57% Sekolah Rawan Terpapar Lebih dari Satu Bencana, Ini Langkah Mitigasi yang Dilakukan

ADVERTISEMENT

57% Sekolah Rawan Terpapar Lebih dari Satu Bencana, Ini Langkah Mitigasi yang Dilakukan

Cicin Yulianti - detikEdu
Rabu, 24 Apr 2024 10:30 WIB
57% sekolah di Indonesia bisa alami lebih dari satu bencana
57% sekolah di Indonesia bisa alami lebih dari satu bencana. Foto: Youtube Ditjen PAUD Dikdasmen
Jakarta -

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Praptono mengatakan, 57 persen sekolah di Indonesia berpotensi terpapar lebih dari satu bencana alam.

"Dilihat dari peta persebaran geografis satuan pendidikan itu lebih banyak sekolah yang terpapar lebih dari satu ancaman bencana," kata Praptono dalam Webinar Semarak Hari Kesiapsiagaan Bencana yang disiarkan YouTube Ditjen PAUD Dikdasmen, dikutip Rabu (24/4/2024).

"78% Sekolah-sekolah itu memiliki risiko berdampak dengan gempa bumi, kemudian 200 ribu lebih berisiko banjir, gunung api juga tinggi yakni delapan ribu satuan pendidikan," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Praptono menyebut masih ada lebih dari 49 ribu sekolah berisiko terpapar tanah longsor dan 17 ribu sekolah terkena banjir bandang.

ADVERTISEMENT

Bencana-bencana yang menimpa sekolah sejauh ini menurut Praptono membuat banyak layanan sekolah terganggu. Misalnya sarana prasarana sekolah rusak, akses transportasi terputus, hingga munculnya wabah penyakit.

Tercatat, ada 15.358 sekolah yang rusak karena bencana selama 15 tahun terakhir. Adapun jenjang sekolah yang paling banyak terdampak adalah SD (46%), lalu disusul PAUD (27%), SMP (14%), SMA (7%), SMK (4%), SLB (1%), dan NF (1%).

"Dalam 15 tahun terakhir ada lebih dari 15 ribu satuan pendidikan rusak , kemudian kita juga cukup bekerja keras menangani dampak akibat bencana asap sebanyak hampir 50 ribu sekolah," jelasnya.

Langkah Mitigasi Bencana oleh Sekolah

Saproto menyebut setiap sekolah perlu menanamkan budaya sadar bencana kepada siswa. Upaya ini juga telah dimuat dalam Agenda Pembangunan Nasional ke-6 dalam RPJMN 2020-2024.

"Hal yang perlu kita lakukan adalah mengkolaborasikan dengan berbagai kementerian, lembaga termasuk juga mitra pembangunan," tuturnya.

Mitigasi semakin perlu dilakukan mengingat Indonesia juga mempunyai banyak sesar aktif. Terdapat 295 zona sesar aktif dan 13 zona megathrust yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun langkah mitigasi bencana yang perlu mulai dilakukan oleh setiap sekolah antara lain sebagai berikut:

Prabencana

  • Menyediakan fasilitas/sarana prasarana pembelajaran yang aman bencana.
  • Meningkatkan kemampuan manajemen bencana di satuan pendidikan.
  • Melaksanakan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.

Penanganan Situasi Darurat

  • Mengaktifkan pos pendidikan/klaster pendidikan di tempat bencana.
  • Mengkaji dampak dan kebutuhan.
  • Menyusun rencana respon pendidikan dalam situasi darurat.
  • Menetapkan kebijakan pendidikan dalam situasi darurat.
  • Memfasilitasi penyelenggaraan sekolah darurat.
  • Memberikan layanan dukungan psikososial.
  • Memastikan tingkat keamanan dan keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
  • Peningkatan partisipasi multi pihak.

Pemulihan Pascabencana

  • Memfungsikan kembali seluruh sarana dan prasarana pembelajaran (rehabilitasi dan rekonstruksi).
  • Memulihkan proses pembelajaran.
  • Mengejar ketertinggalan capaian hasil belajar peserta didik.
  • Memberikan dukungan psikososial dan/atau pemulihan trauma.



(cyu/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads