- 20 Puisi Hari Guru untuk Rayakan HGN 2024 Puisi Hari Guru 1: Untukmu Guru Puisi Hari Guru 2: Untuk Guru Indonesia Puisi Hari Guru 3:Β Guruku Pahlawanku Puisi Hari Guru 4: Jangan Berhenti, Guruku Puisi Hari Guru 5: Aku, Guruku, dan Masa Depanku Puisi Hari Guru 6: Guru Puisi Hari Guru 7: Pesan Untuk Guruku Puisi Hari Guru 8: Guru Puisi Hari Guru 9: Abdi Yang 'Tak' Diakui Puisi Hari Guru 10: Pahlawan Tak Berbintang Puisi Hari Guru 11: Guruku Nomor Satu Puisi Hari Guru 12: Salam Hormat Guruku yang Hebat Puisi Hari Guru 13: Pesan untuk Guruku Puisi Hari Guru 14: Guruku Pahlawanku Puisi Hari Guru 15: Kau dan Sejarah Puisi Hari Guru 16: Tombak Keberhasilanku Puisi Hari Guru 17: Bersamamu, Guruku Puisi Hari Guru 18: Didikan Keras Puisi Hari Guru 19: Sang Pengabdi Puisi Hari Guru 20: Sebatang Kapur
Setiap tahunnya, Indonesia memeringati Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November. Peringatan ini adalah bentuk penghormatan terhadap profesi guru di seluruh penjuru Nusantara.
Biasanya sekolah akan mengadakan berbagai acara pada hari ini. Seperti upacara, saling bersalaman dengan guru, dan acara tambahan lainnya.
Pada hari ini, siswa juga bisa membacakan sebuah puisi untuk para guru tercinta. Melalui puisi, ucapan rasa syukur hingga terima kasih dapat disampaikan secara indah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agar tak kebingungan, berikut ini 20 contoh puisi hari guru yang bisa dijadikan referensi dikutip dari detikSumut hingga portal resmi berbagai sekolah, Selasa (5/11/2024).
20 Puisi Hari Guru untuk Rayakan HGN 2024
Puisi Hari Guru 1: Untukmu Guru
Oleh: I Kadek Agus Sudiandika
Marahlah jika kami salah
Tertawalah jika engkau gundah
Dan tetaplah tunjukkan senyum terindah
Engkau berjuang tanpa lelah
Membimbing kami di sekolah
Mengajarkan ilmu, akhlak, dan akidah
Suaramu bagai ombak yang memecah
Auramu yang senantiasa gagah
Menyadarkan kami akan fitrah
Puisi Hari Guru 2: Untuk Guru Indonesia
Oleh: Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Tanpa guru
Takkan ada yang kita tahu
Tanpa guru
Takkan ada yang kita mampu
Tanpa guru
Kita hanyalah debu
Yang terbang tak berarah
Tersapu angin tak tentu arah
Guru......
Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah tauladan kami
Ridho Mu adalah kunci sukses kami
Doamu adalah berkah tak bertepi
Jika ada yang bertanya pada kami
Siapa yang paling berjasa pada diri ini?
Maka namamu yang kan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami
Puisi Hari Guru 3: Guruku Pahlawanku
Oleh: Muhamad Topan Cahya Permana (Siswa SMPN 8 Bandung)
Kau ajarkan kami segudang ilmu
Kau bagai orang tua kami di sekolah
Ketika kami menyusahkan mu kau tetap tabah
Tanpamu,kami tak bisa membaca dan menulis
Kegigihan dan santunmu begitu luar biasa guru,
Kau ajarkan kami selalu
Nasehatmu akan selalu kami ingat
Kelembutanmu akan selalu kami rasa
Kau adalah pahlawan bagi kami
Pahlawan tanpa tanda jasa
Puisi Hari Guru 4: Jangan Berhenti, Guruku
Oleh: Noven Kusainun (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Waktu terus berjalan dan berlalu
Akan ada yang berubah, akan ada yang baru
Namun siapa yang pantas menggantikanmu
Pemilik ketulusan yang selalu membuat haru
Kau ajarkan kata, kau ajarkan angka
Di sana kau balut cerita dengan cinta
Cinta yang menjadikanmu bangga
Akan peran dan tugasmu untuk bangsa
Kini kemajuan sedang menguji
Hendak memerankanmu namun tanpa hati
Karenanya kehadiranmu tetap dinanti
Menyambut mereka bersama cerahnya pagi
Jangan berhenti, guruku
Tetaplah menebar semangat untuk bangsamu
Jadikan mereka kuat dengan moral pembaharu
Kuatkan dan cerdaskan, jangan berhenti, guruku
Puisi Hari Guru 5: Aku, Guruku, dan Masa Depanku
Oleh: Marina SPd (Sekolah Islam Terpadu Al Haraki)
Dulu bagiku belajar itu sangat sulit
Melihat satu huruf di buku sangat memusingkan
Kebingungan saat disuruh menulis
Kesulitan saat menghitung angka-angka
Tapi, hal yang sulit bagiku dulu, kini terasa mudah
Aku bisa membaca dengan lancar
Aku bisa menulis begitu bagusnya
Menghitung angka-angka begitu menyenangkan
Semua itu karenamu, wahai Guruku
Kau yang mengajariku segala hal
Mulai dari mengeja huruf sampai membaca kalimat
Kau bantu aku mulai dari menghitung hingga menjumlahkannya
Perjuanganku sampai sini tidak semudah yang engkau bayangkan
Aku pernah menyepelekanmu, tapi kau menghadapiku dengan sabar
Aku pernah putus asa, namun kau menyemangatiku dengan senyummu
Kaulah yang mampu membuka gerbang semangatku
Hanyalah kau yang bisa....
Aku sangat beruntung mempunyai guru sepertimu
Kubayangkan jika guru sepertimu tidak ada di dunia ini,
Jadi apa aku besar nanti?
Orang yang mengajariku dengan teliti dan cekatan
Orang yang menunjukan jalan yang benar menuju masa depan
Guruku, lihatlah aku
Hari ini aku belajar... untuk masa depan
Cemerlang
Gemilang
Puisi Hari Guru 6: Guru
Oleh: Laila Variani (SMP Dwijendra Denpasar, Bali)
Dulu duniaku kosong
Duniaku gelap
Tapi kini duniaku berwarna
Karena adanya guru
Ialah guruku
Yang mendidik aku
Membekalkanku dengan ilmu
Dengan tulusmu dan sabarmu
Kau
Mengabdi dengan ikhlas
Untuk agama, bangsa, dan negara
Walaupun dengan gaji yang tidak besar
Guru
Rela mengeluarkan harta, pikiran, jiwa, dan nyawanya
Hanya untuk mengajar memberikan ilmu untuk masyarakat Indonesia
Terima kasih
Wahai guru
Aku akan selalu
Mengukir namamu di dalam hatiku
Puisi Hari Guru 7: Pesan Untuk Guruku
Oleh: Anggita Pebriyanti (SMP Dwijendra Denpasar, Bali)
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bukti tanpa inkar
Demi negeri agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkrama bak sohib dan tetap beretika
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus kau berikan
Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibaratkan gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga
Terima kasih...
Puisi Hari Guru 8: Guru
Oleh: Kahlil Gibran
Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata
Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
Puisi Hari Guru 9: Abdi Yang 'Tak' Diakui
Oleh: Amin al Amin (SMKN 1 Jenangan)
Kisah hanyalah cerita yang membekas meskipun dilalui dengan penuh kasih.
Kasih bukan berarti sekadar memberi untuk meminta, namun itulah mimpi.
Bermimpi akan datangnya cahaya nyata.
Nyata enggan datang walau sejenak dan tetaplah mimpi yang nyata
Guru
Gaungkan asa ilmu
Gema rasa menyatu satu kalbu
Untaian cinta
Ujar kata karya manusia
Udar mimpi tuntut gapai masa nyata
Ruang kelas
Rona kisah tanpa berbekas
Rindu berbalas datang kasih tulus ikhlas
Ukir prasasti
Uraikan cerita tuntun nurani
Ujung perubahan pangkal harapan damai negri
Puisi Hari Guru 10: Pahlawan Tak Berbintang
Oleh: Sultan Ar-Rasyid Adrianto (Sekolah Islam Dian Didaktika)
Tak kenal waktu
Senyum itu selalu terpancar dari wajahmu
Walau kerut kelelahan menggores
Tetapi semangatmu tetap membara
Sosok yang sabar, penyayang
Yang tak kenal menyerah
Menghabiskan separuh hidupmu
Membimbing kami menjadi manusia berjiwa
Kau adalah pahlawanku
Pahlawan yang berjuang tanpa senjata
Pahlawan yang selalu berjuang tanpa putus asa
Mendidik kami menjadi manusia yang berakhlak
Perjuanganmu akan selalu kami kenang
Nasihatmu akan selalu kami ingat
Semangatmu akan menguatkan setiap langkah kami
Di mana pun kami berada
Kaulah pahlawan tak berbintang
Tak meminta penghargaan
Tak meminta pemujaan
Semoga Allah SWT yang mahakuasa selalu melindungimu
Puisi Hari Guru 11: Guruku Nomor Satu
Oleh: Chairil Anwar
Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai
Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar ku tumbuh dan agar sukses
Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!
Puisi Hari Guru 12: Salam Hormat Guruku yang Hebat
Oleh: Naura Athaya Sharif (SMPN 14 Malang)
Guru-guruku yang hebat, apa kabar?
Ya, semoga tetap bersinar dalam mengajar kami para pelajar
Semoga tetap sabar dalam berikhtiar untuk muridmu yang kadang sangar
Teruslah menebar ilmu dan kebaikan agar kami selalu haus belajar
Memang benar adanya, bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Sesungguhnya kau memang pejuang yang mencerdaskan kehidupan bangsa
Kau selalu mendidik kami sebagai generasi bermanfaat tanpa berputus asa
Kami sambut baik prakarsa mu agar kami senantiasa menjadi pembelajar swakarsa
Guru, selipan asmaraloka mu selalu tercurah
Selalu siap menjadikan hari kami begitu cerah
Dimana tiap kenangan itu, kelak menjelma sejarah
Bahwa semua didikanmu akan menjadi anugerah
Salam hormat untuk guru-guruku yang hebat
Jadikan kami pembelajar sepanjang hayat
Selamat Hari Guru Nasional, dari kami yang penuh sayang
Puisi Hari Guru 13: Pesan untuk Guruku
Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar
Puisi Hari Guru 14: Guruku Pahlawanku
Oleh: Fathiya Rachma (SMPIT Insantama)
Guruku ....
Semua letihmu begitu tulus
Didikanmu begitu bagus
Kasihmu tak pernah putus
Membersamai kami setiap saat meskipun lelah
Pelukmu lembut, sedia ada setiap saat
Mendoakan kami begitu kuat
Menggenggam kami menaiki tangga kesuksesan, dengan erat
Sebagai penolong di benang kusut yang begitu rumit
Guruku Pahlawanku ....
Kami bangga atas semua perjuangan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Berkorban banyak untuk kami
Demi ibu pertiwi
Guruku Pahlawanku ....
Ini tanda terima kasih kami, tapi mungkin ini tidak seberapa
Terlalu jauh untuk menggapai kasihmu yang tanpa tanda batas
Guruku ....
Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas letih yang kau abaikan untuk kami
Terima kasih untuk para pendidikku
Puisi Hari Guru 15: Kau dan Sejarah
Oleh: Asti Puja Madani (SMA Negeri 5 Mandau)
Saat bumi masih mengelilingi matahari
Angin masih berhembus di badan
Roh masih bertempat di raga
Kamis ini yang ku nanti
Menunggu waktu berjalan
Tanpa di sadari hari itu pun tiba
Saat Ki Hajar Dewantara hadir di sejarah
Engkau hadir di dalam jiwa berdarah
RA Kartini menghadirkan hak pendidikan perempuan
Engkau hadir melanjutkan dan bertahan
Saat suhu mempengaruhi laju reaksi
Maka engkau mempengaruhi pendidikan ini
Saat F/A adalah tegangan
Kuharap kita tanpa keregangan
Puisi ini tak seindah milik WS Rendra
Tak setegas milik Chairil Anwar
Tapi, aku tetap berharap kenagan kita
Jangan terlupa dan jangan memudar
Puisi Hari Guru 16: Tombak Keberhasilanku
Oleh: Amanda Nurdhana D
Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu
Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku kadang mengganggumu
Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku
Kau adalah orang tua keduaku
Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu
Puisi Hari Guru 17: Bersamamu, Guruku
Oleh: Yoga Permana Wijaya
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.
Puisi Hari Guru 18: Didikan Keras
Oleh: Chairil Anwar
Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikir
Tantangan apa yang akan kau berikan padaku
Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kelemahan yang meragukan diri
Kamu sungguh telah membuka pikiranku
Dengan kebijakan, keras dan ketegasan
Kamu membantuku untuk melihat atas
Menemukan tujuan yang harus kucapai
Kamu mengeluarkanku dari kegalauan
Terima kasihku atas jerih payahmu
Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku
Perhatianmu sangat menyentuh hati dan pikiranku
Aku akan selalu mengingat jeweran mu
Aku berharap semua guru sepertimu
Puisi Hari Guru 19: Sang Pengabdi
Oleh: Zaniza
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti
Puisi Hari Guru 20: Sebatang Kapur
Oleh: Iroh Rohmawati
Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan di otak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil
Guru...
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan
(det/pal)