Pakar Unair Tegaskan Pembangunan SMA Unggulan Garuda Belum Urgent, Ini Alasannya

ADVERTISEMENT

Pakar Unair Tegaskan Pembangunan SMA Unggulan Garuda Belum Urgent, Ini Alasannya

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 27 Jan 2025 13:00 WIB
Ilustrasi ruang kelas sekolah terbaik.
Ilustrasi Sekolah. (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) akan segera membangun SMA Unggulan Garuda demi menyiapkan talenta unggul. Sebanyak 20 SMA Unggulan Garuda ditargetkan akan selesai dibangun pada 2029.

Menanggapi kebijakan tersebut, Pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (Unair), Prof. Tuti Budirahayu memberikan pendapatnya. Menurut Prof. Tuti, pembangunan SMA Unggulan Garuda belum memiliki urgensi yang jelas lantaran tidak didasarkan atas kajian yang mendalam atau peta data pendidikan di Indonesia.

Ia berpendapat jika pembangunan SMA Unggulan Garuda akan menimbulkan persoalan baru. Salah satunya berkaitan dengan pembelajaran yang hanya berfokus pada materi sains dan teknologi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat Sekolah yang Fokus pada Sains dan Teknologi

Prof Tuti menyampaikan fokus SMA Unggulan Garuda pada materi Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) alih-alih ilmu sosial dapat menyebabkan turunnya jiwa sosial siswa. Menurutnya, pernyataan itu tidak konsisten dengan apa yang disampaikan oleh Wamendiktisaintek terkait tujuan membangun sekolah unggulan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap masalah lokal.

"Ini sangat tidak masuk akal jika tidak memasukkan muatan-muatan ilmu sosial. Bagaimana siswa dapat memiliki kepekaan terhadap persoalan lokal di wilayah tempat mereka belajar, jika tidak diasah pengetahuannya tentang masalah-masalah sosial, budaya, dan politik. Tentunya semakin lama jiwa sosial siswa akan semakin menurun," ungkapnya dalam laman Unair.

ADVERTISEMENT

Sekolah Unggulan Munculkan Kesenjangan dan Diskriminasi

Hal ini semakin didukung dengan adanya label unggulan yang secara tidak langsung mengatakan jika siswa yang diterima hanya yang unggul saja. Dengan demikian, kesan eksklusif akan lebih terasa yang akan membawa masalah baru bagi pendidikan di Indonesia seperti kesenjangan, diskriminasi serta ketimpangan sosial.

"Jika tujuannya untuk menyiapkan siswa berkuliah di universitas top, maka pemerintah cukup mencari siswa yang mampu lalu diberikan bimbingan. Selain itu, daripada membangun sekolah baru akan lebih baik jika dapat meningkatkan kualitas sekolah yang sudah ada," paparnya.

Program Ambisius

Prof Tuti menyatakan program SMA Unggulan Garuda sangatlah ambisius dan prestisius. Hal ini dikarenakan pembangunannya yang direncanakan pada daerah pedesaan atau pelosok.

Alih-alih membangun sekolah baru yang berkualitas, Prof. Tuti berpendapat pemerintah cukup meningkatkan kualitas sekolah yang sudah ada dan melakukan pemerataan pendidikan di semua jenjang sekolah.




(nir/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads