Menpora: Prabowo Ingin Olahraga di Sekolah Jadi Minimal 1 Jam Per Hari

Trisna Wulandari - detikEdu
Selasa, 10 Des 2024 12:00 WIB
Menpora Dito Ariotedjo sebut Presiden Prabowo ingin olahraga di sekolah jadi minimal 1 jam per hari. Begini rencananya. Foto: Yuga Hassani
Jakarta -

Menpora Dito Ariotedjo mengatakan Presiden Prabowo Subianto ingin olahraga di sekolah dilakukan minimal 1 jam per hari. Tujuannya agar siswa bergerak dan berolahraga sehingga menjadi generasi emas yang bugar.

"Bagaimana memacu para siswa siswi ini kembali bergerak dan juga jam olahraga ditingkatkan dan juga membudayakan olahraga makin banyak lagi, tadi Bapak Presiden bahkan menginginkan per hari minimal bisa 1 jam targetnya, tapi akan kita lakukan secara bertahap," kata Dito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/22/2024), dilansir detiknews.

Olahraga di Sekolah Minimal 1 Jam Per Hari

Dito menjelaskan kebijakan penambahan jam olahraga di sekolah tersebut akan menjadi bagian dari Gerakan Indonesia Bugar yang akan diluncurkan. Gerakan ini meliputi juga jam gerak, ekstrakurikuler olahraga dan gerakan dasar senam yang akan dimunculkan lagi di sekolah.

"Pak Presiden sangat menginginkan hal itu," kata Dito.

Rencana Gerakan Indonesia Bugar menurut Dito telah dirapatkan bersama Presiden Prabowo Subianto agar dijalankan lintas kementerian.

"Tadi Presiden memantau update perkembangan yang dijalankan Kemenpora tadi khususnya, ini kita akan meluncurkan Gerakan Indonesia Bugar, ayo gerak bersama kementerian pendidikan," ucapnya.

Ia menjelaskan, gerakan dasar yang diterapkan pada pelajar nantinya ditujukan untuk membentuk bibit atlet. Saat ini, belum diputuskan gerakan olahraga apa yang akan diterapkan.

"Nanti ada mungkin kita padukan dengan kebutuhan dasar senam gimnastik, jadi ini sekaligus bagaimana membentuk bibit-bibit atlet sejak dini, dari tingkat pendidikan paling bawah," terang Dito.

Pemenuhan Fasilitas Lapangan di Sekolah

Terpisah, Dito Ariotedjo sebelumnya mengatakan Prabowo-Gibran berpesan bahwa fasilitas olahraga dan seluruh sekolah juga harus terpenuhi minimal di atas 50 persen.Untuk itu, pengadaan fasilitas olahraga di setiap sekolah di Indonesia masuk prioritas Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) tahap dua.

"Dalam rapat DBON kita sudah dibahas bagaimana fasilitas olahraga di setiap sekolah terpenuhi minimal di atas 50 persen dari jumlah sekolah yang ada," kata Dito Ariotedjo saat membuka Rapat Kerja Nasional 2024 Ikatan Guru Olahraga Nasional (Igornas) di Jakarta, Kamis (5/12/2024), dikutip dari laman resmi Kemenpora.

Ia merinci, Indonesia kini memiliki lebih dari 439 ribu sekolah. Sedangkan satuan pendidikan yang memiliki fasilitas olahraga hanya sekitar 12 persen.

Fasilitas lapangan olahraga di sekolah nantinya difungsikan sebagai tempat pembinaan dan pengelolaan olahraga sejak jenjang pendidikan paling dini oleh guru pendidikan jasmani dan olahraga. Menurutnya, langkah ini sesuai arahan Prabowo dan Inpres sebelumnya mengenai pembangunan olahraga di sekolah.

"Minimal sekolah harus memiliki lapangan, lapangan (untuk cabang olahraga) apa, nanti kita diskusikan, yang penting ada fasilitas olahraga," ucap Dito.

"Jadi tahap awal untuk SD, SMP, nanti selanjutnya untuk SMA. Ini yang kita perjuangkan," ujarnya.

Kurikulum Olahraga dan Kesejahteraan Guru Olahraga

Di depan guru olahraga, Dito mengatakan rapat tingkat menteri juga membahas isu kurikulum khusus olahraga dan upaya peningkatan kesejahteraan guru olahraga. Rumusan penerapan kurikulum khusus olahraga sendiri mengatakan tengah coba dirampungkan.

"Semua dalam tahap perjuangan, koordinasi dan juga advokasi lintas sektornya sangat banyak. Tetapi saya yakin dengan komitmen Pak Presiden, dan saya juga berkomitmen, kita harus menyukseskan," katanya.



Simak Video "Video: Dukungan Ketua Komisi X DPR untuk Program Gerakan Indonesia Bugar"

(twu/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork