Asisten kepala sekolah bidang teknologi dan inovasi di SJI International Elementary School Singapore, Claire Simms beberkan delapan keterampilan manusia yang tidak akan tergantikan artificial intelligence (AI) di abad ke-21. Apa saja?
Claire menyebut sekolahnya menerapkan AI dalam proses belajar mengajar sehari-hari. Kehadiran AI di masa kini bukan suatu hal yang bisa dihindari dan kita sudah berada dalam paradigma pendidikan baru.
"Ruang kelas saat ini adalah lingkungan dinamis di mana AI dapat menangani tugas-tugas administratif dan repetitif, yang memungkinkan guru untuk bertindak lebih seperti mentor, pelatih, dan pembimbing bagi siswa dan AI sudah menciptakan lingkungan baru untuk pembelajaran personal dan adaptif," ungkap Claire dalam acara Indonesia Future of Learning Summit 2025 di Hotel Episode, Gading Serpong, Sabtu (23/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
8 Keterampilan Manusia yang Tidak Akan Tergantikan AI
Meski AI menjadi bagian kehidupan sehari-sehari, Claire menyebut ada 8 keterampilan manusia yang tidak akan tergantikan oleh teknologi ini. Adapun delapan keterampilan tersebut, yaitu:
- Kemampuan berpikir kritis
- Komunikasi
- Kolaborasi
- Kreativitas
- Literasi digital
- Literasi informasi
- Kemampuan beradaptasi
- Ketangguhan
Dalam hal kreativitas, Claire membenarkan bila AI adalah alat untuk menunjang kreativitas, tetapi kemampuan manusia lebih dari itu. Terutama, untuk menghasilkan ide-ide orisinal dan membuat suatu konsep.
Selanjutnya, kolaborasi menjadi keterampilan yang sangat mungkin tidak tergantikan. Kolaborasi secara nyata adalah proses yang sangat kompleks serta menjadi tantangan global dan ini tidak bisa dilakukan oleh robot.
"Sifat-sifat unik manusia inilah yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh AI. Jadi, ke depannya, kita perlu mempertahankan unsur kemanusiaan itu, karena mesin tidak akan pernah mampu mengantisipasi dan menavigasi perubahan sebaik kita," tegasnya.
Mesin dalam AI tidak akan mampu memahami suatu hal jika manusia memberikan prompt atau pengarajan yanh baik. Ketika prompt yang disampaikan sesuai, barulah AI dapat menganalisis data, menavigasi perubahan, hingga memahami emosi serta proses berpikir.
"Sehingga mereka dapat membuat keputusan dan pilihan yang bertanggung jawab di dunia kita yang terus berubah dan semakin kompleks," imbuh Claire lagi.
Untuk sekolah yang menerapkan AI dalam proses belajar mengajar, Claire berpesan agar para guru harus mampu mengajarkan dan membimbing siswa tentang 8 keterampilan tersebut. Pemahaman yang bisa disampaikan seperti, tentang apa artinya bekerja sama, bekerja dalam kelompok, dan menjadi komunikator yang efektif agar dapat memberikan dampak positif bagi dunia.
"AI dalam pendidikan memang memungkinkan siswa tidak perlu lagi menghafal kata, mereka memiliki ensiklopedia paling canggih di saku. Tali tugas kita (sebagai pendidik) tetap membantu meningkatkan keterampilan masa depan," pungkasnya.
(det/nwk)