Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menengok para korban ambruknya SMKN 1 Cileungsi di rumah sakit Radjak Hospital Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/9/2025). Hingga saat ini, masih ada lima siswa yang dirawat di RS.
"Musibah, ya, ini sesuatu yang tidak kita kehendaki. Dan kami juga menyampaikan ya bela sungkawa pada anak-anak yang sempat tertimpa bangunan dan sekarang sudah dirawat," kata Mu'ti di SMKN 1 Cileungsi sebelum berangkat ke rumah sakit, Kamis (11/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban yang dirawat adalah siswa yang mengalami luka cukup berat, demikian disampaikan oleh Kepala SMKN 1 Cileungsi, Meisye Yeti.
"Kondisi terkini, alhamdulillah sudah pada pulang, tapi masih ada yang masih perawatan sesuai diobservasi, di Rumah Sakit Thamrin (Radjak Hospital Cileungsi) dan ada juga di Rumah Sakit RSUD Ciawis, seperti itu," tuturnya.
Mendikdasmen Beri Semangat ke Korban
Setelah melihat situasi terkini di SMKN 1 Cileungsi, Mu'ti kemudian menyambangi Radjak Hospital Cileungsi. Ia menengok lima siswa yang masih dirawat intensif di sana.
"Adik dan ibu yang sabar ya, tetap semangat. Jangan lupa berdoa ya, biar diberikan kesehatan," kata Mu'ti di Radjak Hospital Cileungsi.
Mu'ti meminta siswa untuk fokus penyembuhan dan istirahat terlebih dahulu. Ia juga menyarankan siswa untuk senantiasi berdoa demi kesembuhan.
"Gapapa ya nanti sembuh, bisa praktik kerja lapangan (PKL) lagi ya. Jangan lupa doa biar diberi kesembuhan," tambahnya.
Selain itu, Mendikdasmen juga memberikan uang santunan kepada masing-masing siswa. Ia menyampaikan siswa yang alami trauma akan difasilitasi pendampingan psikososial dari pemerintah.
Total Korban Luka 32 Siswa dan 2 Guru
Meisye mengatakan kejadian ini mengakibatkan 32 siswa dan 2 guru terluka. Salah satu dari guru tersebut tengah hamil lima bulan.
"Korban murid ada 31, guru 2 orang, ada yang lagi hamil juga pas ngajar tuh lima bulan. Makanya dia trauma," kata Meisye.
Pihak sekolah pun menggelar pertemuan dengan orang tua untuk berkoordinasi tentang kondisi siswanya. Meisye memastikan pembelajaran akan tetap berlangsung secara hybrid dan penggunaan tenda darurat.
"Saya sebagai penanggung jawab sekolah harus betul-betul melihat kondisi fisik ruangan seperti apa. Apa lagi ruangan ini kan sudah 10 tahun ya, 2015-2025 gitu kan," katanya.
Untuk memperbaiki sekolah, Kemendikdasmen sudah menyiapkan dana senilai Rp 2 miliar. Renovasi diharapkan bisa selesai pada Desember tahun ini.
"Ini adalah bagaimana kita memang harus memperhatikan kondisi sekolah kita sebagai tempat supaya anak-anak kita belajar dengan aman, dengan nyaman. Karena konsep kami sekolah aman itu adalah salah satunya ada sekolah yang aman bencana," kata Mu'ti.
(cyu/twu)