Pemerintah tengah menyiapkan Sekolah Garuda baru untuk beroperasi mulai tahun ajaran 2026/2027. Siswa SMP dan yang sederajat bisa menyiapkan diri untuk mendaftar.
Sekolah Garuda adalah salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC/Quick Win) Presiden Prabowo Subianto untuk mengembangkan talenta sains dan teknologi Indonesia. Lulusan sekolah pre-university ini disiapkan untuk dapat lanjut ke pendidikan tinggi terbaik dunia, baik di dalam maupun luar negeri.
Sekolah Garuda merupakan sekolah berasrama jenjang SMA dengan pendekatan berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika (science, technology, engineering, and mathematics/STEM). Sekolah ini bersifat inklusif dapat dilamar oleh pelajar se-Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie mengatakan seleksi penerimaan siswa baru Sekolah Garuda akan dilaksanakan pemerintah pusat. Siswa yang tersaring akan disebar di sekolah yang ada.
Diketahui, Sekolah Garuda direncanakan akan dibangun di empat titik pertama untuk tahun ajaran 2026/2027, yakni Soe di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nabire di Papua Tengah, Belitung Timur (Beltim) di Kepulauan Bangka Belitung, dan Konawe Selatan di Sulawesi Tenggara. Sebanyak 16 titik lokasi lainnya akan dibangun Sekolah Garuda hingga 2029.
Poin Plus buat Pendaftar Sekolah Garuda
Stella mengatakan, berdasarkan instruksi Prabowo, pendaftar Sekolah Garuda secara umum diseleksi berdasarkan prestasi. Lebih lanjut, anak-anak Indonesia terbaik yang diterima di Sekolah Garuda dirancang untuk berasal dari latar belakang beragam. Maka, berprestasi dan berlatar belakang ekonomi rendah, atau asal geografis sebagai putra-putri daerah, jadi pertimbangan tambahan.
"Karena Pak Presiden mengingatkan ini di kalimat Pak Presiden adalah the best and brightest of Indonesia. Jadi tetap prestasi nomor satu," ucapnya pada detikEdu di Grha Kemdiktisaintek, Jumat (18/7/2025).
"Kita juga memberikan kekhususan bagi mereka yang berprestasi dan berasal dari ekonomi bawah. Kita juga memberikan pertimbangan terhadap asal geografi," sambungnya.
Sementara itu, dengan pertimbangan latar ekonomi, 80% siswa akan bersekolah asrama dengan beasiswa di Sekolah Garuda.
"Dan yang baiknya itu karena anggaranya sudah tersedia. Jadi memang pemerintah akan mampu memberikan beasiswa,setidaknya kepada 80% dari siswa, di masing-masing sekolah akan diberikan beasiswa tambahan," ucapnya.
Stella mencontohkan, siswa SMP yang hendak mendaftar ke Sekolah Garuda di Belitung Timur akan mendapat poin tambahan pada seleksi jika juga berasal dari Beltim. Mekanisme ini menurutnya penting untuk mengangkat anak-anak dan daerah bersangkutan.
"Jadi kalau dibilang konsep afirmasi, ekonomi juga menjadi konsep yang penting. Mereka diberikan poin lebih bila mereka berasal dari daerah," ucapnya.
"Agar walaupun itu nanti dari seluruh pusat negara akan hadir di situ, kita juga mempunyai perwakilan yang cukup signifikan dari putra-putri daerah. Karena ini kan penting ya, agar jangan terasa bahwa kita membangun di situ tapi tidak mengangkat daerahnya. Ini sangat penting sekali. Jadi itu pertimbangannya," jelas Stella.
Belum Pakai Kuota
Idealnya, Stella mengatakan, 30 persen siswa di sebuah lokasi Sekolah Garuda berasal dari daerahnya sendiri. Namun untuk tahun pertama operasinya nanti pada 2026, ia menyatakan belum ada ketentuan kuota putra-putri daerah.
"Karena kan tahun pertama jaringannya masih belum terlalu luas. Tetapi, pada suatu saat, kita ingin idealnya itu 30% itu dari daerahnya, di mana sekolah itu berada. Tetapi tahun pertama saya rasa belum tentu bisa mencapai seperti itu. Kita harus bangun dulu reputasi sekolahnya. Ini sekolah yang sangat bagus sekali, tapi juga sangat mempentingkan akses," ucapnya.
"Sehingga itulah makna afirmasi, tetap akan dilakukan dengan kriteria yang tetap menuju tinggi prestasi, tapi juga kita ingin ada perwakilan dari daerah," tegasnya.
Siswa Bayar Biaya Pendidikan Jika Berasal dari Latar Ekonomi Atas
Terpisah, Stella mengatakan 20 persen siswa dengan latar ekonomi atas yang diterima di Sekolah Garuda akan membayar biaya pendidikan.
"Kenapa berbayar? Karena kita juga ingin supaya mereka berbaur, anak-anak yang dari ekonomi menengah atau ekonomi bawah harus juga bisa mengerti dan berteman dengan anak-anak dari ekonomi atas, dan sebaliknya," ucapnya di Grha Kemdiktisaintek, Sabtu (17/5/2025).
"Kalau mereka yang mempunyai ekonomi atas, tentu saja mereka jangan dibayarkan oleh negara, karena itu tidak efisien. Jadi kita ingin memberikan akses yang menyeimbang dan menggunakan seefisien mungkin, sebaik-baik mungkin uang negara sehingga mereka yang sungguh-sungguh membutuhkan, mereka yang mendapatkan," imbuhnya.
Seleksi Sekolah Garuda
Terlepas dari latar prestasi, daerah, dan ekonomi, peserta seleksi Sekolah Garuda Takan menjalani tes dengan materi Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Ia meminta peserta seleksi dengan penguasaan Bahasa Inggris belum optimal untuk tidak khawatir dan tetap fokus belajar. Bobot penilaian pada komponen Matematika merupakan yang terbesar.
Pemilihan materi ini dikatakan Stella juga mengantisipasi kesenjangan pengetahuan siswa antardaerah atas materi-materi lain, seperti Biologi.
"Mengapa kita tidak tes IPA, Biologi, Ilmu Sosial? Karena di subjek-subjek itu begitu banyak kesenjangan antara pelosok-pelosok di Indonesia, sehingga agak tidak adil. Tapi Matematika itu yang lumayan merata," jelasnya.
(twu/pal)