Anggaran Deep Learning dan Koding-AI Capai Rp 800 M, Ditransfer Langsung ke Sekolah

ADVERTISEMENT

Anggaran Deep Learning dan Koding-AI Capai Rp 800 M, Ditransfer Langsung ke Sekolah

Devita Savitri - detikEdu
Rabu, 20 Agu 2025 18:00 WIB
Anak-anak MI Muhammadiyah Al Tanbih antusias merakit robot pemilah sampah dalam Festival dan Lomba Berpikir Komputasional di Kudus, Minggu (27/7/2025). Kegiatan ini memberi ruang bagi siswa untuk memecahkan masalah nyata lewat teknologi.
Ilustrasi pembelajaran koding-AI. Kemendikdasmen beberkan besaran anggaran program deep learning dan koding-AI. Foto: Dok. Djarum Foundation
Jakarta -

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen PDM Kemendikdasmen) Gogot Suharwoto beberkan besaran anggaran program deep learning (pembelajaran mendalam) dan koding-artificial intelligence (AI). Jumlah total anggaran ini sekitar Rp 750-800 miliar.

"More or less sekitar Rp 750 miliar sampai Rp 800 miliar dibagi berdua, ada pembelajaran mendalam dan coding-KA (kecerdasan artifisial). Jadi 50-50," tutur Gogot usai acara Peluncuran Nasional Program UOB My Digital Space bersama Ruangguru di Balai Sarbini, Jakarta Pusat, Rabu (20/8/2025).

Anggaran yang sudah dipersiapkan ini akan ditransfer langsung ke rekening sekolah. Setelah diterima sekolah, anggaran bisa dibelanjakan 3 hal, yakni training, beli dokumen, dan berlangganan konten pembelajaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu pembelanjaannya untuk 3 hal, untuk training karena perangkat sudah kita kasih dari pusat, untuk beli dokumen pendukung seperti buku, kemudian juga ketiga untuk berlangganan (konten pembelajaran)," bebernya.

Sebelumnya, Kemendikdasmen menjelaskan konten atau materi pembelajaran digital bisa dilakukan berbasis internet (plugged) ataupun tanpa internet (unplugged). Bila dilakukan secara unplugged, sekolah bisa membeli materi dan disimpan dalam disk eksternal (USB flash drives).

ADVERTISEMENT

Sedangkan bila menggunakan internet, dana yang diberikan Kemendikdasmen bisa digunakan untuk berlangganan ke lembaga penyedia. Setelah dana diberikan, Gogot mengaku sekolah bisa mengelolanya secara langsung.

"Kita nggak ikut-ikut, tapi kita define (menjelaskan) di juknisnya (petunjuk teknis) apa yang bisa dibelanjakan, apa yang tidak bisa dibelanjakan," imbuh mantan Atase Pendidikan di Kedutaan Besar Indonesia di Korea Selatan itu.

Lebih lanjut, Gogot menjelaskan anggaran program deep learning dan koding-AI ini diberikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK. Adapun rincian anggaran yang akan diterima per sekolah yakni:

  • SD: Rp 22,5 juta/sekolah
  • SMP: RP 35 juta/sekolah
  • SMA/SMK: Rp 45 juta/sekolah

45 Ribu Sekolah Selenggarakan Koding-AI Jadi Mapel Pilihan

Terkait penyelenggaraan koding-AI, Gogot menyebut saat ini sudah ada 45 ribu sekolah yang siap melaksanakannya. Namun, sebagai catatan koding-AI hanyalah mata pelajaran (mapel pilihan).

Para pengajar mapel koding-AI ini dilatih oleh mentor yang disiapkan Kemendikdasmen dari 89 lembaga penyelenggara pendidikan dan latihan (diklat) yang bekerja sama dengan Kemendikdasmen.

Gogot meyakini koding dan AI sudah bukan menjadi kebutuhan tetapi bagian dari kehidupan masa kini. Pembelajaran koding-AI di sekolah tidak hanya berguna untuk mencari kerja di masa mendatang, tetapi lebih dari itu.

"Jadi kita perlu kenalkan bukan hanya untuk mencari kerja, tapi bagaimana kita hidup dengan dunia yang sudah dipenuhi dengan AI dan coding. Itu kita (Kemendikdasmen) support dan kita akan invite (undang) semua lembaga pendidikan untuk berkontribusi memastikan semua anak-anak Indonesia bisa belajar koding dan AI di masa sekarang," pungkasnya.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads