Formatur Ungkap Persiapan Guru Sekolah Rakyat: Selalu Ada Reskilling

ADVERTISEMENT

Ketua Tim Formatur Ungkap Persiapan Guru Sekolah Rakyat: Selalu Ada Reskilling

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 11 Sep 2025 20:30 WIB
Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh memberi keterangan pada wartawan usai kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh memberi keterangan pada wartawan usai kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta, Kamis (11/9/2025).Foto: Nikita Rosa/detikcom
Jakarta -

Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, mengatakan kesiapan tenaga pendidik menjadi salah satu kunci keberhasilan program Sekolah Rakyat. Menurutnya, para guru tidak cukup hanya berasal dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG), melainkan juga harus melalui tahapan persiapan khusus sebelum diterjunkan ke lapangan.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menekankan, ada dua variabel utama yang tidak bisa dipisahkan dalam dunia pendidikan, yakni akses dan kualitas.

Variabel akses seperti anak dari keluarga miskin yang bisa mencicipi bangku sekolah. Pendidikan tidak berhenti pada soal akses saja, melainkan harus dijamin pula kualitasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada kompromi urusan akses dan kualitas. Dua-duanya harus kita jaga," ujar Nuh saat menerima kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/9/2025).

Dalam pandangan Nuh, ada 3 aspek utama yang menentukan kualitas pendidikan di sekolah. Pertama, kualitas guru sebagai ujung tombak proses belajar mengajar. Kedua, kualitas infrastruktur yang menopang kegiatan belajar dan terakhir adalah proses pembelajaran itu sendiri.

ADVERTISEMENT

Untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar, Nuh menegaskan akan menyiapkan program pelatihan khusus bagi guru. Ia membedakan pelatihan tersebut dari sekadar peningkatan keterampilan atau upskilling yang sifatnya musiman. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah reskilling yang berkesinambungan.

"Menjadi satu proses yang terus menerus, terus menerus. Karena memang ilmu terus berkembang," ungkap guru besar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Ajak Perguruan Tinggi

Nuh juga membuka kesempatan bagi civitas akademika perguruan tinggi yang tertarik untuk bergabung dengan Sekolah Rakyat. "Mereka banyak yang tertarik untuk ikut bersama-sama untuk mengantarkan anak-anaknya. Itu akan kita ajak semuanya," ujar Nuh.

Ia mencontohkan dengan cara menangani anak-anak yang kepercayaan dirinya belum muncul."Bisa jadi para guru terbatas. Tetapi teman-teman yang ada di berbagai perbuatan tinggi bisa kita ajak. Untuk bersama-sama menangani masalah itu," jelas Nuh.

"Intinya ini bukan sekolah biasa. Tapi sekolah ini nanti akan menjadi laboratorium yang luar biasa. Untuk pengembangan dunia pendidikan," lanjutnya.


Perekrutan Guru Dilakukan Lintas Kementerian

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menambahkan jika perekrutan guru Sekolah Rakyat merupakan kerja sama lintas kementerian. Termasuk di antaranya adalah Kementerian Penddidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (KemenPANRB), dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Kemudian, para guru yang mengikuti seleksi wajib lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Setelah itu, para pendaftar akan mengikuti rangkaian tes seleksi.

"Jadi ini melalui proses yang saya lihat. Selama saya keliling ke beberapa titik itu, memang guru-gurunya ini saya anggap mumpuni. Punya kemampuan baik untuk memberikan pembelajaran kepada anak-anak," ujar Gus Ipul, panggilan akrabnya.




(nir/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads