Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar umumkan kenaikan tunjangan profesi bagi guru non-PNS sebesar Rp 500 ribu. Awalnya, tunjangan profesi guru non-PNS adalah sebesar Rp 1,5 juta, usai kenaikan jumlahnya menjadi Rp 2 juta.
"Nasib para guru sudah mulai banyak diperhatikan. Kita tambah kesejahteraan guru (Non PNS), tadinya hanya 1,5 juta, sekarang menjadi 2 juta per bulan," tutur Nasaruddin dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), Kamis (4/9/2025).
Kenaikan tunjangan profesi ini diterima oleh 227.147 guru non-PNS. Hal ini menjadi langkah nyata Kemenag untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Capaian Kemenag dalam Meningkatkan Kesejahteraan Guru
Tidak hanya meningkatkan tunjangan profesi guru, Kemenag juga memperhatikan peningkatan kompetensi para pendidik. Diketahui, saat ini lebih dari 102 ribu guru madrasah dan guru pendidikan agama tengah mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan.
"Bila ditotal, sepanjang 2025 ada 206.411 guru yang menjalani program penting ini," beber Nasaruddin lagi.
Jumlah peserta PPG Kemenag di 2025 meningkat hingga 700 persen, mengingat pada 2024 hanya 29.933 peserta yang ikut PPG. Menag mengingatkan bila PPG bukan sekedar pelatihan, tetapi syarat utama bagi guru untuk mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG).
"Nah jadi inilah prioritas saya. Itu sedikit sekali, bahkan kadang tidak ada pengangkatan. Nah ini kemarin kita tambahkan sertifikasi (pendidikan profesi) guru itu 700 persen," tegasnya.
Di 2025, Kemenag mengalokasikan dana sebesar Rp 165 miliar untuk pelaksanaan PPG. Jumlah ini menurut Menag besar, tetapi ia menilai sebagai investasi strategis karena kunci pembangunan bangsa ada pada pendidikan, dan pendidikan ada pada guru.
Capaian peningkatan Kemenag dalam meningkatkan kesejahteraan guru adalah mengangkat 52 ribu guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Proses ini telah berlangsung dalam tiga tahun terakhir.
Dengan berbagai capaian ini, Menag menekankan pentingnya profesi guru. Ia menyebut guru adalah pelayan umat sekaligus pelayan bangsa.
"Saya seorang guru. Bapak saya seorang guru. Saya sering mengatakan guru itu luar biasa," tandasnya.
(det/nwk)