20 Puisi Hari Guru untuk Rayakan HGN 2024, Bisa Jadi Inspirasi Siswa!

ADVERTISEMENT

20 Puisi Hari Guru untuk Rayakan HGN 2024, Bisa Jadi Inspirasi Siswa!

Devita Savitri - detikEdu
Selasa, 05 Nov 2024 15:30 WIB
Hari Guru Nasional 2024
20 puisi hari guru untuk rayakan HGN 2024. Foto: Situs Kemdikbud
Jakarta -

Setiap tahunnya, Indonesia memeringati Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November. Peringatan ini adalah bentuk penghormatan terhadap profesi guru di seluruh penjuru Nusantara.

Biasanya sekolah akan mengadakan berbagai acara pada hari ini. Seperti upacara, saling bersalaman dengan guru, dan acara tambahan lainnya.

Pada hari ini, siswa juga bisa membacakan sebuah puisi untuk para guru tercinta. Melalui puisi, ucapan rasa syukur hingga terima kasih dapat disampaikan secara indah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agar tak kebingungan, berikut ini 20 contoh puisi hari guru yang bisa dijadikan referensi dikutip dari detikSumut hingga portal resmi berbagai sekolah, Selasa (5/11/2024).

20 Puisi Hari Guru untuk Rayakan HGN 2024

Puisi Hari Guru 1: Untukmu Guru

Oleh: I Kadek Agus Sudiandika

ADVERTISEMENT

Marahlah jika kami salah
Tertawalah jika engkau gundah
Dan tetaplah tunjukkan senyum terindah

Engkau berjuang tanpa lelah
Membimbing kami di sekolah
Mengajarkan ilmu, akhlak, dan akidah

Suaramu bagai ombak yang memecah
Auramu yang senantiasa gagah
Menyadarkan kami akan fitrah

Puisi Hari Guru 2: Untuk Guru Indonesia

Oleh: Eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

Tanpa guru
Takkan ada yang kita tahu

Tanpa guru
Takkan ada yang kita mampu

Tanpa guru
Kita hanyalah debu
Yang terbang tak berarah
Tersapu angin tak tentu arah

Guru......

Ucapanmu adalah petunjuk kami
Tindakanmu adalah tauladan kami
Ridho Mu adalah kunci sukses kami
Doamu adalah berkah tak bertepi

Jika ada yang bertanya pada kami
Siapa yang paling berjasa pada diri ini?
Maka namamu yang kan kusebut pertama kali
Karena ibu dan ayah adalah juga guru utama kami

Puisi Hari Guru 3: Guruku Pahlawanku

Oleh: Muhamad Topan Cahya Permana (Siswa SMPN 8 Bandung)

Kau ajarkan kami segudang ilmu
Kau bagai orang tua kami di sekolah
Ketika kami menyusahkan mu kau tetap tabah

Tanpamu,kami tak bisa membaca dan menulis
Kegigihan dan santunmu begitu luar biasa guru,
Kau ajarkan kami selalu

Nasehatmu akan selalu kami ingat
Kelembutanmu akan selalu kami rasa
Kau adalah pahlawan bagi kami
Pahlawan tanpa tanda jasa

Puisi Hari Guru 4: Jangan Berhenti, Guruku

Oleh: Noven Kusainun (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Waktu terus berjalan dan berlalu
Akan ada yang berubah, akan ada yang baru
Namun siapa yang pantas menggantikanmu
Pemilik ketulusan yang selalu membuat haru
Kau ajarkan kata, kau ajarkan angka
Di sana kau balut cerita dengan cinta

Cinta yang menjadikanmu bangga
Akan peran dan tugasmu untuk bangsa
Kini kemajuan sedang menguji
Hendak memerankanmu namun tanpa hati
Karenanya kehadiranmu tetap dinanti
Menyambut mereka bersama cerahnya pagi

Jangan berhenti, guruku
Tetaplah menebar semangat untuk bangsamu
Jadikan mereka kuat dengan moral pembaharu
Kuatkan dan cerdaskan, jangan berhenti, guruku

Puisi Hari Guru 5: Aku, Guruku, dan Masa Depanku

Oleh: Marina SPd (Sekolah Islam Terpadu Al Haraki)

Dulu bagiku belajar itu sangat sulit
Melihat satu huruf di buku sangat memusingkan
Kebingungan saat disuruh menulis
Kesulitan saat menghitung angka-angka

Tapi, hal yang sulit bagiku dulu, kini terasa mudah
Aku bisa membaca dengan lancar
Aku bisa menulis begitu bagusnya
Menghitung angka-angka begitu menyenangkan

Semua itu karenamu, wahai Guruku
Kau yang mengajariku segala hal
Mulai dari mengeja huruf sampai membaca kalimat
Kau bantu aku mulai dari menghitung hingga menjumlahkannya

Perjuanganku sampai sini tidak semudah yang engkau bayangkan
Aku pernah menyepelekanmu, tapi kau menghadapiku dengan sabar
Aku pernah putus asa, namun kau menyemangatiku dengan senyummu
Kaulah yang mampu membuka gerbang semangatku
Hanyalah kau yang bisa....

Aku sangat beruntung mempunyai guru sepertimu
Kubayangkan jika guru sepertimu tidak ada di dunia ini,
Jadi apa aku besar nanti?
Orang yang mengajariku dengan teliti dan cekatan
Orang yang menunjukan jalan yang benar menuju masa depan

Guruku, lihatlah aku
Hari ini aku belajar... untuk masa depan
Cemerlang
Gemilang

Puisi Hari Guru 6: Guru

Oleh: Laila Variani (SMP Dwijendra Denpasar, Bali)

Dulu duniaku kosong
Duniaku gelap
Tapi kini duniaku berwarna
Karena adanya guru

Ialah guruku
Yang mendidik aku
Membekalkanku dengan ilmu
Dengan tulusmu dan sabarmu

Kau
Mengabdi dengan ikhlas
Untuk agama, bangsa, dan negara
Walaupun dengan gaji yang tidak besar

Guru
Rela mengeluarkan harta, pikiran, jiwa, dan nyawanya
Hanya untuk mengajar memberikan ilmu untuk masyarakat Indonesia

Terima kasih
Wahai guru
Aku akan selalu
Mengukir namamu di dalam hatiku

Puisi Hari Guru 7: Pesan Untuk Guruku

Oleh: Anggita Pebriyanti (SMP Dwijendra Denpasar, Bali)

Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bukti tanpa inkar
Demi negeri agar tidak buyar

Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkrama bak sohib dan tetap beretika

Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus kau berikan

Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibaratkan gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga

Terima kasih...

Puisi Hari Guru 8: Guru

Oleh: Kahlil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru
Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain

Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri
Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri

Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain

Puisi Hari Guru 9: Abdi Yang 'Tak' Diakui

Oleh: Amin al Amin (SMKN 1 Jenangan)

Kisah hanyalah cerita yang membekas meskipun dilalui dengan penuh kasih.
Kasih bukan berarti sekadar memberi untuk meminta, namun itulah mimpi.
Bermimpi akan datangnya cahaya nyata.
Nyata enggan datang walau sejenak dan tetaplah mimpi yang nyata

Guru
Gaungkan asa ilmu
Gema rasa menyatu satu kalbu

Untaian cinta
Ujar kata karya manusia
Udar mimpi tuntut gapai masa nyata
Ruang kelas
Rona kisah tanpa berbekas
Rindu berbalas datang kasih tulus ikhlas

Ukir prasasti
Uraikan cerita tuntun nurani
Ujung perubahan pangkal harapan damai negri

Puisi Hari Guru 10: Pahlawan Tak Berbintang

Oleh: Sultan Ar-Rasyid Adrianto (Sekolah Islam Dian Didaktika)

Tak kenal waktu
Senyum itu selalu terpancar dari wajahmu
Walau kerut kelelahan menggores
Tetapi semangatmu tetap membara

Sosok yang sabar, penyayang
Yang tak kenal menyerah
Menghabiskan separuh hidupmu
Membimbing kami menjadi manusia berjiwa

Kau adalah pahlawanku
Pahlawan yang berjuang tanpa senjata
Pahlawan yang selalu berjuang tanpa putus asa
Mendidik kami menjadi manusia yang berakhlak

Perjuanganmu akan selalu kami kenang
Nasihatmu akan selalu kami ingat
Semangatmu akan menguatkan setiap langkah kami
Di mana pun kami berada

Kaulah pahlawan tak berbintang
Tak meminta penghargaan
Tak meminta pemujaan
Semoga Allah SWT yang mahakuasa selalu melindungimu

Puisi Hari Guru 11: Guruku Nomor Satu

Oleh: Chairil Anwar

Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai

Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar ku tumbuh dan agar sukses

Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!

Puisi Hari Guru 12: Salam Hormat Guruku yang Hebat

Oleh: Naura Athaya Sharif (SMPN 14 Malang)

Guru-guruku yang hebat, apa kabar?
Ya, semoga tetap bersinar dalam mengajar kami para pelajar
Semoga tetap sabar dalam berikhtiar untuk muridmu yang kadang sangar
Teruslah menebar ilmu dan kebaikan agar kami selalu haus belajar

Memang benar adanya, bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Sesungguhnya kau memang pejuang yang mencerdaskan kehidupan bangsa
Kau selalu mendidik kami sebagai generasi bermanfaat tanpa berputus asa
Kami sambut baik prakarsa mu agar kami senantiasa menjadi pembelajar swakarsa

Guru, selipan asmaraloka mu selalu tercurah
Selalu siap menjadikan hari kami begitu cerah
Dimana tiap kenangan itu, kelak menjelma sejarah
Bahwa semua didikanmu akan menjadi anugerah

Salam hormat untuk guru-guruku yang hebat
Jadikan kami pembelajar sepanjang hayat
Selamat Hari Guru Nasional, dari kami yang penuh sayang

Puisi Hari Guru 13: Pesan untuk Guruku

Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari

Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu

Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar

Puisi Hari Guru 14: Guruku Pahlawanku

Oleh: Fathiya Rachma (SMPIT Insantama)

Guruku ....

Semua letihmu begitu tulus
Didikanmu begitu bagus
Kasihmu tak pernah putus
Membersamai kami setiap saat meskipun lelah
Pelukmu lembut, sedia ada setiap saat
Mendoakan kami begitu kuat
Menggenggam kami menaiki tangga kesuksesan, dengan erat
Sebagai penolong di benang kusut yang begitu rumit

Guruku Pahlawanku ....

Kami bangga atas semua perjuangan
Engkaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Berkorban banyak untuk kami
Demi ibu pertiwi

Guruku Pahlawanku ....

Ini tanda terima kasih kami, tapi mungkin ini tidak seberapa
Terlalu jauh untuk menggapai kasihmu yang tanpa tanda batas

Guruku ....

Terima kasih atas pengorbananmu
Terima kasih atas letih yang kau abaikan untuk kami

Terima kasih untuk para pendidikku

Puisi Hari Guru 15: Kau dan Sejarah

Oleh: Asti Puja Madani (SMA Negeri 5 Mandau)

Saat bumi masih mengelilingi matahari
Angin masih berhembus di badan
Roh masih bertempat di raga
Kamis ini yang ku nanti
Menunggu waktu berjalan
Tanpa di sadari hari itu pun tiba

Saat Ki Hajar Dewantara hadir di sejarah
Engkau hadir di dalam jiwa berdarah
RA Kartini menghadirkan hak pendidikan perempuan
Engkau hadir melanjutkan dan bertahan

Saat suhu mempengaruhi laju reaksi
Maka engkau mempengaruhi pendidikan ini
Saat F/A adalah tegangan
Kuharap kita tanpa keregangan

Puisi ini tak seindah milik WS Rendra
Tak setegas milik Chairil Anwar
Tapi, aku tetap berharap kenagan kita
Jangan terlupa dan jangan memudar

Puisi Hari Guru 16: Tombak Keberhasilanku

Oleh: Amanda Nurdhana D

Pena menari di atas kertasku
Menuliskan setiap kata yang kau ucapkan
Memberikan secercah cahaya dalam kegelapan
Menuntunku menuju jalan kesuksesan
Walau letih terlihat di wajahmu tak menghapus semangatmu

Kau selalu mendampingiku menuju cita-citaku
Mengajariku hal-hal baru
Dengan sabar kau membimbingku
Walau sikap nakalku kadang mengganggumu

Sungguh besar pengabdianmu
Untuk mencerdaskan generasi mudamu
Terima kasih kuucapkan untukmu
Guruku
Kau adalah orang tua keduaku

Kan kukenang selalu jasamu
Sekali lagi kuucapkan terima kasih untukmu
Semoga selalu bahagia hidupmu
Kebaikan akan selalu menyertaimu

Puisi Hari Guru 17: Bersamamu, Guruku

Oleh: Yoga Permana Wijaya

Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Ku Menatap, ku memandang, ku melihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.

Puisi Hari Guru 18: Didikan Keras

Oleh: Chairil Anwar

Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikir
Tantangan apa yang akan kau berikan padaku

Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kelemahan yang meragukan diri

Kamu sungguh telah membuka pikiranku
Dengan kebijakan, keras dan ketegasan

Kamu membantuku untuk melihat atas
Menemukan tujuan yang harus kucapai

Kamu mengeluarkanku dari kegalauan
Terima kasihku atas jerih payahmu

Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku
Perhatianmu sangat menyentuh hati dan pikiranku

Aku akan selalu mengingat jeweran mu
Aku berharap semua guru sepertimu

Puisi Hari Guru 19: Sang Pengabdi

Oleh: Zaniza

Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa

Ruang persegi jadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen

Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan

Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti

Puisi Hari Guru 20: Sebatang Kapur

Oleh: Iroh Rohmawati

Deretan deretan bangku tanpa kedua kaki tetap berdiri meski tidak mampu berdiri tegak
Suara lantang terus kau keluarkan sampai mengusir tikus tikus kemalasan di otak kami
Tanpa mengenal lelah kau terus mendidik kami
Meski keringat bercucuran dan gaji tak seberapa dibandingkan gaji para aparatur aparatur negara yang tidak adil

Guru...
Nama yang akan selalu dikenang sepanjang masa
Dengan kelincahan menarikan sebatang kapur di atas papan tulis yang mulai mengantuk
Dan terus mendidik hingga kami mendapatkan arti pentingnya kehidupan




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads