Ketika Mendikdasmen Mu'ti Terkesan dengan Inovasi Koding-AI Murid SD-SMA

ADVERTISEMENT

Ketika Mendikdasmen Mu'ti Terkesan dengan Inovasi Koding-AI Murid SD-SMA

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 20 Agu 2025 19:30 WIB
Momen ketika Mendikdasmen Abdul Muti dengar inovasi hasil koding-AI dari murid SD-SMA.
Momen ketika Mendikdasmen Abdul Mu'ti dengar inovasi hasil koding-AI dari murid SD-SMA. Foto: (Devita Savitri/detikEdu)
Jakarta -

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti ungkap dirinya terkesan dengan penampilan 4 murid SD-SMA yang mempresentasikan inovasi koding dan artificial intelligence (AI). Penampilan ini disampaikan pada acara Peluncuran Nasional Program UOB My Digital Space bersama Ruangguru di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).

"Saya sangat terkesan dengan penampilan 4 anak-anak tadi dan itu menggambarkan bagaimana manfaat dari koding sebagai bagian dari pembelajaran yang melatih kemampuan berpikir kritis anak-anak kita dan juga kreativitas," kata Mu'ti kepada wartawan usai acara.

Ada dua hal yang menjadi catatannya dalam penampilan inovasi koding-AI oleh keempat murid tersebut. Pertama teknologi bisa dikembangkan dengan cara yang menggembirakan dan kedua adalah hasil inovasi koding-AI bisa bermanfaat untuk kemanusiaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua tadi saya sangat terkesan, misalnya bagaimana dia mengembangkan koding dan juga AI untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus kemudian juga untuk kelestarian pangan," imbuhnya.

Menurutnya, berbagai inovasi yang disampaikan para murid dalam acara tersebut telah melampaui usia mereka. Inilah juga harapan Kemendikdasmen dengan hadirnya koding-AI sebagai mata pelajaran pilihan.

ADVERTISEMENT

"Saya kira (inovasi yang disampaikan) beyond their age, melampaui usia mereka dan karena itu Kementerian sudah mulai, walaupun masih pilihan mengajarkan koding dan AI sebagai mata pelajaran mulai dari SD kelas 5 seterusnya sampai SMP dan SMA," ungkap Sekum PP Muhammadiyah itu.

"Mudah-mudahan bisa menjadi bagian dari upaya kita membangun generasi Indonesia yang cerdas, generasi Indonesia yang hebat, yang menguasai teknologi," harapnya lebih lanjut.

Inovasi Koding-AI Murid SD-SMA

Adapun inovasi koding-AI dari murid SD-SMA yang disampaikan dalam acara peluncuran program UOB My Digital Space, yakni:

1. Athariq Alifcakra Malangjoedo dari Hanifah Islamic School kelas 5

Athariq menciptakan gim berjudul "Roaring Dino". Gim ini dilengkapi dengan sensor suara, sehingga ketika bermain detikers perlu berteriak untuk melompati halang rintang dan mengambil koin untuk menambah skor.

2. Rajendra Verrill Hafizha dari SMAN 2 Kota Tangerang Selatan kelas 12

Rajendra menciptakan aplikasi untuk membantu penyandang disabilitas tunarungu dalam berkomunikasi. Aplikasi yang diciptakannya bernama "Real-Time Indonesian Sign Language Interpreter".

Inovasi ini mendapat perhatian dari Menteri Mu'ti. Menurutnya, ini sistem yang sangat berarti dan sangat membantu di mana AI digunakan untuk aksi kemanusian.

Mu'ti juga bertanya apa rencana masa depan Verrill usai menciptakan aplikasi ini. Menjawabnya, Verrill mengaku ingin belajar di universitas top dunia seperti dan mendalami ilmu komputer serta kecerdasan buatan.

3. Agatha Christelle Mikaella dari SDK Sang Timur Cakung kelas 2

Akrab dipanggil Mikaella, murid berusia 7 tahun ini menciptakan gim khas Kemerdekaan Indonesia berjudul "Independence Day Traditional Games". Ia menjelaskan di gim ciptaannya terdapat dua lomba kemerdekaan yakni makan kerupuk dan balap karung.

4. Pijar Manggala Shatilladitya dari SD Kreativitas Anak Indonesia kelas 6

Pijar menciptakan sebuah gim bernama "Zero Hunger Games" yang terinspirasi dari Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yakni mengakhiri kemiskinan dan kelaparan. Di gim ini, pemain diharuskan melindungi tanaman atau sumber makanan dari hama dan serangga.

Pemain harus bertahan selama 30 detik dan mengusir hama menggunakan alat yang aman bagi lingkungan, seperti larutan air khusus, bawang putih, dan penyiram tanaman. Jika tanaman rusak, misi pemain dinyatakan gagal.

Inovasi Pijar mendapat tepuk tangan dari seluruh peserta acara, termasuk Mendikdasmen Mu'ti. Pijar dinilai luar biasa mengingat ia baru berusia 11 tahun dan duduk di kelas 6 SD.

Namun, ia mampu berpikir sangat rumit yang diakui Pijar dapatkan dari membaca berita dan artikel.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads